Skip to main content

Posts

Showing posts from 2009

Hujan

Aku selalu jatuh cinta pada hujan. Hujan saat aku di gunung bersama teman. Hujan di saat aku berada sendiri di kamar, menggenggam secangkir kopi susu. Menatap jendela memikirkan entah apa. Juga hujan saat aku dalam bis kota, memandangi jalanan dari jendela. Aroma tanah basah. Sejuk yang dibawa dari langit. Rahmat yang tercurah. Hujan membuatku mengenang. Yang indah dan yang sedih. Yang pilu dan yang membuat rindu. Ah, hujan. Aku selalu menyukaimu.

Sabang

Berlayarlah, hingga ke tepi. Hingga kaudapati langit dan laut bercumbu, dalam biru. Selami dalamnya dan bentangkan tanganmu di luasnya, itulah rasaku. Di kedalaman, di kebiruan, samudra dan cakrawala, sambutlah rentangku. Arungi segala batas, menembus segala aral, menujumu. Kelak jangkarmu akan bersauh, di tepian langitku, di riak-riak ombak pantaiku.

i want to be a true friend

Aku ingin jadi sahabatmu yang tak semu, yang selalu ada di setiap langkah hidupmu. Aku ingin jadi orang yang tak cuma kau kenang, tapi ada bersamamu membentuk semua kenangan. Aku ingin kau mengajakku berduka bersama dan menanggung kesedihanmu. Aku ingin jadi orang pertama yang mendengar setiap kabar bahagiamu. Aku ingin jadi teman sejatimu.

Harap Tenang, Ini Ujian

Minggu UAS sudah datang. Dari awal, capek rasanya harus membayangkan bolak balik Bintaro Blok M setiap hari. Walaupun pasti dijemput sih, selama ujian ini kan saya bareng sama Mr Cajoon ke kampusnya. Tak terbayangkan kalau harus naik kendaraan umum trus terjebak kemacetan...trus telat kuliah. Tet tot. Nggak banget kan. Terus sesuatu yang konyol terjadi. Jadi saya berangkat ujian siang kan, seperti biasa pagi sebelum berangkat saya ke kosan Mr Cajoon dulu, rupanya hari ini dia nggak ujian tapi cuma ngumpulin tugas sebagai pengganti nilai UAS, dan...dia belum buat tugas. Asli belum buat, bukannya belum jadi. Gila nggak sih tuh orang. Berhubung masih pagi saya pun berjibaku bantuin dia bikin tugas, lalu kami istirahat buat makan pagi yang kesiangan, lanjut buat tugas lagi, selesai juga, lalu... Ya ampun! Ujiannyaaa... Jam ujian sudah lima belas menit lagi, Mr Cajoon buru-buru pakai seragam lalu ngebutlah kami, saya deg-degan banget sepanjang jalan, gila aja lah kalau telat trus nggak

Guru, Digugu dan Ditiru

Selamat Hari Guru Nasional yang diwarnai dengan demonya para Oemar Bakrie yang merasa gajinya kurang. Saya suka sedih sih, kalau ada guru yang nggak sejahtera. Padahal tugasnya kan mendidik generasi penerus bangsa, atau kalau kata Iwan Fals, bikin otak orang seperti otak Habibie.  Kesejahteraan guru di Indonesia mungkin memang masih sangat kurang. Ayah saya juga lama jadi guru sebelum akhirnya jadi kepala sekolah dan dulu kami hidup sangat sederhana. Sampai sekarang setelah ada tunjangan sertifikasi pun, hidup kami jauh dari mewah. Saya sering prihatin kalau dengar cerita bapak, banyak temannya yang nggak bisa bayar kuliah anaknya. Bayangkan, seorang guru yang mendidik tunas bangsa tidak mampu membiayai pendidikan anaknya! Hati saya rasanya teriris, dan saya jadi mengerti kenapa bapak dulu sangat ingin saya masuk sekolah kedinasan. Biaya uang pangkal kampus impian saya mungkin terlalu mahal untuk gaji bapak. Tapi di lain pihak, saya merasa terganggu dengan demonya par

Bertamu

Suka lucu ya kadang kalau baca blog, termasuk punya sendiri, trus di bagian komennya ada yang marah-marah, ada yang protes, ada yang nggak suka dan ngatur kita seharusnya nulis ini dan nggak nulis itu. Ada yang menghakimi hidup kita padahal sebenarnya nggak kenal-kenal amat atau malahan nggak pernah ketemu sama sekali di dunia nyata dan hanya menilai kita dari secuil yang kita tampakkan di dunia maya. Kenapa coba? Gini ya, blog itu kan ibarat rumah. Ibaratnya kamu udah dibukain pintu untuk lihat-lihat rumah orang. Terus kamu malah ngotorin rumahnya, bikin rusuh di sana. Pantes enggak sih? Kan enggak ya. Kalau nggak suka, ya nggak usah dibaca aja gimana? Simpel, kok.

Hidup, Akhir-Akhir Ini

Dikejar-kejar deadline tugas kuliah yang entah kenapa ya semester ini daku kok malas sekali padamuuu... Mungkin matkulnya nggak semenarik semester lalu, atau mungkin memang lagi jenuh, atau capek bolak balik Bintaro Blok M tiap hari yang bikin gempor dan nggak pengen ngapa-ngapain selain rebahan aja setiap harinya sepulang ngampus. Kalaupun ada energi lebih pengennya main aja ke posko, leyeh-leyeh di sana, ngobrol ketawa gitaran sama anak-anak, bercanda berpelukan dengan mereka yang tersayang, bahas tugas kuliah sih nggak masuk jadwal ya, bakal dibully abis nanti di posko. Mereka ini pengisi energi paling hebat, tiap dari posko ngumpul sama mereka tuh rasanya happy, rasanya muda lagi kayak umur masih tujuh belas. Yah, begitulah hidup lagi biasa aja dan nggak ada rencana seru.

On Reading A Blog

Saya suka mengikuti blog orang karena pada dasarnya saya suka baca. Yang saya suka baca bukan cuma blog yang isinya cerita sehari-hari dan curhat atau pemikiran pemiliknya aja sih, tapi saya juga suka baca blog yang spesifik kayak blog resep masakan, blog tentang mikroekonomi, fashion blog, sampai blog persiapan pernikahan. Pokoknya saya suka baca semuanya. Nah soal blog yang isinya cerita personal sehari-hari, memang rasanya jadi kayak kenal luar dalam banget sama pemiliknya, apalagi kalau diupdate terus. Rasanya jadi kayak teman yang cerita ke kita. Kadang ada orang yang dianggap oversharing terus dicela, dinyinyirin bahkan dihujat oleh pengguna internet lainnya. Padahal ya, kalau menurut saya, kalau memang nggak suka sama.isi blognya, ya sudah sih, close aja, nggak usah main ke situ lagi, nggak usah buka blognya. Selesai masalah. Ngapain coba cari ribut sama orang? Kalau saya sih merasa seru aja ada orang yang mau berbagi kisah hidup sama kita, kadang saya ikut terha

Making Memories

Bulan ini kami merayakan hari jadi. Satu memento kecil yang kami tandai untuk dikenang bersama, walaupun tanpa hadiah atau makan malam romantis. Cukup menjadi satu hari untuk bersyukur dan mengenang cerita-cerita kami di hari lalu. Kemarin, kami bicara tentang making memories . Bukan hanya mendatangi setiap photo booth di mal atau merekam gambar kami berdua di ponsel, tetapi menikmati setiap waktu yang dilewati berdua (yang sekarang jarang karena jarak), being in the moment and enjoy every second 

Mandalawangi

Selalu ada secuil Gie setiap aku menapakmu, selalu aku ingin berpuisi: hari pun menjadi malam dan sesuatu tentang Jakarta yang tua dan terlena dalam mimpinya. Lebih dari itu, selalu ada pahit manis yang bersamaan mendekapku, berebut ruang dalam memoriku. Dia. Dia. Dan dia. Dia yang tatapannya menguatkan. Dia yang senyumnya menenangkan. Dia yang menghanguskan semua bara. Lalu aku akan kembali mengenang Gie, dan anjing-anjingnya yang nakal dan lucu. Sama sepertinya aku pun ingin menjadi tua bersama seseorang, berbicara tentang Tuhan dan kehidupan, tak satu setan pun tahu, katanya. Aku tak tahu siapa yang harus kukenang saat meneguk susu coklat dan kerah kemeja siapakah itu, namun kau selalu ada, Pangrango. Bersama hamparan edelweis, di alun alun Suryakencana, ataukah Mandalawangi? Aku tak bisa lagi mengandalkan memoriku, namun perasaan ini terlalu nyata untuk hanya jadi mimpi.

Cinta Itu...

Mencoba naik bis kota lagi setelah sekian lama. Naik dari ujung ke ujung, berhenti di Blok M lalu balik lagi. Keliling kota murah. Di Blok M berhenti beli minum dan gorengan buat dimakan di perjalanan pulang. Sepanjang perjalanan Bintaro-Blok M lewat Ulujami, Ciledug, Kebayoran Lama, Mayestik, Bulugan, Barito, saya mendengarkan playlist dari hape. Persis kayak jaman awal kuliah dulu saya juga sering naik bis kota sampai mentok sambil dengerin mp3 player. Cuaca lagi menyenangkan hari itu, mendung, gerimis, tapi nggak hujan deras. Jalanan juga nggak macet. Pokoknya memang pas banget buat keliling kota tanpa tujuan jelas. Dari balik jendela kopaja saya melihat berbagai macam hal. Sepasang anak kuliahan di atas motor, dengan tas punggung dan buku-buku tebal di tangan si cewek, mengobrol sambil terkadang tertawa kecil. Seorang ibu dan anak berseragam SD berteduh di halte, si anak minum es cendol dari plastik. Sebuah movil VW tua dengan jendela mobil transparan sehingga saya

Sikuai

Debur ombak. Angin meliuk. Ombak menampar kaki telanjangmu. Hamparan pasir. Kerang kerang kecil. Desir kecil berbisik. Jantungnya di rahimmu. Kecantikanmu sempurna, perempuan, sebagaimana laut, yang menampung seisi dunia di rahimnya. Cita dan petaka. Harap dan asa. Berdeguplah denyut kecil di nadimu, di nadinya, di nadanya, di dalam darahnya.

Swarna Bhumi

Hijau dan biru yang surgawi, secuil firdaus yang dilemparkan ke bumi. Gugusan gunung di antara mega-mega, kelok sungai bercahaya ditimpa matari senja, sungguh cantikmu, Sumatra. Tanah para lelaki pejuang. Tanah para pemberani. Tanah bidadari berparas cahaya. Embun membalut fajar pagimu, dan rintik hujan menerpa siangmu, aduhai indahmu, Sumatra. Hutan dan gajahmu, cantiknya harimaumu, dan bunga anggrekmu. Aku jatuh cinta di pandang pertama.

Bintaro Blok M PP

Kampus Bintaro direnovasi, jadi sebagian mahasiswa termasuk saya harus kuliah di Kampus Blok M. Ya ampun, keluh saya. Saya kan nggak ada kendaraan, trus gimana dong saya berangkat ngampusnya? Males banget nggak sih. Krik krik. Mr Cajoon juga termasuk yang kuliah di Blok M sih, biasanya juga kalau kuliah umum yang sekali sebulan itu saya nebeng dia. Sekarang tapi kan kami beda kelas, kalau pas sama-sama ada jadwal ya bisa aja sih bareng...kalau enggak? Mana mungkin dia mau bolak balik Bintaro Blok M demi antar jemput saya? Saya yang bakal keselek kalau dia begitu. Kalau naik kendaraan umum, duh bakal banyak keluar ongkos plus tua di jalan deh. Dari Bintaro yang langsung Blok M kan cuma kopaja 613 yang lambat kayak si komo. Kalau mau cepat harus ganti tiga kali plus sambung bajaj deh. Ampun. Uff, saya harus mikir serius bagaimana menjalani kuliah semester ini. Kemarin Mr Mountainbike mengajak saya mencoba hunting kosan di daerah Purnawarman sana, cuma ya ampun, mahalnya am

Maaf...

kepada semuanya. untuk spedometer semangat saya yang terus menurun dalam setengah tahun ini. maaf untuk teman-teman sekelompok saya di perkuliahan, atas segala kinerja dan sumbangsih yang tak pernah maksimal. sungguh, tak pernah, bukannya hampir tak pernah. maafkan kalau saya jadi sama rendahnya dengan mereka yang bikin PT KAI rugi dengan tak bayar karcis kereta api alias free rider. maaf, maaf, maaf. maaf untuk bapak dan ibu dosen, khususnya dosen-dosen semester ini, yang begitu antusias dan penuh dedikasi. maaf untuk tidak menghargai perjuangan bapak mengendarai kuda besi dari kelapa gading ke bintaro, untuk pengorbanan bapak yang lain lagi bermain sirkus dengan waktu sebab jadwalnya yang padat, dan bapak ibu yang lain yang tak kalah menginspirasi, maaf jika semua itu hanya terbalas dengan tatapan kosong dan pikiran yang entah kemana melajunya. eh, tapi mungkin juga saya ge-er, memangnya mereka datang cuma buat saya? maaf untuk stapala. yang dulu jadi salah satu ala

LDR, Lagi

Iya, LDR itu berat. Udahlah ya nggak bahas ini dulu, karena... berat hahahaha. Tapi banyak juga sih sisi plusnya LDR. Kayak misalnya nih, saya jadi mandiri lagi. Dulu ketika sempat bareng gitu rasanya manja bener karena Mr Defender memang tipe yang suka nganter jemput pacarnya ke mana-mana. Jadinya kayak kebiasaan gitu, pas awal-awal LDR kayak males banget duh mesti ke mana-mana sendiri atau nyari barengan lain. Sekarang sih sudah biasa ya ke mana-mana sendiri lagi. Dan merasa lebih berdikari. Yay! Trus jadi punya banyak waktu untuk teman-teman. Dulu kan awal-awal pacaran rasanya dunia milik berdua, maunya ke mana-mana berdua sampai ada beberapa teman yang merasa sedikit terabaikan karena kita nggak pernah punya waktu buat mereka. Sekarang karena pacar jauh jadinya sering barang teman, terutama sama yang jomblo dan yang lagi LDR juga. Yang punya pacar sih tetap ya dikuasai pacarnya masing-masing, haha. Selain punya waktu buat teman, juga jadi punya waktu buat ngerjain hobi yang b

Pesawatku, Terbang Ke Bulan

Pengakuan: saya takut naik pesawat. Gara-gara sebuah penerbangan yang penuh turbulensi dari Balikpapan ke Berau, saya jadi sedikit trauma terbang. Padahal sebelumnya saya suka banget lho traveling. Sekarang juga masih suka sih, dan masih naik pesawat juga, cuma rasanya deg-degan banget. Setiap kali pesawat take off, saya selalu memejamkan mata. Setiap kali mau landing, saya juga pejamkan mata, nggak bisa rileks deh. Terus ya, yang bikin parah akhir-akhir ini saya sering mimpi seram tentang pesawat. Mimpi pesawatnya meledak, mimpi lihat pesawat miring lah...pokoknya bikin saya jadi makin serem aja buat naik pesawat. Padahal kan saya harus nengok Mr Defender di Samarinda, mau naik pa coba kalau bukan pesawat, hahaha... Tapi, tadi malam saya mimpi indah tentang pesawat. Saya mimpi naik pesawat, lalu di sebelah saya ada Mr Defender yang menggenggam tangan saya. Ah, jadinya tenang deh perasaan saya, mudah-mudahan setelah ini nggak takut lagi ya dengan pesawat...

On Brokenheart

I once had a very, very massive brokenheart . Kamu tahu, patah hati yang bener-bener bikin susah makan, susah tidur, nggak semangat ngapa-ngapain, pengennya dengerin lagu putus cinta sepanjang hari, yang menyisakan luka menganga segede Pulau Kalimantan di dalam hati. Iya, aku pernah. I loved him oh so much . Saya kira kami bakal bersama selamanya. And then he cheated on me. He hurt me so bad I feel like I was really bleeding outside.  Saya jadi benci banget sama dia dan perempuannya... untuk beberapa saat. Sampai kemudian saya sadar sesadar-sadarnya, dia bahkan nggak mencintai saya. Iya, saya suka banget sama dia. Iya, saya cinta. Saya pengen bareng sama dia selamanya. Tapi balik lagi, kalau dia nggak benar-benar cinta sama saya, terus saya mau apa? Saya nggak bisa memaksakan kan dia buat terus sayang sama saya? Mungkin buat dia saya bukan the one . Dan sesakit apa pun hati saya, saya harus menghormati bahwa dia mencintai orang lain, orang lain itu juga mencintai dia, dan saya

Mahameru

Semua memujamu. Dari Gie hingga Ahmad Dhani. Kauberikan nilaimu dalam merdu arcapada, katanya. Aku pun selalu merindumu. Aku rindu menatap syahdunya Ranukumbolo Rindu merasa putus asa di Oro Oro Ombo. Mungkin karena kau menyimpan segala memori yang manis tentangku, tentangnya dan tentang mereka. Aku selalu merasa kecil di depanmu, dan tiap kali aku kenang mereka yang menghembuskan nafas terakhirnya di pangkuanmu, aku merasa takjub bahwa kakiku masih berpijak di punggungmu. Sungguh engkau bermurah hati padaku, Meru. Tak pernah aku meninggalkanmu tanpa sedikit patah hati, dan rindu untuk kembali.

LDR is Killing Me

Sorry for being menye ya guys... Saya pikir saya tahan LDR lho. Kan kalaupun dulu sekota juga nggak tiap hari bareng kan, seringan juga cuma ketemu malam minggu aja, saya pikir LDR cincay aja lah, toh ada telepon, ada facebook, ada email, bisa selalu kontak setiap saat dan tahu kabar masing-masing. Lagipula saya kan juga punya banyak kesibukan, ada teman-teman, dia pun begitu... Saya pikir, what's the fuss right? Saya pasti bisa survive.  Lalu saya LDR. Biasa aja sih waktu pisahan, saya nggak nangis, beneran biasa aja. Hari-hari berlalu dan biarpun tanpa dia, saya baik-baik saja. Komunikasi kami lancar. Saya banyak menghabiskan waktu akhir pekan yang biasanya kami bersama dengan teman. Everything is totally okay. Kemudian datang saat itu. Kami bertemu lagi untuk pertama kalinya setelah beberapa bulan nggak ketemu. Dia menengok saya di Jakarta. Saya ingat saya happy berat, saya menandai kalender kapan dia akan datang dan merancang apa saja yang bakal kami lakukan sela

I'm Fine, People

Stop asking me. It's okay, people. It's not like he left me in the altar. And we're in good terms, fyi. We're still talking. We're friends. Maybe closer. Like brother and sister. And he told me everything, he did. It's not like he did it behind my back. And for God's sake, he never left me. We separated. But I don't want to explain. And I don't think I owe anyone any explanations. It's my life. Our lives. And fyi, I have my own love life too, people. I have a happy life and someone who loves me so much. But that's not the point why I'm fine. I'm more than fine. I'm happy, and not just for me but for him also. I'm happy that he's happy. That he will be happy. Just stop asking me if I'm fine.

Back in Jakarta

Minggu lalu, saya mengunjungi Mr Defender di tempat tugasnya di Balikpapan. Kami merayakan ulang tahunnya yang ke-24. Saya membelikannya sebuah gitar, dan kami menyanyikan beberapa lagu bersama. Malam sebelum saya kembali ke Jakarta, kami makan malam di tempat pilihannya, sebuah restoran yang sangat fancy , yang tidak akan kami datangi di hari-hari biasa. Kami menghabiskan waktu yang menyenangkan bicara tentang banyak hal, menyelesaikan beberapa perdebatan yang tidak bisa kami bahas di telepon atau sms, dan menertawakan kebodohan kami. Mr Defender merencanakan perjalanan ke Jakarta dua bulan ke depan. Pasti akan menyenangkan. 

Layar Kaca

Saya capek lihat Manohara di televisi. Capek lihat air mata buaya dan berbagai versi cerita. Saya malas dengan orang yang playing victim gitu. Lebih nggak ingin lagi percaya dengan cerita ibu yang menjual anaknya. Kok tega? Saya capek dengan debat dan spekulasi tentang siapakah calon wapres yang akan mendampingi SBY. Sebenarnya sih saya sedih karena SBY dan JK pecah kongsi. Asli lho, menurut saya keduanya cocok banget dan jadi bagus karena berdua. Sendiri sendiri? Entah ya. Saya capek sama televisi sekarang. Juga berita Antasari Azhar yang masih beredar. Saya dari dulu nggak pernah ngefans Antasari biarpun dia masuk nominasi dan menang people of the year versi majalah kampus kami. Meski salah satu dosen saya selalu kasih cuci otak tentang Antasari yang difitnah dan KPK yang bersih. Ah, entahlah, susah untuk menemukan yang 100% bersih di dunia ini. Intinya: saya pengen acara tv yang lebih bermutu. Bahkan maraton nonton Gossip Girl atau Gilmore Girls rasanya jauh lebih wa

It's All Fine

I write the love letters you never got, the ones you never sent.  And I'll throw these words out there like confetti at the wedding you and I never had. All is well and someday we'll find someone else. Someone I truly love. Someone who deserve you more than I do. And then we'll remember eachother with no grudges. No regrets. Maybe we'll thank eachother for everyhting we shared. For our laughter and our tears. Well, most were my tears, but it's okay because it made me grow. Maybe we'll laughed at us, the us we used to be. And we'll look at eachother so deeply, for the last time. And wave goodbye. It's all fine.

Kopitiam Oey

Kemarin waktu iseng jalan-jalan ke Sabang nemu tempat ini, lucu, terus nyoba masuk dan lihat-lihat menu kok kayaknya menarik... menunya pakai bahasa tempoe doeloe jadul gitu. Nyoba mesen sego ireng yang ternyata adalah nasi goreng pakai tinta cumi.. yummy... makanannya sih nggak begitu banyak pilihan, simpel tapi nampak enak. Tempatnya juga homey dan cozy gitu bikin betah. Lain kali mau kesini lagi sama dia ah...

Yes I Remember

Seseorang yang dulu pernah sangat istimewa memberi saya sebuah kabar bahagia. Saya ikut bahagia, serius. Saya menangis di telepon, namun sungguh saya merasa bahagia untuknya. I loved him, I still love him and he will always has a special place in my heart , tapi saya merasa senang bahwa akhirnya dia menemukan orang lain yang layak menerima cintanya dan menghabiskan hidup bersamanya.  Seusai telepon itu saya tersenyum mengingat semua kebersamaan kami, bicara tentang apa saja, berdua bersisian, kadang tidak bicara namun dia selalu bisa membuat saya tenang, damai, adem, ces. Dia punya kualitas yang jarang dimiliki laki-laki lain yang saya kenal. Dia ngemong, dia baik, dia perhatian, kepada siapa saja. Saya merasa beruntung pernah mengenal, menyayangi, dan disayangi olehnya. Saya punya satu memori indah tentangnya, suatu malam di Bogor yang dingin. Saat itu pendakian baru saja usai dan setelah perjalanan yang manis dan menyenangkan sepanjang Puncak Pass, kami berdua makan so

What I Like

Listening to indie bands, so many good bands today. I love The Trees and The Wild, Endah n Rhesa, Zeke, Jenny, Sore, Tika and The Dessident... I'm not really into ERK who everyone is crazy about, hahaha. Saya juga suka daydreaming. Hahaha penyakit kalau lagi banyak waktu luang. Padahal sih nggak banyak juga waktu luang ya, secara tugas kuliah numpuk, tetap aja kerjanya ngayal siang-siang. Suka nonton marathon serial DVD... Bagus banget serial yang baru aja ditonton, Gilmore Girls. Kemarin juga marathon Gossip Girl cuma lama-lama nggak terlalu suka ceritanya. Tapi memang menarik ngikutin fashion nya di situ, semua gayanya beda-beda banget. Saya lagi suka belajar biola walaupun nggak bisa-bisa. Saya juga lagi suka olahraga, jogging dan senam di DVD juga. Paling senang kalau jogging bareng sama anak-anak stapala, jadi lebih semangat karena ada temannya. Atau sepedaan. Saya juga berusaha makan sehat karena di umur segini kok perut tambah mudah buncit ya. Saya nggak

nikmati saat ini

Ingin berbahagia. Berhura-hura. Berpesta seakan tiada hari esok. Bercanda dan tertawa dengan mereka yang tercinta. Dengan sahabat yang semoga hangatnya akan selalu terasa di dada. Mencipta kenangan yang kuharap tak akan lupa. Yang akan jadi senyumku di hari tua. Menikmati hari ini. Mereguk saat ini. Karena waktu tak akan selamanya.

Soon to Be 22

I will be 22 tommorrow. Masih banyak hal dalam hidup yang aku belum capai, I don't even figure it out yet, mau jadi apa, mau bagaimana setelah kuliah nanti. Everything seems so blurry, I'm not sure what I really want in life, padahal usia kan udah bukan remaja lagi, harusnya sudah tau mau apa, mau ke mana, mau bagaimana, mau jadi apa, mau menghabiskan hidup untuk apa dan dengan siapa. Klise ya kita waktu kuliah gini pasti ditanya, kapan lulus, nanti sudah lulus ditanya lagi kapan kerja, kapan punya pacar, kapan menikah. Nanti kata Ms Ska kalau udah nikah bakal diberondong lagi sama pertanyaan sejuta dolar, kapan punya anak, endesbre endesbre. So much target in life! Leave me alone, people, let me live my life.

Penulis Favorit

Penulis berbahasa Indonesia favorit saya: Umar Kayam, menulis buku favorit saya sepanjang masa: Para Priyayi, dan juga kolom Kedaulatan Rakyat favorit saya sewaktu kecil. Ayu Utami, my personal hero and my own version of Ibu Kita Kartini, menulis Saman dan Larung, serta Parasit Lajang. Pramoedya Ananta Toer, menulis banyak buku namun favorit saya adalah tetralogi Pulau Buru yang ditulisnya dari dalam penjara. Ahmad Tohari, penulis trilogi Ronggeng Dukuh Paruk dan Bekisar Merah. NH Dini, menulis banyak buku namun favorit saya adalah Pertemuan Dua Hati dan Sebuah Lorong di Kotaku.

Enjoy the Music (Party)

Apa yang bikin saya niat banget balik ke Jakarta buat ngelanjutin kuliah sengsara dua tahun lagi? Jawabannya ada tiga. Satu, sahabat-sahabat saya. Dua, stapala. Dan tiga, konser musik. Apaaa? Nggak ada satu pun di dalamnya tentang studi? Beasiswa? Masa depan?? Sorry, no. Hahahaha. Jadi, berada di sini lagi, bareng sama Mr Cajoon si penggemar musik, saya jadi nafsu mau datang ke acara ini itu yang ada di mana-mana di penjuru ibukota. Dari musik indie, party-party nya Rolling Stone setiap bulan, sampai berbagai event besar seperti Java Jazz, Jak Blues, dan Java Rocking Land... Ahh, I'm dying, I live for this. Memang beda energinya nonton band live dengan nonton di TV. Ya ambience-nya, crowd-nya, energi si band itu sendiri dan koneksi dengan penonton, semuanya bikin nonton konser musik itu beda dan selalu beda Jadi hari-hari saya ya Mr Cajoon lagi, Mr Cajoon lagi. Habisnya saya bisa sama siapa lagi pergi ke acara-acara itu? Dan dari siapa lagi

Valentine

Never really celebrated valentine . Waktu SMP dan SMA sih saya suka banget hari valentine, dapat coklat, kan banyak tuh teman yang suka bagi-bagi coklat buat temen segeng atau bahkan sekelas. Tapi saya nggak pernah dapat coklat dari orang yang saya suka, hahaha, kasihan ya. Jadi di akhir SMA dan awal-awal kuliah saya udah males tuh sama yang namanya hari valentine yang identik dengan bunga, coklat, dan teddy bear. HAri kasih sayang apa sih. Memangnya nunjukin kasih sayang cuma sehari saja. Jiahahaha. Bilang aja sirik tanda tak tampu sih ya. Eh nggak tahunya sekarang saya punya pacar yang senang memanjakan pasangan di hari valentine.  Pesan kue kejutan. Kasih coklat. Kasih kado. Ngajak kencan spesial. Di saat saya sudah apatis banget sama yang namanya hari kasih sayang. Di saat saya sebenarnya nggak peduli. Rejeki emang nggak ke mana ya? Akhirnya saya valentinan juga :)

Halo Apa Kabar?

Halo kampus, tak kusangka begitu senang melihatmu. Teruslah menyenangkan ya. Halo bapak ibu dosen yang asyik dan seru, jangan kasih tugas yang bikin puyeng dulu ya, karena aku masih mau jalan-jalan dan nonton konser minggu ini, hahaha. Halo, Jakarta, nice to see you again. You bring back all the good memories. Halo, halo Bandung... rindu dan ingin mengunjungimu dalam waktu dekat. Tunggu aku ya, cantik... Halo, hapeku sayang, modalku buat menjalin kasih. Kok kamu menunjukkan tanda-tanda rusak sih. Jangan dong, aku masih belum ada budget buat beli yang baru. Halo, semuanya, semoga kalian bahagia, ya, karena aku juga!

Fashion Blog

Lagi suka banget lihat blog-blog fashion kayak blognya diana rikasari, ribonny boo, glister and blister... Kalau yang blog luar suka banget strawberry koi, liebemarlene sama cupcakes and cashmere. Bagus-bagus ya bajunya, iriii... Hahaha. Yah selain fakta bahwa bajunya memang bagus kelihatannya karena yang pakai juga cantik sih. I'm considering myself a shopaholic who loves fashion too, haha, narsis banget ya. Cuma kayaknya fashion is not my passion kayak mereka. Ya cuma sebatas suka aja. Katanya sih kalau di luar negeri sana fashion blogger itu sudah mulai jadi profesi. Jadi kayak majalah gitu, kita dikirimin baju atau sepatu sama sponsor trus kita post di blog jadi banyak orang yang lihat trus tertarik buat beli. Semacam gitulah. Tentunya itu berlaku buat blog yang tenar ya, banyak yang buka jadi harapannya barang yang dipromosikan itu lakunya banyak juga. Anyway, fashion blog juga bermanfaat banget buat kita cari inspirasi gaya. Kan jadi nggak perlu beli majalah

Campus Once Again

Kembali ke kampus artinya... Nggak harus tiap hari bangun pagi karena kan tergantung jadwal matkul hari itu. Kuliah siang berarti bisa tidur cantik pagi-pagi dan kalau kuliah kosong malahan bisa tidur seharian, hahahaha. Nulis tangan lagi buat nyatet materi kuliah. Dan duh... lama nggak nulis tangan tuh bikin kaku ya bok... Jalan dari kosan ke kampus, dari gedung G ke gedung F sambil bawa buku ke mana-mana, bikin serasa diri Rory Gilmore. Dan duduk di perpustakaan baca bahan kuliah, kurang Rory Gilmore apalagi coba. Trus berhubung sudah teringat terus sama Rory, sekalian aja marathon nonton DVD Gilmore Girls dari season I pas nggak ada kuliah. New loves everywhere! Ada aja yang naksir-naksiran. Seru ya, hihihi. Chitchat sama sahabat trus saling curhatin kisah cinta masing-masing di sela jeda kuliah atau malam-malam di kamar sambil mencoba ngerjain tugas kuliah yang numpuk dan gak ada tanda-tanda selesai. Nongkrong di posko stapala dan gitaran dan ketawa sampai sakit perut

Selamat 2009

Selamat tinggal, 2008. Tahun ini memulai kembali studi yang setahun tertunda karena magang dan bekerja. Semoga saya berhasil menjalani sisa tiga semester nanti, menyusun skripsi dan lulus dengan memuaskan. Semoga kembali ke ibukota dan berkumpul dengan teman-teman lama akan menjadi pengalaman hidup yang bermakna. Semoga saya bisa kembali menjelajah alam, mungkin mendaki dua tiga atau beberapa gunung? Amiiinnn... Tahun ini juga, kembali ke ibukota artinya berpisah dengan Mr Defender untuk sementara. Tidak akan ada lagi malam mingguan atau makan siang bersama selama beberapa waktu ke depan. Semoga jarak yang jauh tidak merenggangkan. Toh ada telepon dan sms, ada email. Semoga banyak kelebihan rezki agar kami bisa sering berjumpa (Halo, Air Asia!) Semoga tarif operator makin murah jadi kami bisa ngobrol berjam-jam di video call, amiiinn... Selamat datang, 2009!