Skip to main content

20 Hal dan Lain Hal

Yang sedang trend di Instagram. 20 hal tentang dirimu. Karena saya sedang tidak ada ide untuk menceritakan diri saya dengan narsis, saya akan menjawab 20 pertanyaan ini saja.


  1. Yang sok pintar. Yang pelit. Yang merasa paling benar.
  2. Yang bisa main gitar. Yang open minded khususnya soal politik, sejarah, agama dan manusia. Yang baik hati pada orang asing.
  3. Dulu saya takut sekali terbang (sekarang masih sih kadang-kadang). Saya juga takut sekali jika sedang menyetir dan berpapasan dengan kendaraan besar semacam truk kontainer. Dan sesekali, saya juga takut ketika melihat gedung pencakar langit.
  4. Sewaktu SMA saya tergila-gila pada Alex Band, vokalis The Calling. Saya juga sangat menyukai Dewa Budjana, gitaris Gigi. Bahkan banyak yang bilang Mr Defender mirip dengan Budjana. Mungkin alam bawah sadar saya? Hahaha.
  5. I used to smoke weed, hahaha, socially. And sometimes I drink too, socially.
  6. Harry Potter! I watched it over and over and never get bored. For a sentimental reason I alseo love Girl! Interrupted.
  7. Wulan. It means full moon.
  8. Queen, tentunya.
  9. Bob Dylan.
  10. Banyak.
  11. Indomi goreng, hahaha, sehat banget ya.
  12. Iklan diskon Zalora. Hahahahaha.
  13. Tikus. Kecoa. Pesawat delay. 
  14. Selain keluarga saya: Hujan. Vespa. Gunung. Aroma rumput basah.
  15. Everything is random about me.
  16. Andi. Viona. Yella.
  17. My own name. With my husband's phone number, just in case I'll ever be amnesia in the middle of the ocean just like Jason Bourne.
  18. Banyak. Tapi orang bilang, hal yang paling kita sesali adalah hal yang tidak kita lakukan, kan?
  19. Done. And done.
  20. Too many.

Comments

Popular posts from this blog

sepatu

Pengakuan. Saya (pernah) punya lebih dari 50 pasang alas kaki. Terdiri atas sepatu olahraga, sneakers, high heels, wedges, flat shoes, sandal-sandal cantik, flip flop, sendal gunung, hampir semua model sepatu dan sandal (waktu itu) saya punya. Ada yang dibeli dengan tabungan beberapa bulan, khususnya yang sepatu kantor dan olahraga, tapi sebagian besar berasal dari rak diskon (untungnya ukuran saya 35 up to 36 sehingga sewaktu sale di mana-mana penuh ukuran itu dengan harga super miring, bahkan sering saya dapat sepatu Yongki dengan hanya 20 ribu rupiah saja) atau hasil jalan-jalan di Melawai. Sewaktu saya pindahan dari Jakarta ke Samarinda, Mr Defender sangat syok dengan paket yang berisi baju, sepatu, tas, dan asesoris saya yang jumlahnya mencapai 20 kardus Aqua besar (jangankan dia, saya pun syok). Lalu ketika akhirnya lemari di kos baru saya nggak muat menampung itu semua dan akhirnya sebagian besar dari 20 kardus itu terpaksa tetap dikardusin, setiap saya naksir baju, sepatu,...

Sekolah Baru

Selamat tahun ajaran baru! Tahun ini Mbak Rocker masuk Sekolah Dasar di sekolah swasta yang sudah kami pertimbangkan bersama masak-masak selama beberapa waktu lamanya. Tambahan yang tak terduga, si Racun Api mendadak mogok sekolah di sekolah lamanya sehingga kami memutuskan untuk memindahkannya ke Taman Kanak-Kanak yang satu yayasan dengan sekolah kakaknya sekarang. Tentu saja walaupun mendadak dan tanpa rencana, proses pindah sekolah ini berlangsung dengan huru-hara dan drama singkat yang puji syukur bisa teratasi tanpa perlu ikut drama di media sosial. Yang penting, tahun ajaran baru datang dan anak-anak sudah bersekolah di sekolah baru. Amin! Allahu akbar! Bersekolah di sekolah baru ini, sungguh membuka mata saya tentang banyak hal. Terutama, tentang bagaimana rasanya menjadi minoritas. Saya lupa apakah sudah pernah bercerita, tetapi sekolah anak-anak yang sekarang menggunakan bahasa Inggris dan Mandarin sebagai pengantarnya. Tentu saja kami sudah tahu sebelumnya, dan bahkan ...

Cyin, Pertanyaan Lo Gengges Deh!

Kemarin, entah untuk ke berapa ratus kalinya saya mendapat pernyataan (sekali lagi pernyataan bukan pertanyaan) yang sama: "Kamu kok nggak nikah-nikah sih." Saya sih sudah kehilangan selera menjawab. Soalnya, apa pun jawaban saya pasti salah deh. Mereka yang ngajak ngomong itu emang nggak niat pengen diskusi, apalagi perhatian. Niat mereka cuma mencerca dan menyudutkan, itu saja. Jadi mau saya jawab apa pun, selalu di-counter lagi sama dia. Saya sampai hafal kalau saya jawab A, mereka bakal balas B. Misalnya saya jawab, pengen kuliah lagi, pasti mereka balas, apa sih artinya pendidikan tinggi kalau nggak punya keluarga, apa yang mau diharapkan nanti di masa tua, pasti hidupnya hampa. Lalu kalau saya jawab lagi, prioritas hidup orang kan beda-beda, siapa tahu bagi mereka yang karir dan pendidikan tinggi tapi nggak membangun keluarga itu emang nggak pengen berkeluarga, kan? Siapa tahu mereka bahagia hidup sendiri. Tapi kalau saya jawab begini, pasti jadi panjang, dan s...