Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2012

the conversation

Take some rest. I will. You know what, you worried too much. Yeah? You listen too much. So? I love it when you became an opinion earless bitch just like you were the first time we met. Wow, that's a harsh way to say I love you. You know, you don't need to understand why some people talked behind you, why most people acted like they have the right to tell you what to do, why they judged... You don't need to please everybody. This is your life and they have nothing to do about it, you live it! So why are you so focused on what people say, or think about you? Why would you care? Because I live in a society? Fuck the society. They don't love you anyway. I do. I'll try, okay? Just give me some time.

meleleh adalah detik ini

Sesungguhnya, Miss Sunshine, kamu adalah satu orang yang paling aku takutkan reaksinya saat aku memberitahukan keputusanku untuk berputar haluan . Mengenalmu sekian lama membuat aku bisa membayangkan responmu, ketidaksetujuanmu, keterusteranganmu nanti saat mengatakannya. Dan yang lebih menyebalkan adalah fakta bahwa pendapatmu sangat penting bagiku. Sebab penerimaan darimu berarti sekali untukku. Sebab melanjutkan hidup dengan pilihan ini, sambil menyadari bahwa kamu tidak menerimanya, sepertinya akan menyakitkan. Ternyata reaksimu hanyalah: aku sayang kamu. semoga kuat melewati semua ini. Dan kemarin kamu berkata: aku pengen di sana sama kamu, pengen nemenin kamu melewati semua ini . Namun kalimat yang paling indah adalah ini, kawan: kata siapa aku mengerti keputusanmu? aku nggak ngerti. masih banyak pertanyaan di otakku. tapi aku mendoakan. Kamu adalah bukti nyata dari semua quote tentang persahabatan.

downgrade?

Siang kemarin pada jam istirahat makan siang, kami berbaring sebentar di kamar, berbicara tentang banyak hal. Lalu Mr Defender bilang pada saya, "Ning, kamu inget nggak dulu kamu pengen beli tas Coach?" "Inget. Tapi nggak dalam waktu dekat ya. Kan sekarang orientasinya kitchen set sama pasang paving block hehehe." Mr Defender berkata, "Aku sedih karena jangankan Coach, sekarang kamu nggak bisa lagi beli Guess atau Mango. Aku sedih kamu harus pikir-pikir dulu sebelum beli CnK atau Kickers." Saya merasa tersentuh sekali. Oh dia tahu ya ternyata merek-merek tas dan sepatu yang saya sukai. Hahaha, bercanda. Saya terharu karena saya bahkan nggak sadar bahwa saya pikir-pikir dulu untuk sepasang Kickers (dan berakhir membeli Bucheri atau Fladeo saja). Setelah diingat-ingat lagi, saya baru sadar bahwa sejak menikah saya jadi 'downgrade' segala merek barang yang saya pakai, dari Guess ke Elizabeth, dari Anna Sui ke Oriflame, dari Body Shop ke Mus

Kita adalah Sisa-Sisa Keikhlasan yang Tak Diikhlaskan

Kita pernah mencoba berjuang Berjuang terlepas dari kehampaan ini Meski hanyalah dua cinta Yang tak tahu entah akan dibawa kemana (Payung Teduh)

bagian tersulit adalah berputar haluan

Saat pertama kali belajar menyetir, salah satu yang membuat saya takut adalah saat saya harus putar balik di jalan yang cukup ramai. Mengapa menakutkan? Karena saya mudah panik, butuh keberanian untuk membelokkan mobil dengan sedikit menghambat kendaraan-kendaraan lain di belakang yang terus mengklakson, dan kadang harus memotong arus jalan pengendara lain yang berlawanan arah dengan saya, yang memelototi saya dengan kesal karena merasa perjalanannya terganggu. Proses memotong jalan itu sangat tidak nyaman untuk saya ketika itu, sebab apabila panik, seringkali saya buru-buru melepas kopling tanpa diimbangi gas yang hasilnya mesin mati, atau kurang tepat mengukur seberapa banyak saya harus memutar setir, yang akhirnya membuat mobil saya mentok di trotoar, lalu saya harus memundurkannya dan membelokkannya kembali. Merepotkan. Karena itu, saya sering memilih untuk nggak putar balik di tempat ramai itu dan jalan terus, lalu nanti belok kanan di perempatan, lalu belok kanan lagi di perem