Sekitar dua bulan yang lalu saya membaca tulisan di atas dari status WA seorang teman lama. Saya merenung lama dan walaupun sudah lama saya mengesampingkan karir demi bisa berada di sisi anak-anak, isi tulisan tersebut membuat saya tersenyum. Kenapa? Sebab selama ini saya tidak pernah merasa 'sukses' dalam karir. Tidak pernah merasa di puncak, sebab mungkin posisi saat ini memang masih di dasar piramida. Namun membaca cara orang lain mendefinisikan 'puncak' sungguh mencerahkan. Puncak tidak selalu harus berada di pucuk pimpinan atau posisi penting lainnya. Mungkin selama saya bahagia dan merasa memiliki segalanya dalam hidup ini, saat itulah saya sudah di puncak. Mungkin puncak saya 'cuma segini', tidak ada tempat yang lebih tinggi lagi untuk didaki, dan tentu saja itu tidak apa. Mungkin, atau mungkin juga tidak. Sebagaimana manusia mendefinisikan bahagia, mungkin puncak karir juga bisa dimaknai kembali.