Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2009

Harap Tenang, Ini Ujian

Minggu UAS sudah datang. Dari awal, capek rasanya harus membayangkan bolak balik Bintaro Blok M setiap hari. Walaupun pasti dijemput sih, selama ujian ini kan saya bareng sama Mr Cajoon ke kampusnya. Tak terbayangkan kalau harus naik kendaraan umum trus terjebak kemacetan...trus telat kuliah. Tet tot. Nggak banget kan. Terus sesuatu yang konyol terjadi. Jadi saya berangkat ujian siang kan, seperti biasa pagi sebelum berangkat saya ke kosan Mr Cajoon dulu, rupanya hari ini dia nggak ujian tapi cuma ngumpulin tugas sebagai pengganti nilai UAS, dan...dia belum buat tugas. Asli belum buat, bukannya belum jadi. Gila nggak sih tuh orang. Berhubung masih pagi saya pun berjibaku bantuin dia bikin tugas, lalu kami istirahat buat makan pagi yang kesiangan, lanjut buat tugas lagi, selesai juga, lalu... Ya ampun! Ujiannyaaa... Jam ujian sudah lima belas menit lagi, Mr Cajoon buru-buru pakai seragam lalu ngebutlah kami, saya deg-degan banget sepanjang jalan, gila aja lah kalau telat trus nggak

Guru, Digugu dan Ditiru

Selamat Hari Guru Nasional yang diwarnai dengan demonya para Oemar Bakrie yang merasa gajinya kurang. Saya suka sedih sih, kalau ada guru yang nggak sejahtera. Padahal tugasnya kan mendidik generasi penerus bangsa, atau kalau kata Iwan Fals, bikin otak orang seperti otak Habibie.  Kesejahteraan guru di Indonesia mungkin memang masih sangat kurang. Ayah saya juga lama jadi guru sebelum akhirnya jadi kepala sekolah dan dulu kami hidup sangat sederhana. Sampai sekarang setelah ada tunjangan sertifikasi pun, hidup kami jauh dari mewah. Saya sering prihatin kalau dengar cerita bapak, banyak temannya yang nggak bisa bayar kuliah anaknya. Bayangkan, seorang guru yang mendidik tunas bangsa tidak mampu membiayai pendidikan anaknya! Hati saya rasanya teriris, dan saya jadi mengerti kenapa bapak dulu sangat ingin saya masuk sekolah kedinasan. Biaya uang pangkal kampus impian saya mungkin terlalu mahal untuk gaji bapak. Tapi di lain pihak, saya merasa terganggu dengan demonya par

Bertamu

Suka lucu ya kadang kalau baca blog, termasuk punya sendiri, trus di bagian komennya ada yang marah-marah, ada yang protes, ada yang nggak suka dan ngatur kita seharusnya nulis ini dan nggak nulis itu. Ada yang menghakimi hidup kita padahal sebenarnya nggak kenal-kenal amat atau malahan nggak pernah ketemu sama sekali di dunia nyata dan hanya menilai kita dari secuil yang kita tampakkan di dunia maya. Kenapa coba? Gini ya, blog itu kan ibarat rumah. Ibaratnya kamu udah dibukain pintu untuk lihat-lihat rumah orang. Terus kamu malah ngotorin rumahnya, bikin rusuh di sana. Pantes enggak sih? Kan enggak ya. Kalau nggak suka, ya nggak usah dibaca aja gimana? Simpel, kok.