Skip to main content

Sebulan Menikah

Tepat sebulan yang lalu, saya dan Mr Defender akhirnya menikah. Lalu berakhir sudah segala kehebohan dan kerempongan persiapan acara pernikahan yang menguras energi, waktu, pikiran dan isi dompet itu. Fiuhhh, lega, merdeka. Sekarang kami tinggal menjalani hidup berumah tangga dengan tenang dan damai tanpa harus diteror hitungan jumlah katering dan warna kebaya, hehehe. Tentu saja sebagian besar rencana bulan madu kami yang terlalu ambisius itu ambyar tak berbekas. Road trip keliling Jawa? Ah, bercanda....

Kami menghabiskan sebagian besar cuti nikah ini dengan bermalas-malasan dan tidur-tiduran. Sesungguhnya, kami berdua mungkin masih terlalu lelah setelah segala persiapan acara pernikahan kemarin, dan merasa lega akhirnya bisa bangun siang lalu makan dan langsung tidur siang. Benar-benar pengantin baru yang pemalas, ya? Hahahaha.

Rasanya, tidak banyak yang berubah dalam hubungan kami setelah pernikahan. Mungkin karena dari awal kami sangat terbuka kepada satu sama lain, jadi nggak ada tuh perasaan kaget atau menemukan hal-hal yang tak disangka dari pasangan setelah akad nikah. Biasa saja. Namun apakah itu mengurangi kebahagiaan pernikahan? Ternyata, nggak juga tuh. Jadi teori buku disegel tidak terbukti benar adanya, ya. Buku bekas pun bisa jadi menarik. toh yang penting isinya kan? Tanyakan saja pada penjual buku di Shoping atau di Kwitang sana.

Ngomong-ngomong pesta pernikahan, kami bersyukur sekali kami nekat membayar DP rumah dan membeli mobil bekas murah sebelum menikah. Jadi kami mengadakan pesta pernikahan dengan menyumbang seadanya kepada orang tua saya. Kami memang sudah berniat tidak akan jor-joran pesta, lalu miskin total setelahnya. Ya ujungnya sekarang kami tetap miskin total sih, tapi kan minimal sudah punya rumah dan kendaraan. Memulai hidup baru dengan aset di tangan tentunya lebih menenangkan daripada memulai dari nol besar kan.

Saat ini, setiap pagi (atau siang) saya terbangun dengan Mr Defender mengorok di sebelah saya, saya merasa damai, mengetahui bahwa kami tidak akan digerebek satpol PP karena sudah punya buku nikah, dan terlebih lagi mengetahui bahwa seumur hidup, kami akan menghabiskan pagi bersama. Well, tentunya kecuali saat Mr Defender tugas keluar kota, hehehe.


Comments

Popular posts from this blog

sepatu

Pengakuan. Saya (pernah) punya lebih dari 50 pasang alas kaki. Terdiri atas sepatu olahraga, sneakers, high heels, wedges, flat shoes, sandal-sandal cantik, flip flop, sendal gunung, hampir semua model sepatu dan sandal (waktu itu) saya punya. Ada yang dibeli dengan tabungan beberapa bulan, khususnya yang sepatu kantor dan olahraga, tapi sebagian besar berasal dari rak diskon (untungnya ukuran saya 35 up to 36 sehingga sewaktu sale di mana-mana penuh ukuran itu dengan harga super miring, bahkan sering saya dapat sepatu Yongki dengan hanya 20 ribu rupiah saja) atau hasil jalan-jalan di Melawai. Sewaktu saya pindahan dari Jakarta ke Samarinda, Mr Defender sangat syok dengan paket yang berisi baju, sepatu, tas, dan asesoris saya yang jumlahnya mencapai 20 kardus Aqua besar (jangankan dia, saya pun syok). Lalu ketika akhirnya lemari di kos baru saya nggak muat menampung itu semua dan akhirnya sebagian besar dari 20 kardus itu terpaksa tetap dikardusin, setiap saya naksir baju, sepatu,...

Tanpa Alasan Khusus

Sebagai penjelasan yang (mungkin) ditunggu oleh teman-teman yang kemarin sempat tahu bahwa kami, saya dan Mr Defender, sedang mempersiapkan pernikahan (dan menanti undangan yang tak kunjung datang) maka saya merasa perlu memberitahukan bahwa kami sepakat untuk menunda menikah dalam waktu yang belum ditentukan. Kalau di antara teman-teman ada yang bertanya mengapa, atau lebih tepatnya ada apa, maka kami akan menjawab, tidak ada apa-apa. Pernikahan, memang kami tunda, tapi bukan karena alasan finansial (walaupun ya, saya dan dia memang kebetulan sama-sama sedang dalam kondisi finansial kurang bagus), bukan karena ada masalah dengan keluarga (bukan berarti masalah itu tidak ada, tapi bukan itu penyebab tertundanya pernikahan kami), juga bukan karena kami mendadak tidak yakin pada satu sama lain. Kami menunda karena belum siap (klise bukan). Atau tepatnya belum ingin. Tentu saja kami masih saling mencintai dan ingin menikah, suatu hari nanti. Tapi sekarang, kami merasa cukup nyaman ...

Sekolah Baru

Selamat tahun ajaran baru! Tahun ini Mbak Rocker masuk Sekolah Dasar di sekolah swasta yang sudah kami pertimbangkan bersama masak-masak selama beberapa waktu lamanya. Tambahan yang tak terduga, si Racun Api mendadak mogok sekolah di sekolah lamanya sehingga kami memutuskan untuk memindahkannya ke Taman Kanak-Kanak yang satu yayasan dengan sekolah kakaknya sekarang. Tentu saja walaupun mendadak dan tanpa rencana, proses pindah sekolah ini berlangsung dengan huru-hara dan drama singkat yang puji syukur bisa teratasi tanpa perlu ikut drama di media sosial. Yang penting, tahun ajaran baru datang dan anak-anak sudah bersekolah di sekolah baru. Amin! Allahu akbar! Bersekolah di sekolah baru ini, sungguh membuka mata saya tentang banyak hal. Terutama, tentang bagaimana rasanya menjadi minoritas. Saya lupa apakah sudah pernah bercerita, tetapi sekolah anak-anak yang sekarang menggunakan bahasa Inggris dan Mandarin sebagai pengantarnya. Tentu saja kami sudah tahu sebelumnya, dan bahkan ...