Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2011

Patah Hati

Kemarin, dokter itu mematahkan hati dan harapanku. Aku meninggalkannya dengan marah, tanpa sapa perpisahan. Sepanjang perjalanan pendek di dalam angkot, aku memandang lalu lalang kendaraan tanpa emosi apa-apa. Kosong. Aku bahkan tidak mengerti bagaimana membaginya. Termasuk denganmu.

ingin jadi seberuntung kau juga, Yoko

"I was too scared to break away from the Beatles, which I'd been looking to do since we stopped touring. And so I was sort of vaguely looking for somewhere to go but didn't have the nerve to really step out into the boat myself, so I sort of hung around, and when I met Yoko and fell in love, my God, this is different than anything before. This is more than a hit record. It's more than gold. It's more than everything... When I met Yoko is when you meet your first woman, and you leave the guys at the bar, and you don't go play football anymore. Once I found the woman, the boys became of no interest whatsoever, other than they were like old school friends." (John Lennon tentang Yoko Ono) John Lennon dan Yoko Ono, lepas dari segala kontroversinya, ad

Jumat Lagi

Seperti apa akhir pekan yang kauimpikan kali ini? Akhir pekan kali ini adalah akhir pekan biasa buat saya. Saya mau mengawalinya dengan bermain bulutangkis dengan Mr Defender sore ini, lalu pulang dan memasak ayam goreng crispy saos lemon. Lalu, setelah Mr Defender datang untuk mengambil rantangan makan malamnya, saya ingin mandi berendam (di bak yang biasanya dipakai mencuci, mana ada bath tub di kos saya, hehehe) dengan air hangat dan kelopak-kelopak mawar warna-warni yang saya ambil dari puluhan karangan bunga sisa acara kantor. Lalu, saya akan tidur-tiduran sambil membaca komik Perjalanan Ke Barat karya Tsai Chih Chung yang baru saya beli. Sabtu paginya, pagi-pagi sekali setelah subuh saya akan mencuci, lalu menyiapkan sarapan. Jam setengah tujuh pagi main tenis dengan Mr Defender dan teman-teman kuliah saya, lalu mandi dan sarapan bersama Mr Defender, sekalian mampir ke ibu tukang sayur yang hanya saya sambangi di hari Sabtu karena di hari kerja saya belanja di supermar

50

foto oleh Hanung Ketenangan dan kebahagiaan hidup sejati lahir dari cara kita menjalani hidup, dari tujuan yang ingin kita capai dari hidup yang cuma sekali ini. Saya yakin itu. Selain kebahagiaan sejati itu, ada juga kegembiraan-kegembiraan kecil yang mampu melukis senyum di wajah kita setiap hari, menghapus kepenatan hari ini dan membuat kita kembali bersemangat pada tujuan besar kita. Kegembiraan kecil itu bisa berbeda bentuknya untuk setiap orang, tetapi untuk saya adalah: melihat orang makan masakan saya dengan lahap berhasil menduplikasi masakan restoran di dapur sendiri aroma kue yang masih panas matahari terbit di puncak gunung melihat embun menetes dari daun-daun di pagi hari sinar matahari pagi (lagi! saya cinta matahari) melihat foto bunga, hujan, atau matahari dengan efek bokeh mencuci film dan hasilnya bagus membaca komik-komik Adachi Mitsuru menonton film-film HBO di Minggu siang sambil makan cemilan membaca komen-komen di blog, walaupun sedikit t

Cyin, Pertanyaan Lo Gengges Deh!

Kemarin, entah untuk ke berapa ratus kalinya saya mendapat pernyataan (sekali lagi pernyataan bukan pertanyaan) yang sama: "Kamu kok nggak nikah-nikah sih." Saya sih sudah kehilangan selera menjawab. Soalnya, apa pun jawaban saya pasti salah deh. Mereka yang ngajak ngomong itu emang nggak niat pengen diskusi, apalagi perhatian. Niat mereka cuma mencerca dan menyudutkan, itu saja. Jadi mau saya jawab apa pun, selalu di-counter lagi sama dia. Saya sampai hafal kalau saya jawab A, mereka bakal balas B. Misalnya saya jawab, pengen kuliah lagi, pasti mereka balas, apa sih artinya pendidikan tinggi kalau nggak punya keluarga, apa yang mau diharapkan nanti di masa tua, pasti hidupnya hampa. Lalu kalau saya jawab lagi, prioritas hidup orang kan beda-beda, siapa tahu bagi mereka yang karir dan pendidikan tinggi tapi nggak membangun keluarga itu emang nggak pengen berkeluarga, kan? Siapa tahu mereka bahagia hidup sendiri. Tapi kalau saya jawab begini, pasti jadi panjang, dan s

Revolutionary Road

How do you break free without breaking apart? Itu adalah pertanyaan besar sepanjang film ini, yang terus terngiang sampai bertahun-tahun setelah saya menonton film ini. Oke, saya tahu saya selalu menulis tentang film yang sudah bertahun bahkan belasan tahun lalu, tapi tulisan tentang film di blog ini memang bukan sebagai resensi serius, atau setidaknya tulisan yang mencerahkan seperti rekomendasi film-film dari Icha . Semua tulisan tentang film, musik, buku, apa pun di blog ini hanyalah curahan perasaan saya terhadap karya orang lain. Bukan mengomentari karyanya, hanya menceritakan perasaan yang tinggal dalam hati saya setelah menonton, mendengarkan, membaca, melakukan perjalanan, pergi ke suatu tempat, dan seterusnya. Agar kelak bertahun lagi saya masih bisa membacanya. Jadi mungkin yang akan kalian temukan hanyalah tulisan tentang film-film lama, buku-buku yang mungkin tidak populer atau tidak tergolong karya sastra, dan sebagainya (lah kok malah jadi kayak nulis disclaimer ya

dari sudut pandangnya

Sore hari sebelum asar, kabur dari kantor ngemil mi instan untuk snack sore :-P. Ngobrol kesana kemari tentang keuangan keluarga, tentang kami dan orang-orang lain yang punya kewajiban (atau mungkin lebih tepatnya tanggung jawab) untuk berkontribusi kepada keluarga besar secara finansial. Mr Defender : Cah ayu, kadang kan kita bilang beruntung banget mereka yang keluarganya berkecukupan, yang bisa menggunakan seluruh penghasilannya untuk dirinya sendiri tanpa harus terbebani dengan keluarga, nggak harus menyisihkan ini itu, kalau mau liburan, belanja pakai satu bulan gaji juga santai aja, mau investasi dengan seluruh tabungan juga bisa. Saya : Terus? Mr Defender : Sebenarnya justru kita lagi yang beruntung. Kita dikasih jalan sama Tuhan buat membalas kebaikan orangtua yang sampai kapan pun nggak akan bisa kita balas. Yang nggak semua orang beruntung bisa merasakan jalan ini. Saya : ^^