tag:blogger.com,1999:blog-22508607701050846862024-03-14T00:36:26.135+08:00kriwwkriwwhttp://www.blogger.com/profile/17751857421253727776noreply@blogger.comBlogger463125tag:blogger.com,1999:blog-2250860770105084686.post-54465772282628545202020-03-29T11:19:00.001+08:002020-03-29T11:19:28.790+08:00Lekas Sembuh, Bumiku<div style="text-align: justify;">
Ada banyak hal yang memenuhi pikiran setiap orang saat ini, yang sebagian besarnya mungkin ketakutan. Akan virus, akan perekonomian yang terjun bebas, akan harga saham, akan ketidakpastian akankah besok masih punya pekerjaan. Ada banyak kekuatiran, juga harapan. Ada jutaan perasaan yang sebagian besarnya tak bisa diungkapkan.<br />
<br />
Tanpa melupakan bahwa kita tak hanya cukup merasa prihatin namun harus mengulurkan tangan kepada mereka yang membutuhkan, marilah kita mensyukuri apa yang masih kita miliki. Setiap detik kehidupan yang masih diberikan kepada kita, atap untuk berteduh, rumah tempat kita bernaung, makanan, udara yang segar, dan keluarga tercinta yang sehat.<br />
<br />
<br /></div>
kriwwhttp://www.blogger.com/profile/17751857421253727776noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2250860770105084686.post-11361223582886512082020-03-13T10:54:00.000+08:002020-03-13T10:54:07.979+08:00Bertambah Satu Tahun Usiamu, Bahagialah Kamu...<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5R3EaqDK1iEQfcuhjqlpNdknk0GGC03ppMB2SkBeLgMhOWqft-PzXEZ-ySqbPKuKUtBJQHCfVhFoPAVoeg4nAsyAiocRVRvhEayzKsIf9F3-FDH-mEL-P8BUBrxjebDPCmHAEstlMNoLQ/s1600/Pink-Flower-Summer-Quotes-Instagram-Post-Mary-Tyler-Moore-tb-800x0.webp" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="800" data-original-width="800" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5R3EaqDK1iEQfcuhjqlpNdknk0GGC03ppMB2SkBeLgMhOWqft-PzXEZ-ySqbPKuKUtBJQHCfVhFoPAVoeg4nAsyAiocRVRvhEayzKsIf9F3-FDH-mEL-P8BUBrxjebDPCmHAEstlMNoLQ/s320/Pink-Flower-Summer-Quotes-Instagram-Post-Mary-Tyler-Moore-tb-800x0.webp" width="320" /></a></div>
<br />
Sejak usia saya mendekati 30 tahun, menjelang saat berulang tahun selalu menjadi momen untuk menengok target yang selalu rajin saya tulis setiap tahun sejak awal usia 20an. Ingin mencapai ini dan itu, ingin begini begitu. Setiap mau ulang tahun saya juga melihat kembali target jangka panjang saya setiap dekade: before 30, before 40 dan seterusnya.</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Meskipun target before 40 saya baru saya susun tiga tahun lalu menjelang pergantian usia kepala tiga, tahun ini saya menatapnya kembali dan banyak hal di dalamnya yang sudah tidak terlalu relevan. Banyak hal dalam daftar itu yang tidak lagi saya inginkan. Ada beberapa yang ketika itu nampak besar dan penting namun sekarang tidak lagi. Alangkah anehnya hidup, waktu yang tiga tahun saja bisa mengubah sedemikian banyak hal.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hidup memang selalu berubah dan selalu mengalir. Banyak hal yang tidak kita rencanakan dan tidak kita antisipasi. Semesta menyiapkan kejutan di setiap tikungan jalan dan kita hanya bisa menerimanya sebaik mungkin dan bertumbuh bersamanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di detik menjelang ulang tahun angka kembar ini, apakah saya bahagia? Ya, walaupun mungkin wujud kebahagiaan tidak seperti yang saya kira dua puluh, sepuluh atau lima tahun yang lalu. Kebahagiaan tidak datang dari cookie cutter American dream (atau Indonesian dream): punya rumah, kendaraan, pekerjaan yang bagus, pendidikan tinggi, pasangan, anak-anak yang lucu, keluarga sempurna, liburan spektakuler, picture perfect life. Benar, sebagian besar kebahagiaan saya diberikan oleh keluarga kecil saya. Benar bahwa kenyamanan yang disediakan pekerjaan saya memungkinkan saya menikmati kebahagiaan. Tapi ketenangan hati, kejernihan pikiran, perasaan terhubung dengan alam dan orang lainlah yang sesungguhnya memberikan landasan dalam hati untuk menjalani hidup penuh syukur, menyongsong hari-hari dengan semangat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi, apa yang saya inginkan di ulangtahun mendatang? Tidak banyak, atau justru sangat banyak hingga tak terhingga jumlahnya. Ketenangan hati, kebahagiaan yang berlimpah-limpah, rizki yang tak habis dibagi dengan sesama yang membutuhkan, hati yang luas tak terhingga untuk menampung semua cinta, kekuatan untuk menjalani apapun itu yang digariskan hidup. Selamat ulang tahun!</div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
kriwwhttp://www.blogger.com/profile/17751857421253727776noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2250860770105084686.post-10893100767423601652020-02-24T13:42:00.000+08:002020-05-01T14:13:01.225+08:00Kurikulum<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgq9c91HTtf0vqE53tmuLt5RI4zCR_rz7dZMeywVGi_s-68iJrSJ5smNnuYq5tTZ4UW7ioPb2d4XRrWjpaiKhtFom-nFndx1mDVBEGvnGbcsSYGZscv9nqRveNSlS9-FBYiOyuc0Dy_Bnwo/s1600/download+%252888%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="194" data-original-width="259" height="299" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgq9c91HTtf0vqE53tmuLt5RI4zCR_rz7dZMeywVGi_s-68iJrSJ5smNnuYq5tTZ4UW7ioPb2d4XRrWjpaiKhtFom-nFndx1mDVBEGvnGbcsSYGZscv9nqRveNSlS9-FBYiOyuc0Dy_Bnwo/s400/download+%252888%2529.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
Suatu sore, saat saya sedang pusing mengatur jadwal les dan jadwal belajar anak-anak, seorang sahabat lama menyapa lewat pesan singkat. Saya belum sempat membacanya hingga sejam kemudian, karena mengatur jadwal dan kurikulum ekstra anak-anak ini sungguh menguras waktu, energi, dan pikiran. Mengapa? Karena sejak anak masuk sekolah tiba-tiba saya jadi berubah mirip Amy Chua yang ingin anaknya bisa segala hal. Apalagi Mbak Rocker nampak berminat dengan semua kegiatan: main piano, renang, bahasa Inggris dan Mandarin, melukis, taekwondo... Belum lagi hal lain yang tidak dipilihnya namun wajib dilakukan karena dia harus bisa: mengaji, berbahasa Arab dan Jawa, memasak dan berkebun hahaha... semuanya harus dijadwalkan. Kalikan dengan tiga anak, maka habislah waktu ibu mengatur jadwal (serta mengantar jemput). 'Kurikulum' anak-anak memang lumayan padat.<br />
<br />
Kembali ke pesan singkat teman saya tadi. Dia mengirim pesan panjang yang berisi keluh kesah kehidupan rumah tangganya. Saya cukup sering mendapat cerita keluh kesah teman-teman saya soal kehidupan berumah tangga dengan berbagai ragamnya: lika-liku suami, mertua, anak-anak, hingga keuangan dan orang ketiga. Dari yang receh hingga yang harusnya merupakan jatah paroki atau pengadilan agama. Cerita teman saya yang ini, menurut saya adalah yang cukup serius dan tidak bisa diselesaikan dengan doa dan sabar semata. Namun, saya tahu dia tidak akan pernah mau melakukan yang lebih dari curhat pada saya. Mengajak suaminya bicara dengan serius, misalnya. Ya sudah. Peran saya di sini cuma menyediakan telinga dan hati selebarnya. Jika itu bisa meringankan bebannya, ya syukurlah.<br />
<br />
Selalu ada sedikit sesak di dada setiap kali saya membaca atau mendengar cerita darinya. Kata orang, hidup itu adalah proses pembelajaran sepanjang hayat, di mana semua orang punya silabus berbeda sesuai dengan takaran kemampuannya. Namun apa yang dialami sahabat saya, seharusnya adalah jatah belajar untuk waktu yang sedikit lebih lama, bukan kurikulum yang sesuai untuk usia semuda dia. Bahkan kisah rumah tangganya bagi orang lain mungkin tidak akan ada di dalam kurikulum hidupnya. Ah, semesta.<br />
<br />
Entah bagaimana semesta memilah apa yang seharusnya kita pelajari, entah bagaimana dia memilih siapa harus belajar apa dan entah berapa lama. Namun tetap kita bisa memutuskan apakah ingin tetap di kelas atau pergi. Dan kita juga yang punya kuasa untuk berjuang hingga lulus.<br />
<br />
Ah.<br />
<br />
Saya meraih ponsel dan mengetikkan sebaris kalimat sebagaimana saya selalu memulai dengan dia: sahabatku, aku mencintaimu, dan apa pun keputusanmu aku selalu mendukungmu...</div>
kriwwhttp://www.blogger.com/profile/17751857421253727776noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2250860770105084686.post-72085655304753508642020-02-06T17:59:00.000+08:002020-02-06T17:59:01.562+08:00Mau Jadi Apa?<div style="text-align: justify;">
Kembali ke topik yang pastinya membuat mereka yang sudah membaca blog ini sejak lama muntah atau minimal menguap saking bosannya: karir dan <i>passion</i>. Hahaha, muntah, muntah deh. <i>Brace yourself. </i>Sebab ini merupakan salah satu topik pencarian diri yang memang belum berakhir untuk saya (dan mungkin tidak akan berakhir).<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWDE8JvxQusZJT7M6jQjHYMqcOmW_kwmik9_ntQnPQRbisoiapBg917jq5xjvTI2jNYxPIiVtDY2kcuI5KQw3C27YT4qJUwqa_8t1U4tSkG7nHyNqKhGCgvh0S8XuNMuKYcN1W6wwNPndy/s1600/passion-word-wood-block-on-table-for-business-concept_1627-88.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="226" data-original-width="338" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWDE8JvxQusZJT7M6jQjHYMqcOmW_kwmik9_ntQnPQRbisoiapBg917jq5xjvTI2jNYxPIiVtDY2kcuI5KQw3C27YT4qJUwqa_8t1U4tSkG7nHyNqKhGCgvh0S8XuNMuKYcN1W6wwNPndy/s320/passion-word-wood-block-on-table-for-business-concept_1627-88.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
Begini, ya, seperti yang semua orang tahu, saat ini saya tidak berkarir di bidang yang sesuai dengan minat saya. Bahkan, saya sendiri tidak tahu minat saya apa. Apakah saya sudah mencoba pepatah bijak jika tidak bisa mengerjakan yang kamu cintai, cintailah apa yang saat ini kamu kerjakan? Hm, sudah, sejuta kali, dan sebesar apa pun saya berusaha tidak mengeluhkan pekerjaan saya, saya memang tidak bisa bilang saya cinta, apalagi menyatakan ini adalah <i>passion </i>saya. Jangan salah, saya bersyukur atas pekerjaan saya, dan saya menikmati semua yang pekerjaan ini berikan: gaji yang cukup untuk hidup layak, waktu yang longgar untuk menikmati anak-anak saya bertumbuh, fasilitas yang lumayan, tekanan kerja yang tidak terlalu berat. Saya suka semua tentangnya, kecuali pekerjaannya sendiri, hahaha. Ironis, bukan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bekerja sesuai passion adalah kemewahan yang menurut saya hanya sedikit orang yang menikmatinya. Bahkan, menurut beberapa teman saya yang mendeklarasikan diri menjalani pekerjaan impiannya, bahkan pekerjaan impian tetaplah pekerjaan, yang menuntut rasa tanggung jawab dan terkadang juga menimbulkan rasa bosan, tidak jauh beda dari pekerjaan biasa lainnya. Dan ada pula seorang teman yang setelah meninggalkan pekerjaannya (yang sesuai dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman kerjanya bertahun-tahun) untuk sebuah pekerjaan yang sesuai dengan minatnya, akhirnya menemukan bahwa setelah hobinya menjadi pekerjaan, dia menyadari bahwa ternyata <i>she's not excel in her new field (which is her passion). </i>Sedihnya lagi, dia merasa bosan dan tidak menikmati hobinya itu. Mengerikan, ya? Akhirnya teman saya itu meninggalkan pekerjaan impiannya dan kembali ke pekerjaannya sebelumnya, yang sesuai dengan pendidikan dan keahliannya.<br />
<br />
<i>Sometimes, something we love to do isn't something we're excel at. </i>Itulah mengapa mengerjakan pekerjaan impian (sesuai minat) tidaklah semudah itu, bahkan setelah kita menemukan minat kita. Karena berminat belum tentu berbakat, kan? Lalu apa kabar saya yang menemukan minat saja belum? Kapan lagi mau menumbuhkan bakat? Atau saya harus menyerah saja dan menjalani hidup apa adanya, ala kadarnya seperti jutaan orang lainnya?<br />
<br />
Atau mungkin saya harus berhenti mempertanyakan <i>passion</i>, dan melakukan saja hal yang saya suka tanpa harus menjadikannya sumber penghidupan?</div>
kriwwhttp://www.blogger.com/profile/17751857421253727776noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2250860770105084686.post-65259324704991481922020-01-17T10:39:00.000+08:002020-01-17T10:39:09.850+08:00Tahun untuk Berjuang<div style="text-align: justify;">
Saya tidak bermaksud membuat blog ini menjadi kumpulan essay galau, apalagi di awal tahun dan awal dekade yang semestinya disambut dengan penuh semangat. Tapi mungkin tahun ini memang saya mengalami krisis usia 30-an. Mungkin juga usia 30 adalah usia mendewasa yang sebenarnya sehingga banyak hal yang mendadak tersangkut di pikiran. Dan mungkin juga tahun ini memang dibuka dengan berbagai duka yang belum selesai dari tahun lalu.</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Seorang kerabat dekat yang sangat saya sayangi divonis dengan penyakit yang cukup serius tahun lalu, dan tahun ini kami semua berjuang untuk kesembuhannya. Sangat sulit untuk tetap berpikiran positif di saat ketidakpastian yang mencekam ada di depan mata. Selain satu hal ini, ada beberapa hal lain dalam hidup kami yang sedang tidak beres, seakan semesta kami mulai runtuh sedikit-sedikit, dan jiwa saya lumat perlahan-lahan di dalam pusaran masalah yang tak henti.</div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Saya berkali-kali mencoba mengingatkan diri bahwa saya harus tetap berusaha untuk tidak tenggelam (itulah inti hidup ini kan?). Dan untuk tak lupa menikmati segala hal yang masih saya miliki, kebersamaan yang masih bisa dirasakan. Tentunya saya berkali-kali mengafirmasi diri bahwa semua akan baik saja pada akhirnya, dan saya harus jadi kuat untuk orang-orang tersayang saya. Saya tidak mau tampak rapuh, tapi bagaimana bisa saat dunia terasa mau runtuh? Bagaimana bisa saya tampak kuat saat salah satu sandaran hidup saya terancam hilang?</div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Saya takut, sangat takut. Dan kali ini duka ini sulit untuk saya bagi bahkan dengan sahabat terdekat saya, Mr Defender. Sebenarnya saya juga segan membagi beban ini di tulisan terbuka seperti ini, tetapi biarlah saya berproses untuk mencerna ini semua. Saat ini saya hanya bisa memeluk orang-orang tercinta dengan seeratnya dan menikmati setiap detik yang masih diberikan untuk kami semua bersama. Jujur saja masa depan sering terasa kabur dan menakutkan, namun hanya dengan keberanian menapakinyalah kita akan bertumbuh (atau setidaknya saya berharap demikian). Pada akhirnya alam akan menemukan caranya sendiri menyeimbangkan segalanya, dan (mudah-mudahan) menyelesaikan persoalan kita, mengangkat kesulitan kita satu per satu. Amin.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGf5rzV0c7wKFB8aPnYvWyeRPcvcm4uPNicAaGWahRDSGpxirzcpR7DsKjevqNjl1hTqSDaaOUC7ynHMyaM2Fuc8qs8Oun5Rm7F97Q2R7XeZx32o6M2NgWCi-1daz_QH4o0CnXnj_2eNlP/s1600/images.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="407" data-original-width="500" height="260" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGf5rzV0c7wKFB8aPnYvWyeRPcvcm4uPNicAaGWahRDSGpxirzcpR7DsKjevqNjl1hTqSDaaOUC7ynHMyaM2Fuc8qs8Oun5Rm7F97Q2R7XeZx32o6M2NgWCi-1daz_QH4o0CnXnj_2eNlP/s320/images.jpeg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
kriwwhttp://www.blogger.com/profile/17751857421253727776noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2250860770105084686.post-62712701314059675272020-01-02T10:24:00.000+08:002020-01-02T10:24:10.000+08:00Yang Baru di Tahun BaruBertambah tahun, bertambah apa?<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwyxrS-1bAtelYjFYJuqDgZa5ms5LYDNR4vCkmIifPeYwDknMzTArC5BtLuEThvhk6AfJVNw59VU5WUC5Q108WeRptSgMZBO6K73yRTJLQ4eMUgwcMiY0iFvu42gAjcJEWKOR_lT8A_Sl8/s1600/new-year-street-tree-Favim.com-349795.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="334" data-original-width="500" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwyxrS-1bAtelYjFYJuqDgZa5ms5LYDNR4vCkmIifPeYwDknMzTArC5BtLuEThvhk6AfJVNw59VU5WUC5Q108WeRptSgMZBO6K73yRTJLQ4eMUgwcMiY0iFvu42gAjcJEWKOR_lT8A_Sl8/s400/new-year-street-tree-Favim.com-349795.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah menulis posting panjang yang lumayan membuat depresi di penghujung tahun, saatnya menyingkirkan semua perasaan yang buruk di tahun lalu, menyimpan semua yang manis-manis dan melihat ke depan. Walaupun, seperti yang pernah saya tulis sebelumnya, saat ini 'ke depan' terasa sangat samar. Mau ke mana? Mau apa? Mau jadi apa?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tahun 2020 mungkin akan menjadi tahun di mana kegalauan saya memuncak tentang arah kehidupan, hahaha. Saya punya hampir segalanya, <i>numbers speaking</i>. Bukan yang uangnya tak berseri juga sih, tapi cukup untuk hidup nyaman setelah bertahun-tahun menabung dan menunda banyak keinginan yang akan menghamburkan uang. Punya tabungan yang cukup untuk kuliah anak-anak di tempat yang saya mau (kalaupun nambah, ya seharusnya tidak banyak-banyak amat). Intinya, <i>we are financially secure, at least according to my own targets</i>. Tentunya di samping itu, banyak juga target hidup saya yang gagal dengan spektakuler, namun itu cerita untuk lain kali.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Anehnya, berada di posisi aman secara finansial untuk pertama kalinya ternyata tidak memberikan saya ketenangan hidup seperti yang saya kira sebelumnya. Merasa puas akan apa yang dicapai, iya, tapi tenang? <i>As in content, peaceful? Not really</i>. Yang ada saya merasa sedikit bingung karena tidak tahu selanjutnya mau mengejar apa. Dulu selalu ada nominal yang jadi tujuan, selalu ada cicilan untuk dilunasi atau aset yang ingin dibeli. Sekarang untuk pertama kali dalam hidup dewasa saya, saya tidak punya materi untuk dikejar. Dan saya menjadi kurang semangat. Sebab saya bukan tipe orang yang selalu ingin lebih, lebih, lebih <i>just for the sake of having more. I always need a goal. </i>Seperti misalkan mau nabung sekian untuk beli X. Mau ngumpulin sekian buat liburan ke B. Saya tidak bisa mengumpulkan uang membabi buta hanya supaya punya lebih banyak uang. <i>It seems so numb, and maybe because it is.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
Tentu saja masih banyak area dalam hidup yang bisa ditingkatkan selain soal uang semata. Misalkan lebih aktif menjadi relawan, belajar sesuatu yang baru, atau target yang selalu ada setiap tahun (dan selalu gagal): menjadi langsing dan fit kembali seperti masa gadis dulu supaya bisa mendaki Seven Summits. Tapi kenyataannya, well, target-target seperti di atas sangat kuantitatif dan susah diukur (bahkan mungkin mustahil dicapai) sehingga selama ini selalu saya samarkan dengan target lain yang dapat diukur dengan angka. Misalnya, uang. Mungkin karena itulah saya selalu fokus menabung, dibanding memenuhi hal-hal lain yang juga bisa memperkaya hidup. Mungkin karena saya merasa putus asa dalam hal lain lalu mengalihkan energi saya untuk hal yang di atas kertas bisa saya capai. Entahlah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi kembali ke baris pertama, bertambah tahun, (mau) bertambah apa? Embuh.</div>
kriwwhttp://www.blogger.com/profile/17751857421253727776noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2250860770105084686.post-76457188930645427012019-12-23T18:53:00.000+08:002019-12-29T06:54:44.552+08:00Di Mana Kita Saat Ini?<div style="text-align: justify;">
Saatnya untuk refleksi akhir tahun. Atau tidak?<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7H0px6AOhYvpuI9LlAcla_v_Xlw73iJNG3_9TkeIcKQ_ZPqKLyL2vfVie4PZOvtYrEBjeLBTqYUwoFhwsXUAsCq1x-LwRzbyb8XWsjtqkRIkElG0OemMZihCWGM0dCN_z1vOUarjihSMv/s1600/Cherry-Surprise-Cookies_EXPS_HCCBZ19_19253_E05_23_10b-696x696.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="696" data-original-width="696" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7H0px6AOhYvpuI9LlAcla_v_Xlw73iJNG3_9TkeIcKQ_ZPqKLyL2vfVie4PZOvtYrEBjeLBTqYUwoFhwsXUAsCq1x-LwRzbyb8XWsjtqkRIkElG0OemMZihCWGM0dCN_z1vOUarjihSMv/s320/Cherry-Surprise-Cookies_EXPS_HCCBZ19_19253_E05_23_10b-696x696.jpg" width="320" /></a></div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Satu tahun lagi akan berlalu, dan penghujung tahun ini akan menjadi penutup satu dekade sekaligus membuka satu dekade baru lagi. Dan tahun baru pun tiba. Juga dekade baru, tahun anggaran baru, semester sekolah baru, dan semua yang baru.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setiap akhir tahun, setelah pekerjaan kantor selesai dan orang-orang cuti, menjelang pulang kampung untuk merayakan natal, saya selalu beres-beres. Beres-beres rumah, meja belajar anak-anak, menyortir kertas-kertas tagihan dan dokumen tahun lalu serta membuang yang tidak perlu. Membuka ulang lemari anak-anak dan memilah pakaian yang sudah rusak atau kekecilan. Menyimpan baju kekecilan yang masih bagus dan membuang yang sudah tak tertolong. Mendaftar apa yang perlu dibeli dan diselesaikan sebelum kami pulang kampung untuk merayakan natal bersama keluarga Mr Defender.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di kantor saya juga beberes file-file lama, menghancurkan dokumen fisik yang tidak terpakai dan menghapus fike komputer yang tidak diperlukan. Mendefrag komputer dan merapikan meja supaya tidak terlalu berantakan ketika nanti masuk kantor kembali. Tak lupa mengurus kebutuhan sekolah anak-anak sebelum terima rapor semesteran: membayar SPP Desember dan memastikan tidak ada tunggakan, membeli buku Mbak Rocker untuk semester depan, menyampul buku tulis, membersihkan meja belajar. Menyortir prakarya Si Racun Api dan menyimpan satu dua untuk token lalu diam-diam memusnahkan sisanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Biasanya sambil beberes secara fisik, saya juga akan 'beberes pikiran'. Normal kan, karena bagi saya beres-beres itu sangat zen, bahkan salah satu cara saya menjernihkan pikiran saat lagi butek. Kali ini juga tak terkecuali, seperti biasanya saya jadi kepikiran macam-macam hal saat beberes besar-besaran. Mulai dari review target-target kehidupan tahun ini dan rencana ke depannya, sampai hal-hal random seperti oh baru ingat harus menjahit bahan kebaya yang sudah berapa lama di lemari.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Target yang setiap tahun tidak tercapai tentu saja menurunkan berat badan, hahaha. Mungkin dari awal targetnya sudah tidak realistis ya, jadi sudahlah. Yang penting sehat dan hasil MCU bagus. Target keuangan alhamdulillah tercapai, dan semua rencana-rencana yang mau dilakukan di tahun 2019 sebagian besar sudah tercapai.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lalu? Entah kenapa saya malah merasa sedikit kosong di akhir tahun ini. Banyak perubahan terjadi di tahun ini: sepupu saya meninggal, adik saya menikah dan akan menjadi seorang ibu sebentar lagi, Mr Defender kehilangan beberapa anggota keluarga besar (mungkin itu sebabnya sedikit berat untuk pulang kampung natal ini) dan banyak perubahan lain yang tidak bisa diceritakan... semuanya terasa sekali saat akan memulai tahun yang baru ini. Sebagian diri saya ingin suasana liburan, natal dan pulang kampung ini lekas berlalu dan tahun baru dimulai kembali seperti kanvas kosong. Namun dalam hati saya tahu bahwa momen ini harus saya nikmati dan hadapi sebaik mungkin sebab setiap detik yang berlalu tidak akan pernah kembali. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian, saat memandang setahun ke belakang (dan tahun-tahun ke belakang), saya bertanya kembali, di mana kita sekarang? Dan mau ke mana? Sesungguhnya tahun ini saya merasa cukup tersesat karena tiba-tiba semua tujuan yang saya pasang untuk before 40 saya terasa meragukan. Banyak hal yang berubah dan seringkali saya merasa bimbang menakar prioritas. Yang mana yang mau dikejar dan yang mana yang harus dikorbankan (atau dikesampingkan) untuk saat ini. Saya tidak lagi tahu pasti apa tujuan hidup saya setahun ke depan, lima sepuluh tahun ke depan. Apa yang mau dicapai? Atau sudah puas dengan apa yang ada dan dimiliki saat ini?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Wah, akhir tahun malah galau ya? Mau bagaimana lagi saya memang segala sesuatunya terlalu dipikir, hahaha. Padahal target tercapai aja masih aja galau. Namanya juga manusia kan. Seringnya mempertanyakan masa lalu dan masa depan sampai tersesat di momen saat ini. Tapi kan tidak ada salahnya menakar diri. Di mana kita berada? Dan apakah ini tempat kita ingin berada?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
kriwwhttp://www.blogger.com/profile/17751857421253727776noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2250860770105084686.post-5091783940348478502019-12-11T17:01:00.004+08:002019-12-11T17:01:59.375+08:00Autopilot<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_pbbd43edGp7Ub6YgfenVdrMlrZT01tMGb_mHwBQUgEGI1umigQjShrj5eB8kkDPLqf_dY6L_-IqZjiTvJawpGqHnwi_WAN8CpgXqXck5EvSQGbnuJckqxBZRHdrJBRNkNjVYq4yr_j4X/s1600/pxtnmmi7mfh31.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_pbbd43edGp7Ub6YgfenVdrMlrZT01tMGb_mHwBQUgEGI1umigQjShrj5eB8kkDPLqf_dY6L_-IqZjiTvJawpGqHnwi_WAN8CpgXqXck5EvSQGbnuJckqxBZRHdrJBRNkNjVYq4yr_j4X/s400/pxtnmmi7mfh31.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimCKvXI9Dznrcun3dqcK8Acs6hKDrbDazY-N-R42QYNRISqjO37emgBg4S7rJYIWYbnTcqczPX0OhZB4enMvb0X5XqmAkBkzzGMY9YMy1vSA55XclqIdEl2j1qNWB8V5qH6JTIF674q2Gc/s1600/img_0440.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="394" data-original-width="700" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimCKvXI9Dznrcun3dqcK8Acs6hKDrbDazY-N-R42QYNRISqjO37emgBg4S7rJYIWYbnTcqczPX0OhZB4enMvb0X5XqmAkBkzzGMY9YMy1vSA55XclqIdEl2j1qNWB8V5qH6JTIF674q2Gc/s400/img_0440.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBuohfvNDylJ-YZRpudHw6hq49IJhxCbPaDpoZkoTdlJijPsFppOo926tKiQQ0q10h-R8oT55S9oRfGmwI3Op9z2maVz9QICdMhA5E-Pvd9DlT7gnyDjm7NGc-xr7JiWQXZ3FMu87E-xqa/s1600/images+%252898%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="183" data-original-width="275" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBuohfvNDylJ-YZRpudHw6hq49IJhxCbPaDpoZkoTdlJijPsFppOo926tKiQQ0q10h-R8oT55S9oRfGmwI3Op9z2maVz9QICdMhA5E-Pvd9DlT7gnyDjm7NGc-xr7JiWQXZ3FMu87E-xqa/s400/images+%252898%2529.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kadangkala hidup sebagai ibu terasa berjalan dalam mode autopilot. Bangun pagi dengan alarm lagu pembuka Tiger and Pooh (saya menyalakan TV saat bangun tengah malam, setiap malam, menonton Disney Junior sampai ketiduran dan akan bangun jam lima pagi saat Tiger and Pooh tayang, setiap hari tanpa kecuali), berguling di kasur beberapa saat untuk kemudian setengah sadar menyalakan mesin cuci dan memilah baju-baju kotor sesuai warna. Sambil menunggu cucian selesai saya akan mencuci beras lalu memasak nasi, mengecek kulkas dan meja makan lalu menyiapkan sarapan dan bekal sekolah anak-anak berdasarkan apa yang tersisa di sana. Menyusun piring dan gelas cucian tadi malam ke tempatnya. Menjemur cucian saat mesin cuci berbunyi tut tut. Mandi pagi. Menyiapkan baju sekolah anak-anak. Lalu membangunkan semua orang untuk mandi dan siap-siap. Lima belas menit kemudian semua siap keluar dari rumah, ke tempat tujuan masing-masing...</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
... di mana saya masih berlanjut dengan mode autopilot. Mengerjakan satu dua sisa pekerjaan kemarin yang sengaja tidak saya selesaikan. Minum teh. Makan sarapan dengan tergesa sambil mengecek ponsel siapa tahu ada pengumuman di grup sekolah anak-anak. Mengerjakan sedikit ini dan sedikit itu... lalu ijin keluar saat tiba waktunya menjemput anak-anak. Mengantar mereka pulang ganti baju dan makan lalu mengantar lagi ke aneka les tujuan. Kembali ke kantor mengerjakan sisa pekerjaan sambil juga berusaha menyelesaikan berbagai pekerjaan orangtua yang tertunda: transfer uang sekolah, memesan bahan prakarya di online shop, bertukar pesan dengan guru tentang jadwal ulangan. Mampir ke swalayan atau pasar sebelum pulang, membeli bahan makan malam.</div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Dan autopilot akan berjalan lagi saat saya pulang ke rumah. Mengajak main si kecil, membantu anak-anak mengerjakan pe-er. Sambil memasak meneriaki anak-anak yang selalu saling berebut mainan. Lalu memastikan mereka mandi dan berganti piyama, makan malam lalu tidur. Mengecek tas sekolah mereka. Membereskan satu dua mainan yang tercecer. Menyapu dan mengepel lantai yang lengket karena eskrim tumpah. Mengecek kamar anak-anak memastikan suhu tidak terlalu dingin dan mematikan lampu. Lalu berbaring dan menonton Disney Junior sampai tertidur.</div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Begitu seterusnya.</div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Ada saat-saat di antara mode autopilot itu di mana merasa tersesat, merasa apakah saya melakukan hal yang benar, merasa bersalah karena sebagian besarnya saya hanya merasa letih, bukan bersyukur dan berbahagia atas keluarga yang saya miliki, anak-anak yang pintar, sehat, dan lucu. Merasa bersalah karena tidak seharusnya saya mengeluh lelah, bukankah seharusnya ini lelah yang nikmat? Tapi saya memang lelah, dan kadang ingin hari lekas berakhir, anak-anak lekas besar dan saya tidak harus bangun seperti zombie setiap hari.</div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Saya tahu saat hari itu tiba saya akan merindukan masa-masa letih ini lagi. Tetapi sulit untuk mengingat itu setiap hari saat saya dalam mode autopilot.</div>
</div>
kriwwhttp://www.blogger.com/profile/17751857421253727776noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2250860770105084686.post-58161486707847700862019-11-29T09:34:00.000+08:002019-11-29T17:42:28.974+08:00Tunggulah<div class="M1CzJc PZPZlf MtKf9c" data-lyricid="Musixmatch63353064" jsname="rdVbIe" style="background-color: white; color: #222222; margin-top: 12px;">
<div jsname="U8S5sf" style="line-height: 1.57; margin-bottom: 12px;">
<div style="text-align: right;">
<span jsname="YS01Ge" style="font-family: inherit;"><i>hari itu ku mengingat hari ini</i></span></div>
<div style="text-align: right;">
<span jsname="YS01Ge" style="font-family: inherit;"><i>saat tebak yakinku ini pasti terjadi</i></span></div>
<div style="text-align: right;">
<span jsname="YS01Ge" style="font-family: inherit;"><i>hari di mana tanah langit juga samudra kabut pagi menyaksikanku</i></span></div>
<div style="text-align: right;">
<span jsname="YS01Ge" style="font-family: inherit;"><i>merekalah saksi menyaksikanku mati</i></span></div>
</div>
<div jsname="U8S5sf" style="line-height: 1.57; margin-bottom: 12px;">
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: inherit;">(Akulah Ibumu, FSTVLST)</span></div>
</div>
<div jsname="U8S5sf" style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.57; margin-bottom: 12px;">
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa hari yang lalu dunia, khususnya para penggemar KPop dikagetkan dengan meninggalnya Goo Hara, setelah selang sebulan sebelumnya Choi Jinri atau Sulli juga mengakhiri hidupnya. Banyaknya kasus bunuh diri di kalangan KPop Idol memang membuat kabar seperti ini seakan hanya <i>another suicide on the news</i>, tetapi mereka yang merasa dekat dengan idolanya pasti akan terguncang, seperti para penggemar musik pop 80-an merasa sedih saat Michael Jackson meninggal.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bagi saya yang bukan penikmat KPop, berita ini juga menyisakan selarik perih lebih karena penyebab meninggalnya Goo Hara (dan Sulli dan banyak KPop idols lainnya). Ditinggalkan seseorang karena bunuh diri berbeda dengan ditinggalkan karena usia tua, sakit, bahkan kecelakaan mendadak. <i>You just can't easily recover from the experience. Maybe you could never.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya memiliki beberapa anggota keluarga besar yang meninggal karena bunuh diri. Salah satunya yang terakhir, seorang sepupu yang cukup dekat dengan saya, yang meninggal di awal tahun ini. Duka kematian sepupu saya ini sangat mendalam khususnya bagi kedua orangtuanya dan juga bagi ibu saya yang mengasuhnya selama sepuluh tahun ketika kecil.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya rasa, ibu saya dan pakde bude saya tak henti bertanya, mengapa. Memang hidup sepupu saya jauh dari kata baik-baik saja. Pernikahannya gagal. Dan seminggu sebelumnya, ia baru saja ditinggalkan anak bungsunya yang meninggal karena kanker darah. Tetapi, mengapa? Tidakkah kami, keluarganya, juga anak sulungnya memberinya cukup alasan hidup? Mengapa memilih pergi?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: right;">
<span jsname="YS01Ge"><i>beratnya kabut itu seberat rinduku</i></span></div>
<div style="text-align: right;">
<span jsname="YS01Ge"><i>di dinginnya pagi itu ku panggil lagi kau </i></span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Cukup aneh namun, bahwa di antara keluarga besar tidak ada yang benar-benar marah atau menyalahkannya. Tidak ada yang berfatwa bahwa sepupu saya akan masuk neraka karena mendahului kuasa Tuhan. Tidak ada juga yang bilang bahwa dia kurang mensyukuri hidup, bahwa banyak orang yang hidupnya lebih berat namun tetap bertahan. Tidak ada yang menuduhnya lemah karena tidak mau bertahan demi anaknya yang lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak ada, dan itu sesungguhnya cukup langka terjadi, di mana pelaku (atau korban?) bunuh diri tidak dihakimi. Kami semua seakan maklum bahwa dia memang memilih pergi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: right;">
<span jsname="YS01Ge"><i>jika saja menjadi tiada adalah satu satunya cara</i></span></div>
<div style="text-align: right;">
<span jsname="YS01Ge"><i>menggapai sadarnya meraih harapnya</i></span></div>
<div style="text-align: right;">
<span jsname="YS01Ge"><i>mengelus tangisnya dan sesalnya</i></span></div>
<div style="text-align: right;">
<span jsname="YS01Ge"><i>saat ku tiada jadilah ku ada</i></span></div>
<div style="text-align: right;">
<span jsname="YS01Ge"><i>di dalam kejamnya samudra</i></span></div>
<div style="text-align: right;">
<span jsname="YS01Ge"><i>debu tanah langit luas megah kabut pagi</i></span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bukan berarti kami tidak sedih. Bukan juga berarti kami tidak menyalahkan siapa pun. Sebagian besarnya, kami menyalahkan diri sendiri. Menyalahkan diri kenapa tidak ada di sana untuk menyelamatkannya. Menyalahkan diri karena tidak cukup hadir di saat-saat paling rapuhnya. Tidak menawarkan bantuan dan kebersamaan. Bertanya-tanya apakah keadaan bisa berbeda seandainya kami lebih memperhatikannya, lebih meluangkan waktu untuknya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya yakin ibu saya akan menyesali dirinya untuk waktu yang cukup lama. Ibu saya bahkan bilang, alhamdulillah mbah sudah pada nggak ada, jika masih ada alangkah sedihnya mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Iya, biarlah cukup kita yang masih ada di dunia yang menanggung sedih.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Cukup lama saya ingin menuliskan proses berduka ini, untuk menormalisasi perasaan ini agar tidak terlalu menyakitkan, tapi selalu tidak bisa. Mungkin memang tidak akan ada yang normal dari peristiwa ini. Mungkin selamanya kekagetan dan kesedihan ini tidak akan terlupakan, bahkan meskipun kita mencoba ikhlas. Dan hati saya juga mungkin tak akan pernah berhenti bertanya. Mengapa tidak pernah mengatakan apa pun? Mengapa tidak minta tolong? Mengapa tidak sekedar berpamitan? Mengapa memutuskan tanpa berkata-kata atau menuliskan pesan perpisahan? </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi bisakah saya menyalahkan sepupu saya untuk keputusan yang diambilnya? Dan jika pun saya punya kesempatan, apa iya saya bisa mencegahnya untuk bunuh diri? Banyak orang bilang bunuh diri itu tindakan pengecut. Apa iya? Memutuskan untuk mengakhiri hidup sementara dia tidak tahu apa yang menunggunya di alam sana, apakah iya itu pengecut? Saya rasa butuh keberanian besar untuk memutuskan mati, khususnya jika kamu dibesarkan dalam konsep yang meyakini bahwa mereka yang bunuh diri akan masuk neraka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: right;">
<span jsname="YS01Ge"><i>jejak kakiku belum sampai yang tertuju </i></span></div>
<div style="text-align: right;">
<span jsname="YS01Ge"><i>gemilang sejarahku hanyalah menara debu</i></span></div>
<div style="text-align: right;">
<span jsname="YS01Ge"><i>tanah indah yang kau tuju menyambut pijakmu</i></span></div>
<div style="text-align: right;">
<span jsname="YS01Ge"><i>batu panjang capaimu bertuliskan namamu</i></span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jika sepupu saya (dan mereka yang memutuskan bunuh diri) percaya bahwa ia akan masuk neraka, tapi tetap memutuskan bunuh diri, bisakah terbayangkan seperti apa hidupnya? Mungkin lebih mengerikan dari neraka. Seperti apa itu, saya tidak bisa membayangkannya. Saya selalu berharap punya waktu dan kesempatan untuk mencegah sepupu saya, tapi andaikan waktu betul bisa diputar kembali, apa yang akan saya katakan? Saya sering memutar percakapan imajiner dengannya, apa yang akan saya ucapkan dan bagaimana ia akan meresponnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hidup ini indah? <i>Are you kidding me, cousin? Maybe your life is, but mine is sure not.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
Masih banyak hal yang bisa disyukuri dalam hidup ini. <i>Really? What exactly I should be thankful for? My marriage? My child? My dead child, mind you? My career, or should I say lack thereof? My broken family? My non existing friend? What?</i></div>
<div style="text-align: justify;">
Banyak orang yang menyayangimu. <i>But my wife doesn't.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi kami menyayangimu... <i>Don't lie! I know you always think I am embarassing this family.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
Kami menyayangimu. <i>Even God doesn't love me. Otherwise He won't take so much from me. Just let me go, won't you?</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan terus dan terus. Bagaimana pun saya memainkan adegan itu, sepupu saya akan tetap pada keputusannya. Dan saya merasa letih serta putus asa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="xpdxpnd" data-mh="126" data-mhc="1" jsname="U8S5sf">
<div style="text-align: right;">
<span jsname="YS01Ge"><i>ku pilih tiada tuk menjadi ada</i></span></div>
<div style="text-align: right;">
<span jsname="YS01Ge"><i>ku pilih binasa tuk jadi niscaya</i></span></div>
</div>
<div class="xpdxpnd" data-mh="42" data-mhc="1" jsname="U8S5sf">
<div style="text-align: right;">
<span jsname="YS01Ge"><i>hari itu kan jadi saksi</i></span></div>
<div style="text-align: right;">
<span jsname="YS01Ge"><i>matimu dan aku kan hidup kembali</i></span></div>
</div>
<div class="xpdxpnd" data-mh="42" data-mhc="1" jsname="U8S5sf">
<span jsname="YS01Ge"><br /></span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
Hei, F, seandainya saja bisa kuulang waktu... Mungkin akan kukatakan, tunggu. Tunggulah, sampai si sulung bisa mengendarai sepeda roda dua. Tunggulah, sampai Iwan Fals mengeluarkan satu album lagi. Tunggulah sampai pohon jambu di depan rumah masa kecil kita berbuah lagi. Tunggulah, sampai ulang tahun anakku yang mungkin bisa kita rayakan bersama keluarga. Tunggulah sampai aku bisa memasak gudeg yang sempurna untuk kita semua mencicipinya. Tunggulah hingga pernikahan adikku. Tunggulah hingga komik Detective Conan tamat dan kita tahu siapa pimpinan kelompok jubah hitam.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgdlpC63z_hqV_YJCEWFkcRjg7sn3aNsS35LfkzNGXbSEVsNTfRTB0_eZL9xisVVP8gkSgskvswyqIcsO7s_YHrcoWeRsycnRbQ01qe3OLs-2TxMVVqzno6sVmJD4iv67_KZBhT1xXYQEt/s1600/suicide-prevention-quotes-inspiration.png.ddb95e5881d6a2e8a606e83525c15644.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="750" height="212" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgdlpC63z_hqV_YJCEWFkcRjg7sn3aNsS35LfkzNGXbSEVsNTfRTB0_eZL9xisVVP8gkSgskvswyqIcsO7s_YHrcoWeRsycnRbQ01qe3OLs-2TxMVVqzno6sVmJD4iv67_KZBhT1xXYQEt/s400/suicide-prevention-quotes-inspiration.png.ddb95e5881d6a2e8a606e83525c15644.png" width="400" /></a></div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tunggulah. Hingga Tuhan menunjukkan cara membuatmu merasa bahwa Dia juga mencintaimu. Lalu mungkin kau tak perlu pergi.</div>
kriwwhttp://www.blogger.com/profile/17751857421253727776noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2250860770105084686.post-19299827077884769742019-11-22T23:17:00.001+08:002019-11-22T23:17:57.256+08:00Snowflakes<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-pVv_-WZnvlFj1BdJB3hc5HaAi6fO2c0vaDEaMrtl5vfKdLaOXgunQpVQOwmhAIqdcgZNtR3mGJe_MWU-ORL0R5tf58tnN79WX9YxDfYdZO_WfsvpfvfSM0uTTPnyOrHbj5NUxnsSx22E/s1600/stfrancisquote.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="770" data-original-width="770" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-pVv_-WZnvlFj1BdJB3hc5HaAi6fO2c0vaDEaMrtl5vfKdLaOXgunQpVQOwmhAIqdcgZNtR3mGJe_MWU-ORL0R5tf58tnN79WX9YxDfYdZO_WfsvpfvfSM0uTTPnyOrHbj5NUxnsSx22E/s320/stfrancisquote.png" width="320"></a></div>
<i><br></i><i>Are you raising snowflakes? </i></div><div style="text-align: justify;"><i><br></i></div><div style="text-align: justify;"><i>Snowflakes kids, millenial snowflakes</i>... keluhan yang sering kita dengar sekarang ini tentang generasi muda zaman sekarang. Banyak teman saya yang sering mengeluhkan anak-anak <i>fresh graduate</i> di kantor mereka yang mirip-mirip sindiran Kaka dan Bimbim di Mars Slankers: tahu sedikit ngakunya sudah paham, kerja sedikit maunya kelihatan. Belum lagi kabarnya mereka mudah sekali terluka harga dirinya jika hasil kerja atau karyanya kurang dihargai, tidak bisa menerima masukan, dan menganggap semua kritikan profesional secara pribadi alias baperan. Intinya, they are snowflakes, mudah ambyar.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Tentu saja tidak semua millenial begitu ya. Tetapi yang namanya stereotip juga tidak muncul dengan sendirinya. Mungkin inilah saatnya introspeksi diri, mengapa generasi muda sekarang disebut snowflakes? Dan bagaimana kita sendiri sebagai orangtua? Apakah juga akan membesarkan snowflakes lainnya?</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Sebagian besar dari generasi saya saat ini, dan juga generasi yang menjadi orangtua para snowflakes ini, umumnya dibesarkan oleh orang tua yang kompetitif dan otoriter. Yang menganggap anak selamanya adalah anak, yang harus memenuhi ekspektasi orangtua, yang dituntut berprestasi dalam banyak hal, tumbuh dengan berbagai aturan dan kekakuan, serta dalam perbandingan dan target ini itu.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Kebanyakan dari kita, ketika tumbuh mendewasa, berjanji untuk tidak akan mengulangi pola asuh orangtua kita. Semua orangtua tentu ingin yang terbaik untuk anaknya. Mereka yang dulu lelah dituntut berprestasi akademis dan selalu dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya mungkin akan menyisakan sedikit luka dalam hati, dan berjanji untuk selalu mengapresiasi (baca: memuji setinggi langit) apapun pencapaian anaknya dan menghiburnya saat dia kecewa (mungkin diam-diam memberikan hadiah hiburan saat si anak gagal membawa pulang piala juara). Mereka yang muak dipaksa melakukan hal yang bukan minatnya akan berjanji menebus masa lalu dengan membiarkan anaknya kelak melakukan apapun yang mereka kira mereka suka, seabsurd apapun itu.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Seakan-akan kita ingin kembali ke masa lalu dan mengubahnya menjadi lebih baik melalui perantaraan anak-anak kita. Dan tentu saja itu sama tidak sehatnya dengan orangtua kita yang mencekoki kita bermacam les karena dulu orangtua mereka tidak punya sumberdaya untuk memberikan mereka semua les yanh mereka yakin akan berguna itu.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Begitulah, semua orang punya rindu dendamnya sendiri. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Dan dendam masa kecil kita mungkin akan atau telah menghasilkan some snowflakes yang merasa diri unik dan spesial. Special snowflakes. Bukannya merasa spesial itu salah ya, we are all a someone but anyone is someone too. Kita tidak se-spesial itu, sungguh. Oleh karenanya wajar kalau kita gagal, kalah, tidak menjadi yang terbaik. It's completely okay.</div>
kriwwhttp://www.blogger.com/profile/17751857421253727776noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2250860770105084686.post-23949132730048787172019-11-07T12:31:00.000+08:002019-11-22T23:22:35.395+08:00Decluttering, Lagi dan Lagi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiizLZiIYyh-N0oc2C8K6Ley1pEiaYnS-HpMvUnwCJmXUGK8ZHee6or3e1dDHhnp3eqdUuu8PO_0DzSPbKr7ni7RrreWqJJRlwHbyCcGpl3UCULtAP2pXLUPkx8sywqyrCq6zHpvmH334XS/s1600/packing-for-moving-day.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="480" data-original-width="640" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiizLZiIYyh-N0oc2C8K6Ley1pEiaYnS-HpMvUnwCJmXUGK8ZHee6or3e1dDHhnp3eqdUuu8PO_0DzSPbKr7ni7RrreWqJJRlwHbyCcGpl3UCULtAP2pXLUPkx8sywqyrCq6zHpvmH334XS/s400/packing-for-moving-day.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tiga bulan yang lalu, kami sekeluarga pindah tempat tinggal ke sisi lain kota supaya lebih dekat dengan kantor baru dan sekolah anak-anak. Keputusan itu kami ambil setelah sebulan lamanya menempuh perjalanan yang melelahkan setiap hari untuk mengantar jemput anak-anak dan ke kantor. Senangnya, kami tidak butuh waktu lama untuk mencari rumah sewa yang sesuai dengan keinginan kami di lokasi yang kami incar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yang susah adalah proses pindahannya. Tidak ada yang pernah simpel dari proses pindah rumah, walaupun kami sudah sering menjalani proses ini: pindah keluar kota, luar pulau, bahkan luar negeri. Tetap saja pindahan itu makan waktu, energi dan tentu saja biaya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Satu hal yang kami pelajari setelah berkali-kali pindah rumah adalah: pindahan itu lebih simpel jika kita tidak punya terlalu banyak barang. Seperti Fumio Sasaki yang seisi apartemennya bisa dikemas dalam dua puluh menit saja. Tentu saja ini tidak berarti kami akan hidup benar-benar alakadarnya tanpa membeli perabotan, sebab kami tetap ingin hidup nyaman di mana pun kami tinggal, sesebentar apa pun kami meninggali tempat itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kali ini, proses pindahan melibatkan decluterring besar-besaran karena rumah baru kami lebih kecil dan tidak memiliki banyak tempat penyimpanan. Ditambah lagi, kami tidak bisa membawa sofa dan tempat tidur karena di rumah baru sudah ada sofa, dan kamar tidur terlalu kecil untuk memuat ranjang lama kami.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apa yang dilakukan dengan banyak barang yang tidak bisa dibawa? Kami bagi-bagikan ke teman, tetangga, temannya tetangga, tetangganya teman, siapa pun yang membutuhkan. Orang yang mengambil sofa kami terbelalak tak percaya karena awalnya dia mengira kami menjual sofa bekas. Begitu juga yang mengambil lemari es dan tempat tidur. Kami memutuskan untuk tidak menjual barang-barang lama kami. Bukan saja karena proses menjual barang bekas hanya akan menambah beban pikiran yang sudah banyak dengan proses pindahan, tetapi juga karena kami sudah belajar dari beberapa kali pindahan ini bahwa kami merasa bahagia barang-barang itu akan lebih bermanfaat di tempat pemilik barunya, dan bahwa pemilik barunya bahagia menerima barang itu. Saya cukup yakin perasaan bahagia itu melebihi apa yang akan kami dapatkan seandainya kami memilih menjualnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan kami bahagia juga memulai hidup di rumah baru dengan lebih sedikit barang daripada sebelumnya. Semoga barang-barang tidak beranak pinak agar pindahan selanjutnya lebih simpel, amin.</div>
kriwwhttp://www.blogger.com/profile/17751857421253727776noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2250860770105084686.post-52265577346550570472019-10-31T12:18:00.000+08:002019-11-22T13:24:40.824+08:00Menulis<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjG70h_tpHDhzwtRKkozB6OmGfApQa4hCd8FSOMM22-lqK5g6klzc6iyu6Um1SnAssgO1kgZqlNPHCBEqv7OC3zfOb2Ocoq-Xyilz1lnDhOwYxjf-XoiNC61BJeTnIsA8m4ufjal91-Esqc/s1600/WritersBlockPic_opt_LargeWide.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="394" data-original-width="701" height="223" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjG70h_tpHDhzwtRKkozB6OmGfApQa4hCd8FSOMM22-lqK5g6klzc6iyu6Um1SnAssgO1kgZqlNPHCBEqv7OC3zfOb2Ocoq-Xyilz1lnDhOwYxjf-XoiNC61BJeTnIsA8m4ufjal91-Esqc/s400/WritersBlockPic_opt_LargeWide.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rajin menulis itu harus dipaksakan, ternyata. Di tahun lalu saya pernah bertekad untuk menulis di blog setiap minggu, entah apa pun isinya, hanya agar saya rajin menulis. Saya juga memaksa diri untuk menulis jurnal rasa syukur setiap pagi, yang biasanya hanya bertahan selama dua minggu sebelum akhirnya berganti kembali menjadi seminggu bahkan sebulan sekali. Mengapa sulit menulis setiap hari, padahal banyak yang ingin ditulis? Klise, tidak ada waktu. Padahal sih rajin memantau sosial media, hahaha.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sewaktu SMP-SMA saya menulis setiap saat. Setiap ada waktu luang. Menulis ratusan cerpen dan puisi yang saya kirimkan ke media cetak untuk tambahan uang saku. Mengikuti berbagai lomba karya tulis juga untuk uang saku. Menulis diari. Menulis fan-fic untuk bacaan pribadi saat saya tidak sabar menunggu sekuel novel atau serial favorit. Menulis novel panjang yang tak kunjung selesai dan ketika dibaca kembali terasa konyol sekali.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dulu menulis itu menyenangkan dan menjadi semacam <i>escape</i> buat saya, dunia rahasia yang hanya milik saya sendiri, di mana saya memegang kendali atas segala hal. Dulu menulis selalu membuat saya asyik sendiri berjam-jam, tersesat dalam petualangan dunia baru yang selalu menarik untuk dijelajahi.<br />
<br />
Ah, saya rindu merasa seperti itu lagi. Mungkin saatnya untuk menulis lebih rajin lagi.</div>
kriwwhttp://www.blogger.com/profile/17751857421253727776noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2250860770105084686.post-46856995196312575392019-10-11T09:01:00.000+08:002019-11-21T17:35:11.221+08:00Selamat Hari Jadi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi64J4YzdmYrxi8l-Du8Lxm6bPGM_fQiziFUlal4-RfUOminwW4siKS13knIZHKzg93x7SkK9ueSbb76kIMfRt-Q0CWDFrcsjnQk5OU4tXGE5IOAjJGMK1Y1NB9yjEEeXGvsGEIt2swW9H0/s1600/IMG_3826.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="640" data-original-width="478" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi64J4YzdmYrxi8l-Du8Lxm6bPGM_fQiziFUlal4-RfUOminwW4siKS13knIZHKzg93x7SkK9ueSbb76kIMfRt-Q0CWDFrcsjnQk5OU4tXGE5IOAjJGMK1Y1NB9yjEEeXGvsGEIt2swW9H0/s400/IMG_3826.JPG" width="298" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Kemarin adalah hari jadi kami yang ke-sekian belas. Lucu juga jika mengingat bahwa hampir separuh umur saya saya habiskan bersama Mr Defender. Menapaki masa-masa akhir remaja yang penuh semangat hidup, gairah, dan kebimbangan bersama. Memasuki jenjang usia dewasa bersama-sama, mencoba menemukan tujuan hidup dan memaknai segala hal dengan mata hati yang baru, yang tak lagi belia. Mengalami banyak kali pertama, dan menjadi banyak hal pertama bagi satu sama lain. Menjalani ribuan pertengkaran, jutaan ujian dan berbagi beban hidup berdua. Menjadi dewasa bersama-sama. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Banyak hal yang saya rindukan dari masa-masa awal kebersamaan kami. Banyak juga sesal, harapan yang tak terwujud, ekspektasi yang mustahil terpenuhi dan mimpi-mimpi yang terkubur. Banyak kompromi. Banyak toleransi. Dan tentunya, cinta yang melimpah ruah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Cinta. Kata yang sungguh klise, namun tanpanya, tak mungkin kami masih bersama hingga hari ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Cinta. Semoga bisa kami miliki selama-lamanya.</div>
kriwwhttp://www.blogger.com/profile/17751857421253727776noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2250860770105084686.post-26162788178969305332019-09-30T17:17:00.000+08:002019-11-21T17:25:50.641+08:00Selusin Tahun<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0t7aa9YfWq_agcRQJPXTlYTT_OOn_xFDd_L6VbIT_coEwFZfp1KNcWIGNLd9ymXEcs5NpyYuKmeHcuUumEuB70mUQcBalpl1rmoq575gbq-EWg_siq8VB4GGyUxPJF2SuIPPqOUD5Q40o/s1600/1+%25282%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="480" data-original-width="852" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0t7aa9YfWq_agcRQJPXTlYTT_OOn_xFDd_L6VbIT_coEwFZfp1KNcWIGNLd9ymXEcs5NpyYuKmeHcuUumEuB70mUQcBalpl1rmoq575gbq-EWg_siq8VB4GGyUxPJF2SuIPPqOUD5Q40o/s400/1+%25282%2529.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dua belas tahun. Selama itu saya sudah menulis di blog ini. Menulis tanpa tema, tanpa tujuan, tanpa manfaat bagi orang lain selain untuk menuangkan isi pikiran saya yang seringnya juga tidak penting. Menulis dari sejak zaman blog belum booming, lalu di zaman di mana blog menjadi diari virtual dan bertukar kabar dengan teman serta bertegur sapa di kolom komentar, hingga saat blog menjadi semacam majalah online dengan foto ala katalog, dan saat ini, di mana sebagian besar blog sudah mati suri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan blog ini, tetap begini-begini saja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak pernah merasa ingin mencari uang lewat blog. Lha wong isi blognya juga nggak penting. Nggak mencari kepopuleran, bahkan juga nggak mencari sahabat pena. Saya menulis karena ingin menulis saj. Karena ada yang ingin dituangkan. Kalau sedang tidak ingin ya tidak menulis.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selusin tahun, apa yang sudah saya tulis? Di blog ini, mungkin hampir tidak ada yang penting atau bermanfaat bagi pembacanya. Sebab saya menulis lebih sebagai refleksi diri. Tidak ingin berbagi pengalaman, itinerary perjalanan, atau tips lainnya. Bahkan pemikiran yang lebih serius pun saya tulis di platform yang lain. Isi blog ini, sampah hidup semata. Biar keluar dari hati dan pikiran. Sekaligus menjadi token kecil yang mungkin bisa ditengok kelak. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selusin tahun, apa lagi yang ingin ditulis? Semuanya, apa saja yang ada di kepala. Tidak ada target ataupun moodboard atau daftar ide tentang apa saja yang akan ditulis selanjutnya. Sebab begitulah adanya blog ini. Isi hati, <i>raw</i> se-<i>raw-raw</i>nya <i>raw</i>. <i>And I love it that way.</i></div>
kriwwhttp://www.blogger.com/profile/17751857421253727776noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2250860770105084686.post-908160039122693752019-09-10T12:32:00.000+08:002019-10-10T11:12:35.060+08:00Berbagi, dan Pemalakan<div style="text-align: justify;">
Apa hubungan berbagi dengan palak memalak ya?<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgihfE0sBvA_fz1Vqmf58KQly-aEq4X6imGsApTbAWazlcR1y7qGTTMLRVxmZtjpEXTgfAD7wI49IiuS7v4nzjeavmDBTy1Cpvx86UXgYGO2pGdrCzU7l16Ggbm7Xnzfyoe3KD5-IXXameu/s1600/blog-img1.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="404" data-original-width="673" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgihfE0sBvA_fz1Vqmf58KQly-aEq4X6imGsApTbAWazlcR1y7qGTTMLRVxmZtjpEXTgfAD7wI49IiuS7v4nzjeavmDBTy1Cpvx86UXgYGO2pGdrCzU7l16Ggbm7Xnzfyoe3KD5-IXXameu/s400/blog-img1.png" width="400" /></a></div>
Kedua anak saya yang sudah bersekolah memiliki karakternya masing-masing. Mbak Rocker adalah si gadis manis yang selalu berusaha menyenangkan teman, senang berkenalan dan memiliki teman baru, namun di sisi lain, dia si introvert yang sering merasa lebih nyaman bermain dan makan siang sendiri daripada bergerombol dengan teman. Juga, dia si anak patuh yang selalu melapor pada guru atau pihak yang berwenang jika melihat temannya melakukan sesuatu yang dirasa salah. Si Racun Api, di lain pihak, adalah si <i>bad boy</i> yang populer dan selalu dikelilingi teman dan pengagum yang ingin main dengannya. Dia terkadang ringan tangan dan menggunakan fisik terlalu keras saat bermain, namun teman-temannya selalu menyukainya.<br />
<br />
Saya pikir, kedua anak saya tidak rentan menjadi korban <i>bullying </i>atau perundungan, bahkan saya cenderung kuatir si Racun Api akan menjadi si perundung, namun saya salah. Beberapa hari yang lalu ketika mengobrol santai dengan Mbak Rocker, saya baru tahu bahwa Mbak Rocker sering membelikan teman sekelasnya makanan saat istirahat sekolah. Ketika saya bertanya mengapa, dia menjawab bahwa temannya itu meminta dia membelikan ini itu dan karena dia adalah anak yang selalu diajarkan untuk berbagi, tentu saja dia mau. "Aku kan cuma mau berbagi, Bu," katanya.<br />
<br />
Cerita yang berbeda datang dari si Racun Api si kupu-kupu sosial, yang saya lihat setiap hari membawa susu kotak sepulang sekolah padahal uang jajannya masih utuh. Ternyata setelah saya tanyai, susu-susu itu adalah pemberian dari teman-temannya yang ingin diajak main olehnya. "Aku tidak minta, Bu, ada yang kasih masa aku gak mau?" tantangnya.<br />
<br />
Kedua hal yang berbeda ini membuat saya merenungkan kembali pola pengasuhan saya tentang merundung dan dirundung. Lebih tepatnya tentang berbagi. Apa saya sudah tepat selalu menyuruh anak-anak saya membagi makanan dan meminjamkan mainan miliknya kepada teman? Jangan-jangan ajaran saya malah membuat mereka rawan dirundung karena selalu mau memberikan barang miliknya sehingga dia tidak bisa membela haknya jika suatu saat dirundung? Bagaimana jika kelak di kemudian hari yang diminta bukan makanan, tapi barangnya, uang jajannya? Si Racun Api, di sisi lain, haruskah saya ajarkan padanya untuk menolak semua pemberian temannya? Jangan-jangan, kalau saya ajarkan begitu, dia jadi pelit tidak mau berbagi, karena kan dia juga tidak boleh menerima pemberian, berarti anak lain juga tidak boleh dong?<br />
<br />
Hahaha pusing yaaa... Betapa banyak hal yang tidak bisa disikapi hanya dengan satu pendekatan saja.<br />
<br />
Bagaimana solusinya di rumah saya? Tidak ada, hahaha. Tidak ada yang saya ajarkan yang berbeda dengan apa yang sudah sebelumnya kami terapkan. Berbagi ya berbagi, jika punya lebih mengapa tidak dibagi, karena pelit juga nggak bikin kaya, Nak, begitulah selalu. Jika itu membuat Mbak Rocker dipalak? Hm, saya percaya anak saya juga tidak bodoh, dia akan mempertahankan dirinya saat dia merasa perlu. Tidak usah mengajarkan anak menjadi pelit dengan alasan supaya dia bisa mempertahankan haknya. Sebaliknya dengan anak yang memperoleh banyak upeti, ya sudahlah itulah rezekinya punya wajah tampan Nak, setengah masalah hidupmu akan selesai. Begitulah hidup memang tidak adil, syukuri saja kepopuleranmu asalkan jangan lupa untuk juga gantian berbagi. Ya sudah, begitu saja. Daripada pusing menanamkan nilai-nilai baru.<br />
<br /></div>
kriwwhttp://www.blogger.com/profile/17751857421253727776noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2250860770105084686.post-32003990309702347572019-08-22T12:33:00.000+08:002019-08-28T09:03:40.458+08:00Sekolah Baru<div style="text-align: justify;">
Selamat tahun ajaran baru! Tahun ini Mbak Rocker masuk Sekolah Dasar di sekolah swasta yang sudah kami pertimbangkan bersama masak-masak selama beberapa waktu lamanya. Tambahan yang tak terduga, si Racun Api mendadak mogok sekolah di sekolah lamanya sehingga kami memutuskan untuk memindahkannya ke Taman Kanak-Kanak yang satu yayasan dengan sekolah kakaknya sekarang. Tentu saja walaupun mendadak dan tanpa rencana, proses pindah sekolah ini berlangsung dengan huru-hara dan drama singkat yang puji syukur bisa teratasi tanpa perlu ikut drama di media sosial. Yang penting, tahun ajaran baru datang dan anak-anak sudah bersekolah di sekolah baru. Amin! Allahu akbar!<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi03loKbgHCxwYzq2dIN2tHHR9c7IbKZQ5nPVbArgHiPKy-hiYlRRalP0c2ipOHALkw6gGXM3VFeRZte8pI15tKr3yC3h1gBxJf_Y70s7eqddjiSUux07kHxQqXTovANOVbhGOHfonS4Lgb/s1600/kisspng-cartoon-child-illustration-cute-kids-cartoon-5a70483a899c06.0248081415173079625637.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="680" data-original-width="900" height="301" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi03loKbgHCxwYzq2dIN2tHHR9c7IbKZQ5nPVbArgHiPKy-hiYlRRalP0c2ipOHALkw6gGXM3VFeRZte8pI15tKr3yC3h1gBxJf_Y70s7eqddjiSUux07kHxQqXTovANOVbhGOHfonS4Lgb/s400/kisspng-cartoon-child-illustration-cute-kids-cartoon-5a70483a899c06.0248081415173079625637.jpg" width="400" /></a></div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bersekolah di sekolah baru ini, sungguh membuka mata saya tentang banyak hal. Terutama, tentang bagaimana rasanya menjadi minoritas. Saya lupa apakah sudah pernah bercerita, tetapi sekolah anak-anak yang sekarang menggunakan bahasa Inggris dan Mandarin sebagai pengantarnya. Tentu saja kami sudah tahu sebelumnya, dan bahkan kami memilih sekolah ini salah satunya agar anak-anak lancar berbahasa Mandarin.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yang tidak kami antisipasi sebelumnya adalah, perasaan aneh saat akhirnya untuk pertama kali anak-anak merasakan menjadi minoritas. Beda tentu rasanya dibandingkan saat liburan seminggu ke London atau ke Hongkong ya (yang mana isi Disneyland nya juga anak Jaksel semua, <i>by the way</i>) tapi benar-benar jadi minoritas di kehidupan sehari-hari yang kita jalani tiap hari. Di mana semua plang ruang kelas, perpustakaan dan taman bermain tertulis dalam huruf asing dengan terjemahan bahasa Inggris di bawahnya. Di mana mars sekolah dinyanyikan dalam bahasa asing yang bukan bahasa internasional. Di mana semua lagu pengantar masuk kelas tidak dimengerti oleh si Racun Api. Dan bahkan cara bersalaman yang sopan pun berbeda.<br />
<br />
Kadang-kadang saya mempertanyakan kembali keputusan saya memilih sekolah, kadang juga saya khawatir apakah anak-anak nanti akan diterima dalam pergaulan sekolah ataukah dikucilkan karena minoritas. Tetapi saya berusaha menepis segala kekuatiran saya sebab ini adalah kesempatan terbaik saya untuk membuat anak-anak merasakan menjadi berbeda. Sebab jika nanti dia sekolah di Singapore dan kuliah di Eropa seperti cita-cita saya dan suami, mereka juga akan mengalami perbedaan. Dan ternyata anak-anak bisa-bisa saja berteman dengan anak lainnya. Bahkan sudah mendapatkan beberapa undangan playdate dan bercerita dengan riang tentang teman-teman barunya.<br />
<br />
Ah, memang anak-anak tetaplah anak-anak, apa pun ras dan bahasanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
kriwwhttp://www.blogger.com/profile/17751857421253727776noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2250860770105084686.post-11160798619020842732019-07-05T10:17:00.000+08:002019-07-24T17:33:04.579+08:00Berada di Puncak<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjab7Dw-7T3vBaiaZpRzqftC_WEx0xTzwmoxtZJ2vzluJz__79oL3dzocj1STGBpMmWST_6jn8PRTjvGxMxZYbFMbUsq0SHlv_6AufOLWHqfydxrG2K8XAyIYhIB1AzwVn4g6gU64hIvGQu/s1600/228_1504153368.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="540" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjab7Dw-7T3vBaiaZpRzqftC_WEx0xTzwmoxtZJ2vzluJz__79oL3dzocj1STGBpMmWST_6jn8PRTjvGxMxZYbFMbUsq0SHlv_6AufOLWHqfydxrG2K8XAyIYhIB1AzwVn4g6gU64hIvGQu/s1600/228_1504153368.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Sekitar dua bulan yang lalu saya membaca tulisan di atas dari status WA seorang teman lama. Saya merenung lama dan walaupun sudah lama saya mengesampingkan karir demi bisa berada di sisi anak-anak, isi tulisan tersebut membuat saya tersenyum. Kenapa? Sebab selama ini saya tidak pernah merasa 'sukses' dalam karir. Tidak pernah merasa di puncak, sebab mungkin posisi saat ini memang masih di dasar piramida. Namun membaca cara orang lain mendefinisikan 'puncak' sungguh mencerahkan. Puncak tidak selalu harus berada di pucuk pimpinan atau posisi penting lainnya. Mungkin selama saya bahagia dan merasa memiliki segalanya dalam hidup ini, saat itulah saya sudah di puncak. Mungkin puncak saya 'cuma segini', tidak ada tempat yang lebih tinggi lagi untuk didaki, dan tentu saja itu tidak apa. Mungkin, atau mungkin juga tidak. Sebagaimana manusia mendefinisikan bahagia, mungkin puncak karir juga bisa dimaknai kembali.</div>
kriwwhttp://www.blogger.com/profile/17751857421253727776noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2250860770105084686.post-1338498065162962972019-06-24T16:49:00.000+08:002019-07-03T18:00:24.439+08:00there are no grownups<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwc7GRL0Gkb90KDFP6V2cq04NCpikZyjijZce69_DD35QzthHrDn3dvgOZ8dLQF3Or5lCQMWjYLfcIYQv0CXsoOCbSE1rmd_87lnom7ZBOfAGc8bioGujaa4MFM_5rP3B-1wyVZc9SPU9k/s1600/download+%25286%2529.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="276" data-original-width="183" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwc7GRL0Gkb90KDFP6V2cq04NCpikZyjijZce69_DD35QzthHrDn3dvgOZ8dLQF3Or5lCQMWjYLfcIYQv0CXsoOCbSE1rmd_87lnom7ZBOfAGc8bioGujaa4MFM_5rP3B-1wyVZc9SPU9k/s320/download+%25286%2529.png" width="212"></a></div>
<div style="text-align: justify;">Esai yang sangat mengesankan dari Pamela Druckerman tentang usia kepala empat. Seperti biasa esai-esai Pamela selalu jujur, menohok dan membuat kita menertawakan diri sendiri. Dalam buku ini Pamela membicarakan tentang menginjak usia empat puluh: kemudaan yang hilang, karir yang (harusnya) berada di puncak, kedewasaan, kematangan emosi, hubungan seksual (termasuk satu sesi pendek tentang threesome yang mindblowing banget membacanya!).</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Membaca buku ini membuat saya makin ingin menikmati usia 30-an sebelum usia kepala empat datang tanpa terasa. Dan saya yakin saat itu akan datang lebih cepat dari yang kita duga. Cheers@ </div>
kriwwhttp://www.blogger.com/profile/17751857421253727776noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2250860770105084686.post-37424661345727780582019-06-21T13:12:00.000+08:002019-12-19T13:24:27.952+08:00tv personality i love<i>I know that they're one hundred percent fictional, but I can't help loving them all...</i><br />
<br />
Jane Rizolli, Rizolli and Isles<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgN8Fqc6oCneo18qbtSJ3W-mRy5kvD7qyyRrUZGJILmfAllQBrBcMwwacxmE5QexIAayd_1cTdDeDbWxYMXqdJdrmB8AZn8rrVSIeuvj73bU-LMqRnB3jZ20xvmSprZbOmIVatxKZYBArG3/s1600/853full-jane-rizzoli.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="853" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgN8Fqc6oCneo18qbtSJ3W-mRy5kvD7qyyRrUZGJILmfAllQBrBcMwwacxmE5QexIAayd_1cTdDeDbWxYMXqdJdrmB8AZn8rrVSIeuvj73bU-LMqRnB3jZ20xvmSprZbOmIVatxKZYBArG3/s320/853full-jane-rizzoli.jpg" width="213" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<i>She's strong, stubborn, smart, and sarcastic. And she will do anything for those she loves. (Not to mention she's very pretty yet athlethic, means basically who I want to be if I was a cop)</i></div>
<br />
Jessica Huang, Fresh Off The Boat<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_unp87U4cw897ChEckPLLm4MfdwcZgJue9mPiA6caiNGKLvU5J5fnM3tgZxQXu775yktc18OKq6r4TwD-UVqWvYACvFKZ3pS2DBZzcedON0aRmqdsavut9PSEPejX7gULsk6cpNUKS_f9/s1600/constance-wu-1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="420" data-original-width="620" height="216" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_unp87U4cw897ChEckPLLm4MfdwcZgJue9mPiA6caiNGKLvU5J5fnM3tgZxQXu775yktc18OKq6r4TwD-UVqWvYACvFKZ3pS2DBZzcedON0aRmqdsavut9PSEPejX7gULsk6cpNUKS_f9/s320/constance-wu-1.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<i>She's my #momgoals. </i></div>
<br />
Martin Riggs, Lethal Weapon<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiA3skroJbIBgc5f0L1n-zcEgUKwW3NhbTCcI5aqsFaLCljk8SiCFnf-1MKuQJqHi5AZSO2BJgtQ0A7JaR2MTfFtCn1gBBIQRao_O3b83eqkhNQ5nMpVI0HTVI6ZJB1BdZrUSIegEpcS96/s1600/1526305813-fflethalweapon-ep221a-sc30-ray-0674-hires1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="332" data-original-width="480" height="221" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiA3skroJbIBgc5f0L1n-zcEgUKwW3NhbTCcI5aqsFaLCljk8SiCFnf-1MKuQJqHi5AZSO2BJgtQ0A7JaR2MTfFtCn1gBBIQRao_O3b83eqkhNQ5nMpVI0HTVI6ZJB1BdZrUSIegEpcS96/s320/1526305813-fflethalweapon-ep221a-sc30-ray-0674-hires1.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Sometimes what looks like a terrible mess is actually a terriffic man. He has everything I love, and I get why all those girls fell for him. He's a true keeper.</i></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Camille Engelson, Stitcher<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0p9rFlG2MeF5lR11Xibhv5NgyxwdAt5srYXPVqRnifjlGXwjAXhzFcAr0lgcQHYwd8nYxPAynNK22UZm71iZ9PPsck9taHofujmkQP5pIOHAGDKGke1YkE5tNEOGTMy4ClZn02Zz-IUAa/s1600/download+%252887%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="168" data-original-width="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0p9rFlG2MeF5lR11Xibhv5NgyxwdAt5srYXPVqRnifjlGXwjAXhzFcAr0lgcQHYwd8nYxPAynNK22UZm71iZ9PPsck9taHofujmkQP5pIOHAGDKGke1YkE5tNEOGTMy4ClZn02Zz-IUAa/s1600/download+%252887%2529.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>She doesn't quite get the credit (or attention) that she deserves, but she's a true rockstar. A feminist rockstar.</i></div>
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Kimball Cho, The Mentalist<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgG6r8h25zxJxLFrgiwlilpjrn08d_I38DgyT0ssY7vPIB-nEc3xPy3uhsk7AavjNhNA6vwKJL4e4YFHvlsezQPXXBfx9cJjhbrPpmvUpr0t6i-WMEHqViGZPabb8EaHWGWsxWDaDECyloh/s1600/download+%252886%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="195" data-original-width="258" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgG6r8h25zxJxLFrgiwlilpjrn08d_I38DgyT0ssY7vPIB-nEc3xPy3uhsk7AavjNhNA6vwKJL4e4YFHvlsezQPXXBfx9cJjhbrPpmvUpr0t6i-WMEHqViGZPabb8EaHWGWsxWDaDECyloh/s1600/download+%252886%2529.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Patrick Jane can barely get into his coolness (and cynical palm face). even he almost oushine the real mentalist.</i></div>
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Tracy McConnell, How I Met Your Mother<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1DxoQK1EAZJs5KYtrReAxnimCnq66o-FMnqDHIASbLFeAiTAt4mXG5sqEidkduzNYoUeGJLjwmk_0v_2qzSZ9ubu2ZpPBmri_oQtBCWCYefqB0frGa6BvkjTcw3fTRghSDUkthbQq7rTX/s1600/98e6178ed9a79fedca44edc0701091ce.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1DxoQK1EAZJs5KYtrReAxnimCnq66o-FMnqDHIASbLFeAiTAt4mXG5sqEidkduzNYoUeGJLjwmk_0v_2qzSZ9ubu2ZpPBmri_oQtBCWCYefqB0frGa6BvkjTcw3fTRghSDUkthbQq7rTX/s320/98e6178ed9a79fedca44edc0701091ce.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<i>She's what my dreams are made of. My version of a perfect woman, period. And yes, I will forever loathe the Robin ending.</i></div>
<br /></div>
<div>
Rory Gilmore, Gilmore Girls</div>
<div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhlDzQTX1uVcjDpw8htAgNB140Y5bf4L4Wcte9B5heMFi2E65kZSaNcOcL8bLaVFr5-2_yDYXXQweBq3jOaOdSNcX1USlZ6ouGopnbD67cQbni0qli-ZjEvjFHfI8K1flhxrgoI4hFPcx8F/s1600/images+%252899%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="202" data-original-width="249" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhlDzQTX1uVcjDpw8htAgNB140Y5bf4L4Wcte9B5heMFi2E65kZSaNcOcL8bLaVFr5-2_yDYXXQweBq3jOaOdSNcX1USlZ6ouGopnbD67cQbni0qli-ZjEvjFHfI8K1flhxrgoI4hFPcx8F/s1600/images+%252899%2529.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Yes, there are so many annoying things about Rory, but she's the girl I grow up with and looking up to. Rory Gilmore saved my teenage years.</i></div>
<br />
Paige Collins, Royal Pains<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1dSOJnqEh9fRtICmKiPq3bJhCNSE825g24W1TYrBGqXslhSavlj6G9tIdToCLKv-SyBujtWphx23YAyDQ9Flf5pczdUrmDM6zRVAqBefsuproIxHswHpp-NV6M5UQz2TVEETobPHeuGBQ/s1600/2b11f8205e79d7648dbeabfaa6f2e03f.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="488" data-original-width="921" height="169" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1dSOJnqEh9fRtICmKiPq3bJhCNSE825g24W1TYrBGqXslhSavlj6G9tIdToCLKv-SyBujtWphx23YAyDQ9Flf5pczdUrmDM6zRVAqBefsuproIxHswHpp-NV6M5UQz2TVEETobPHeuGBQ/s320/2b11f8205e79d7648dbeabfaa6f2e03f.jpg" width="320" /></a></div>
<i><br /></i>
<div style="text-align: justify;">
<i>I rarely love a pretty rich blonde in a movie, but she is a very special one. Talented, kindhearted, loyal and generous (and rich and pretty!) there's no sane man (or woman) wouldn't love her for sure.</i></div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
kriwwhttp://www.blogger.com/profile/17751857421253727776noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2250860770105084686.post-87646839122180681122019-06-18T23:58:00.000+08:002019-07-03T23:51:02.563+08:00Traveling with (3) Kids<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTAoCD9xs3EQ_LaN-3Aon-fhB451I-HN3sNdEoaocXHbLZUU2M21K1Uv_Wp41AauZ_4KIq5sf_6xB-XzoNUBmUSZcphyBJq_KeBUiQjcGPSnwpK8rUx3V64lqLcsqb6EtTJ9J2glz9o289/s1600/images+%252886%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="183" data-original-width="275" height="212" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTAoCD9xs3EQ_LaN-3Aon-fhB451I-HN3sNdEoaocXHbLZUU2M21K1Uv_Wp41AauZ_4KIq5sf_6xB-XzoNUBmUSZcphyBJq_KeBUiQjcGPSnwpK8rUx3V64lqLcsqb6EtTJ9J2glz9o289/s320/images+%252886%2529.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Karena frekuensi bepergian dengan membawa tiga orang anak ini sudah saya lakukan lebih dari sepuluh kali, dengan media darat laut dan udara, dan pernah saya lakukan baik sendiri maupun berdua suami, rasanya saya cukup layak dan berkualifikasi untuk membagi kisah dan mungkin tips tentang bepergian bersama tiga anak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Traveling adalah salah satu pengisi libur favorit saya sejak sebelum bertemu Mr Defender. Dulu saya suka naik gunung dan suka membolang ke kota asing. Sejak punya anak, frekuensi traveling saya berkurang jauh. Sebaliknya, Mr Defender sebenarnya tidak terlalu suka traveling, tapi dituntut untuk sering bepergian demi urusan pekerjaan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sejak punya anak, kami melakukan perjalanan besar atau jarak jauh 2-3 kali setahun. Sisanya perjalanan pendek ke kota-kota di sekitar yang bisa ditempuh kurang dari empat jam dengan kapal atau kurang dari dua jam dengan pesawat. Karena seringnya Mr Defender dinas keluar kota, seringkali pilihan traveling yang paling memungkinkan bagi kami adalah saya berangkat berempat dengan anak-anak, Mr Defender berangkat sendiri dari tempat tugasnya dan kami bertemu di tujuan. Efisienkah? Pasti. Rempongkah? Lebih pasti.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun, saya ternyata berhasil survive. Dan kalau saya bisa survive, pasti semua juga bisa. Untuk itu saya ingin membagikan beberapa tips yang bermanfaat sekali bagi saya dan anak-anak. Semoga bisa bermanfaat juga buat yang lain, ya:<br />
<br />
<ul>
<li>Tips pertama dan paling utama, pastikan kita sudah siap dan percaya diri secara mental untuk traveling dengan membawa tiga anak. Traveling dengan satu atau dua anak saja kan sudah cukup merepotkan, nah kita harus ekstra siap mental jika mau bawa tiga anak, terutama karena tangan kita cuma dua.</li>
<li>Pilihlah durasi perjalanan yang sekiranya nyaman untuk kita dan anak-anak, terutama jika ini perjalanan pertama kita dengan anak-anak. Jangan maksain ke Amsterdam juga. Cobalah penerbangan berdurasi satu jam atau perjalanan laut dan darat dengan lama perjalanan maksimal tiga jam. Jika nanti kita berhasil dan nyaman, barulah untuk selanjutnya boleh bepergian dengan durasi yang lebih lama.</li>
<li>Beri pengertian kepada anak yang lebih besar, dan berikan juga mereka kesempatan untuk lebih mandiri. Biasanya sih Mbak Rocker bangga jika dipercaya jadi anak besar yang boleh membawa bagasi kabin sendiri atau membawa keperluan bekal dia dan adik-adiknya di dalam tasnya. Libatkan anak dan buat dia merasa senang di perjalanan.</li>
<li>Amunisi harus lengkap. Bepergian dengan berapa anak pun, hal yang penting adalah jangan sampai mereka mengantuk, lapar, atau bosan, sebab jika itu terjadi akan ada kekacauan luar biasa. Siapkan makanan atau camilan yang praktis dan nggak bikin belepotan, siapkan hiburan entah berupa buku, mainan, atau gadget, dan pastikan mereka cukup tidur sebelum perjalanan. Jika perjalanan dilakukan pada jam anak tidur siang atau jam bayi tidur, pastikan anak tidak tidur sebelumnya agar bisa langsung tidur begitu perjalanan dimulai.</li>
<li>Jika memungkinkan, bepergianlah di pagi atau siang hari agar jikalau pun anak rewel atau ribut tidak mengganggu tidur penumpang lain. Ingat, walaupun membawa anak bukan berarti kita harus terus minta dimaklumi saat anak kita mengganggu orang lain.</li>
<li>Usahakan hanya membawa satu tas, dan pastikan itu adalah backpack. Membawa tiga anak sendiri artinya kita butuh kedua tangan kita bebas. Jika anak masih bayi, saya lebih memilih menggunakan gendngan daripada stroller karena artinya kedua tangan saya bebas menggandeng kedua kakaknya.</li>
<li>Walaupun meminta bantuan penumpang lain itu sah saja, pastikan kita tidak merepotkan. Jika memang kita merasa belum siap, tunda saja kepergian sampai usia anak-anak memungkinkan.</li>
</ul>
<div>
Selamat bepergian bersama tiga anak dengan kegembiraan yang berlipat tiga, ya!</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
kriwwhttp://www.blogger.com/profile/17751857421253727776noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2250860770105084686.post-41941651296941740192019-06-03T00:00:00.000+08:002019-07-08T10:18:36.129+08:00Cultivating Myself<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0cvszdma3gunWXLh_hczcF0gqUaIYIfUt3w_OC9uwezFLwLGn5ibuCgJtou4HqYI-ADmzWX7DMC6RRJW4ztK9nh0NAUToND8AD1e2Z2LZjRxmkHb1CSgPMGscgXcARtCuxl1KaGP3_xvt/s1600/images+%25285%2529.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="225" data-original-width="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0cvszdma3gunWXLh_hczcF0gqUaIYIfUt3w_OC9uwezFLwLGn5ibuCgJtou4HqYI-ADmzWX7DMC6RRJW4ztK9nh0NAUToND8AD1e2Z2LZjRxmkHb1CSgPMGscgXcARtCuxl1KaGP3_xvt/s1600/images+%25285%2529.png" /></a></div>
<div dir="ltr">
<i><br /></i></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<i>I want to cultivate myself the same way I cultivate my plant. With love, that is.</i></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<i>Taking care of myself. Inside and out. Grooming myself. Taking time for myself. Loving myself. Putting myself first, sometimes. Not because I care less about those I loved, but because I too need to be loved and taken care by myself. Especially by myself.</i></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<i>I'd love to say to myself, I love you and I want to really mean it. I'm done looking at the mirror with hatred. Or crying with no reason in the middle of the night, suffocating because I no longer know how I am. I'm done feeling guilty just because I carved time for myself. </i></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<i>I want to reknow myself. To find myself and fall in love with her once again. To see her smile again. Hear her laugh again. To see her stand tall. Alive.</i></div>
kriwwhttp://www.blogger.com/profile/17751857421253727776noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2250860770105084686.post-15648514546209997362019-05-13T01:38:00.000+08:002019-06-30T06:32:09.877+08:00Jodoh Pasti Tekan, Rezeki Ora Kijolan<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Jalani saja hidup ini.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Semua sudah digariskan.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br></div><div dir="ltr" style="text-align: justify;">Kadang ada banyak hal yang membuat kita mempertanyakan keadilan Tuhan, bahkan sedari dulu kita kecil. Semisal kenapa si X yang nakal itu selalu dibelikan semua mainan baru yang mahal banget sama ayahnya. Lalu ketika mulai puber, kenapa si C selalu dapat pacar cowok paling keren di sekolah padahal dia bitchy abis. Kenapa si M nilai ujiannya bagus terus, IPK selalu allahuakbar padahal dia sama kayak kita, jalan dan nonton di malam ujian. Kenapa akhirnya si R yang player banget menikah dengan pria yang too good to be true. Kenapa L yang IPK nya pas pasan dapat kerjaan bagus di kantor impian. Kenapa U yang dapat promosi padahal kerjanya gitu gitu aja. Kenapa anaknya F selalu duluan di segala lini milestone. Dan seterusnya dan seterusnya.</div><div dir="ltr" style="text-align: justify;"><br></div><div dir="ltr" style="text-align: justify;">Yah, padahal katanya rezeki dan jodoh memang rahasia ilahi. Dan semesta punya cara kerjanya sendiri. Mungkin semua sudah ada hitung-hitungan koefisiennya sendiri yang tepat presisi dengan amal ibadah atau karma kita di masa lalu. Mungkin Tuhan memang pilih kasih. Atau mungkin segala kejadian ini random semata yang dikerjakan komputer kuantum mahadahsyat yang tak kasat mata.</div><div dir="ltr" style="text-align: justify;"><br></div><div dir="ltr" style="text-align: justify;">Apa pun itu, semuanya sudah digariskan.</div><div dir="ltr" style="text-align: justify;"><br></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDsXVFzetXBQj2awQIXWGBHHM4LpBhuQ4-0jE08FcYoQWWm9PEZLw6qKg5CYOr-8cHjsefBeCzbTQOFB9xeOL6RbTH4RB92G_oP-kUZbxkcZqxIJemx2b204Tgf1SShnlFppOMsgP4tpEg/s1600/Life-Quotes-And-Words-To-Live-By-Enjoy-the-journey.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="403" data-original-width="403" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDsXVFzetXBQj2awQIXWGBHHM4LpBhuQ4-0jE08FcYoQWWm9PEZLw6qKg5CYOr-8cHjsefBeCzbTQOFB9xeOL6RbTH4RB92G_oP-kUZbxkcZqxIJemx2b204Tgf1SShnlFppOMsgP4tpEg/s400/Life-Quotes-And-Words-To-Live-By-Enjoy-the-journey.jpg" width="400"></a></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br></div>
kriwwhttp://www.blogger.com/profile/17751857421253727776noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2250860770105084686.post-45171971931401253102019-05-01T23:54:00.000+08:002019-06-26T18:26:49.364+08:00Setahun<div dir="ltr">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNrSYkvVK-8S6d_tAedjyBxaMEdYfK7me-o3w6ewy-8tLWGde7N6CXIVCPSQy05PkzlY3hUb6EMuDpEM0vQNPC-h6sY_KWc64B2SRjRUQk84ZMI5WOk3zMks2s3f4nUtYspbEO1226Lrqy/s1600/download+%252868%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="275" data-original-width="183" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNrSYkvVK-8S6d_tAedjyBxaMEdYfK7me-o3w6ewy-8tLWGde7N6CXIVCPSQy05PkzlY3hUb6EMuDpEM0vQNPC-h6sY_KWc64B2SRjRUQk84ZMI5WOk3zMks2s3f4nUtYspbEO1226Lrqy/s320/download+%252868%2529.jpg" width="212"></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Selamat satu tahun, Dek Kwan Im.</div><div style="text-align: justify;">Baru setahun kau hadir dalam hidup kami, namun begitu banyak keceriaan yang kau bawa hingga tak bisa lagi kami bayangkan hidup tanpamu... senyummu, tawa kecilmu yang renyah, teriakanmu, rengekanmu, tangisanmu...</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Terima kasih atas setahun yang penuh berbagai cerita, semua pembelajaran yang kauberikan bagiku sebagai ibu, sebagai orangtua, sebagai manusia yang semoga lebih baik setiap harinya. Terima kasih atas warna warni yang kautorehkan setiap detik kita bersama.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Semoga aku bisa menjadi yang terbaik bagimu. Mengantarkanmu menyambut dunia sebagai manusia yang utuh jiwanya, yang bahagia dan berakhlak mulia. Semoga ibumu ini bisa menatapmu mendewasa dan menaklukkan dunia.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Aku mencintaimu, anakku. Semoga kau pun begitu.</div>
</div>
kriwwhttp://www.blogger.com/profile/17751857421253727776noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2250860770105084686.post-91477623601118695392019-04-23T15:28:00.000+08:002019-07-02T16:01:28.184+08:00Berebut PanggungBeberapa bulan yang lalu, saya menghadiri sebuah acara pembentukan kelompok kerja yang sangat bergengsi dan cultured. Saya hadir atas ajakan seorang sahabat. Karena lingkaran pertemanan saya banyak beririsan, di sana saya bertemu dengan seorang teman lain yang juga akan dikukuhkan sebagai salah satu anggota kelompok tersebut. Si teman ini mengajak saya mengobrol dan tahulah saya bahwa ada beberapa sahabat saya yang lain yang tidak menghadiri acara ini padahal mereka juga seharusnya dilantik pada hari itu.<div><br></div><div>Sepulang acara saya menghubungi sahabat-sahabat ini dan terlibatlah kami dalam diskusi panjang lebar. Sahabat saya ini, si idealis, dia menolak menghadiri acara tadi karena acaranya sudah dimanfaatkan sebagai agenda politik seorang caleg. Oh baiklah. Lalu sahabat yang lain bilang kalau dia malas karena acara itu diprakarsai oleh seorang tokoh yang selama ini mengklaim hasil kerja keras mereka sebagai relawan dan diakui sebagai pekerjaan bersama atas inisiatif dan binaannya. Si tokoh ini sudah punya reputasi di kalangan cultured ini sehingga semua percaya bahwa kegiatan yang dilakukan sahabat saya dengan susah payah itu adalah prakarsa si tokoh ini.</div><div><br></div><div>Baiklah.... saya menarik nafas panjang. Saya baru tahu bahwa bahkan di dunia relawan pun ternyata orang masih saja berebut panggung. Orang-orang yang sama sama hebat dan sama sama punya tujuan mulia untuk mencerdaskan bangsa bisa terpecah karena berebut panggung, berebut jadi bintang yang disorot. Berebut pengakuan.</div><div><br></div><div>Lalu saya teringat Jokowi dan Prabowo.</div>kriwwhttp://www.blogger.com/profile/17751857421253727776noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2250860770105084686.post-74255635560595440322019-04-03T11:32:00.000+08:002019-06-25T11:39:44.840+08:00Selamat, SahabatkuSelamat atas hari bahagiamu, sahabatku, walaupun aku tak bisa ada di sana.<br />
Kau teman terbaik yang bisa diberikan dunia.<br />
Kau selalu ada di sisiku saat suka dan duka walau jarak kita terpisah jauh.<br />
Kau menerimaku dalam segala keadaan, dan begitu pun aku padamu.<br />
Kau mendukungku dan aku pun begitu, selalu.<br />
Selalu aku berdoa agar semesta memberikanmu bidadari terbaiknya, menemani perjalananmu hingga ujung usia.<br />
Semoga engkau bahagia, hari ini dan seterusnya.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCKsL85HCw1V2kNxO6OmNqy3ab3rV4ABWllPeWeFBqGq2XBTEm_DnYOCUVslPbbs_dVunQYf3qCBeoWCKhgEJP1qex8zRFoPIR4M4mdY8iewZ-fNqvTiRXbc6rdI_3jtqoRoZi6ydfOMN7/s1600/images+%252876%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="150" data-original-width="336" height="177" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCKsL85HCw1V2kNxO6OmNqy3ab3rV4ABWllPeWeFBqGq2XBTEm_DnYOCUVslPbbs_dVunQYf3qCBeoWCKhgEJP1qex8zRFoPIR4M4mdY8iewZ-fNqvTiRXbc6rdI_3jtqoRoZi6ydfOMN7/s400/images+%252876%2529.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />kriwwhttp://www.blogger.com/profile/17751857421253727776noreply@blogger.com0