Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2018

Tas Bayi, Dulu dan Kini

Dulu jaman pertama kali saya punya anak (duh kesannya udah seabad lalu ya, padahal umur Mbak Rocker aja baru lima tahun), saya mendedikasikan satu tas khusus untuk membawa keperluannya, tas bayi, atau yang disebut dengan  diaper bag . Saya tidak membelinya, tetapi mendapatkannya dari seorang teman sebagai kado saat melahirkan. Saya pikir, ah, bagus juga dimanfaatkan. Maka saya memakainya untuk membawa segala uborampe Mbak Rocker. Isinya bukan cuma popok tentu saja, tapi baju ganti, tisu, minyak telon, selimut, mainan, bahkan bantal kecil. Saat dia sudah makan, ditambah dengan botol air dan kotak makannya. Ke mana pun saya pergi membawa Mbak Rocker, tas ini selalu menyertai, hahaha. Jadi saya bisa merasa tenang dan aman bahwa Mbak Rocker memiliki semua yang dia butuhkan di dalam tas bayi ini. Walaupun jadinya saya ke mana-mana seperti orang yang mau pindahan. Ketika Si Racun Api lahir, Mbak Rocker masih berusia satu setengah tahun dan belum lulus toilet training. Dia juga msih minu

Joie de Vivre

Seperti yang sudah-sudah, yang entah sudah berapa kali ditulis manual maupun di dalam layar, satu keinginan besar adalah menikmati hidup sebagaimana adanya, immerse myself in the joy of life. Merasa nyaman dengan diri sendiri dari segala sisi bukan cuma instagrammable angle nya saja. Merasa cantik di usia, warna kulit, status sosial dan berat badan yang sekarang. Menerima diri apa adanya (yang sama sekali bukan berarti tidak merawat diri, justru sebaliknya merawat yang sudah diberikan alam sebaik mungkin) dan menjadi lebih cantik karena penerimaan itu. Memancarkan aura yang tak terbantahkan: bahwa ku selow, amat selow...

Lebaran

Tahun ini, kami kembali merayakan lebaran jauh dari kampung halaman. Namun sama seperti sebelumnya, tidak sedikit pun saya merasa ada yang salah, atau ada yang kurang. Kami membuat banyak kue lebaran seperti biasanya. Tahun ini Mbak Rocker sudah bisa ikut mencetak kue kering. Sehari sebelum lebaran saya berbelanja dan memasak. Opor ayam, rendang, sambal kentang hati, mi goreng dan sayur labu kesukaan suami. Malam kami membuat lontong untuk sarapan hari raya. Pagi lebaran, kami membuka rumah untuk siapa saja yang berkenan datang. Teman kantor yang tidak mudik lebaran, kenalan kami yang memang tinggal di Tarakan, orangtua teman anak-anak, tetangga, dan anak-anak kecil yang mencari salam tempel. Kami makan sampai perut begah, minum aneka es buah dan minuman manis sampai sakit gigi. Beberapa hari berikutnya kami habiskan dengan berkeliling menghadiri undangan open house di rumah kenalan. Dan sisa hari libur yang panjang kami isi dengan jalan-jalan ke pantai, menikmati kota, beren