Baiklah. Setelah tahap menangis usai, setelah dihibur abis-abisan oleh Mr Ngocol dengan road trip keliling Kalimantan dan dimarahi setengah digampar oleh Mr Cajoon (tamparan sakit yang perlu agar aku tetap waras), akhirnya bisa bernafas lega juga. Jujur saja sebulan ke belakang tidur pun isinya mimpi buruk. Sakit, W, did you know that Mr Ladykiller??? And I hate to see that you're fine.
But of course you'll be fine. I meant nothing to you.
Oh how I hate you.
But now I'm fine. I'm glad I didn't do something stupid. Well maybe I did but I'm now fine. I got it. You don't love me. You never did.
Dan setelah semua tahap itu selesai, aku sadar kenapa semua ini harus terjadi. Semua ini karma belaka. Semua ini karena aku memang perlu menangis sedalam-dalamnya setelah perpisahan dengan Mr Backpack. Semua ini terjadi karena tidak seharusnya aku berduka atas perpisahan kami dengan langsung menemukan orang lain. I should give myself time. And space. To be alone. To be sad. To feel brokenhearted.
Dan karena aku jumawa menganggap diri baik-baik saja, maka segalanya terjadi dengan cara ini dan kesedihanku menjadi berlipat ganda karena sebenarnya yang aku tangisi bukan hanya kebersamaan singkat yang berakhir dengan Mr Ladykiller, tetapi juga kebersamaan panjang dengan mimpi masa depan yang kandas dengan Mr Backpack. Karena itulah aku sangat terpuruk. Karena itulah aku menghabiskan dua malam menangis sampai ketiduran. Lalu bangun dan menangis lagi.
But now I'm ready to feel properly sad. To let go. And stand tall again. Amen.
Comments
Post a Comment