Dia yang tidak bisa melihat bayang-bayang sediri, dia tidak akan mendapat pembebasan.
Barangkali manusia tidak punya kapasitas untuk mengampuni. Yang bisa dilakukan hanyalah berdamai.
Akhirnya saya berhasil menamatkan buku ini dalam seminggu. Ini rekor lho, karena biasanya semua buku Ayu Utami saya selesaikan dalam sekali baca. Novel ini merupakan seri Bilangan Fu, kelanjutan dari Bilangan Fu dan Manjali dan Cakrabirawa.
Namun berbeda dengan Bilangan Fu yang meskipun penuh teka teki masih asyik dibaca dan membuat kita cepat terhanyut dalam cerita, atau Manjali dan Cakrabirawa yang ringan, menikmati Lalita ini sungguh sulit buat saya. Di luat bahasa penceritaan yang indah, segala muntahan informasi dari penulis tentang Drakula dan Candi Borobudur sungguh melelahkan. Entah mengapa Ayu memilih menyisipkan sejuta deskripsi meletihkan itu dalam narasinya.
Pada akhirnya, Lalita tetap sebuah buku yang bagus. Melelahkan dan harus dibaca dengan serius seperti sebagian buku Pramoedya Ananta Toer, namun tetap buku yang bagus.
Comments
Post a Comment