Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2018

Gilmore Girls

Gilmore Girls adalah serial drama TV favorit saya. Saya mengikutinya sejak masih SMA hingga menjelang lulus kuliah. Kebetulan saya berada di timeline kehidupan yang sama dengan Rory Gilmore, ketika mulai nonton serial ini saya masih SMA seperti Rory, lalu Rory kuliah di saat yang hampir sama dengan saya, dan saya merasa kami banyak mengalami fase hidup yang sama. Mungkin itulah sebabnya saya sangat menyukai serial ini. Di samping, yah, Rory punya ibu yang keren dan hubungan ibu-anak yang dekat dan hangat, sesuatu yang saya tidak atau kurang memilikinya. Sewaktu Gilmore Girls berakhir (tapi tidak tamat) di season 6 saya merasa kehilangan, karena itu sewaktu Netflix membuat miniseri 4 episode Year In the Life 10 tahun kemudian, saya antusias ingin tahu ending kisah ini. Miniseri iNi sendiri banjir pujian dan celaan dari fans setia Gilmore Girls di seluruh dunia. Namun bagi saya sendiri, miniseri ini lumayan memuaskan, dan membuat saya belajar banyak hal dari tokoh tokoh fiksi ini. Ke

Bye, Bocor Halus

Pernah ngerasa nggak sih, gaji sudah lumayan besar tapi tanggal belasan udah ngos-ngosan sehingga di akhir bulan harus gesek kartu kredit? Atau, merasa sudah nggak pernah belanja-belanja barang bermerek tapi kok tabungan nggak nambah-nambah? Investasi jalan di tempat padahal sudah mengeliminasi liburan rutin? Hahaha, curhat banget ya. Kalau kata orang sih, kondisi keuangan bisa jadi seperti ini karena dompet kita mengalami bocor halus. Bocor halus, atau kalau di istilah perencana keuangan sering disebut the latte factor , adalah pengeluaran-pengeluaran kecil yang tidak terasa saat dikeluarkan tetapi frekuensinya sering sehingga jumlahnya jadi banyak kalau dikumpulkan. Ya seperti untuk beli latte . Besar kecilnya pengeluaran memang relatif ya buat setiap orang. Ada yang standar 'kecil' nya puluhan ribu, ada juga yang apa pun di bawah sejuta masih terasa kecil dan enteng saja mengeluarkan tanpa sadar. Namun pada umumnya bocor halus digunakan untuk menyebut pengeluaran y

Karena aku tidak mengerti kamu yang tidak mengerti dia.

Di antara teman-teman dekat saya, dulu saya paling lambat memiliki hubungan 'serius'. Saat Miss Turquoise sudah punya calon suami, Mr Cajoon punya pasangan lumayan serius (dalam artian mereka mempertimbangkan pernikahan), saya dan Mr Defender masih dalam tahap pacaran yang begitu-begitu saja dan tidak ke mana-mana (karena banyaknya persoalan yang mengganjal di antara kami sehingga terlalu dini rasanya bahkan untuk membicarakan apakah kami akan tetap bersama bulan depan). Setiap saya bersama Mr Cajoon, atau Miss Turquoise, dan mereka membicarakan hubungan seriusnya dan rencana masa depan bersama pasangan, saya selalu merasa begitu jauh, karena saya sendiri belum mencapai fase itu. Beberapa teman kuliah saya bahkan segera menikah tak lama setelah wisuda, dan walaupun saya selalu menghadiri pernikahan mereka dengan senang hati dan turut bahagia, ada sedikit perasaan cemas bahwa mereka mencapai apa yang belum saya capai. Ada saatnya di mana saya masih sibuk jalan-jalan dan nai