Skip to main content

Resolusi 2016

Saya biasanya tidak membuat resolusi awal tahun, hehehe. Lebih senang mengalir saja mengikuti takdir (halah!). Namun tahun 2015 yang lalu, saya merasa sedikit... hmm, apa ya? Out of control? Losing my grip? Semacam itulah. Intinya saya merasa hidup saya perlu lebih ditata di tahun 2016 ini, saya ingin lebih memiliki kontrol atas diri saya, I want to take the control back.

Jadi, beberapa malam menjelang new year eve, saya sering meluangkan waktu duduk di depan agenda, merenungkan dan mencatat berbagai hal, mencoba menemukan apa yang saya lakukan dengan salah di tahun lalu dan apa yang akan saya perbaiki.


So here it goes, my so called 2016 resolutions.

  1. Make my family on top of my list, whatever the situation is. Keluarga menjadi perhatian terbesar saya tahun ini, terutama karena tahun lalu saya merasa kurang memberikan waktu, tenaga dan perhatian untuk anak-anak saya. Tahun ini saya berniat menjadikan anak-anak dan suami prioritas pertama, yang artinya antara lain adalah... it's OK to come late to the office because dropping my daughter to her preschool is more important. It's OK to say no when my boss asks me to work overtime because it'd be better spending that time with my husband watching TV. Dan sebagainya. 
  2. Take a better care of myself. Sangat mudah untuk lupa merawat diri, makan sembarangan, nggak berolahraga dengan alasan saya sibuk, saya capek mengurus dua anak, bekerja dan mengurus usaha katering, tapi sesungguhnya tubuh yang tidak terawat membuat energi untuk melakukan segala hal juga lebih terbatas. Tahun ini saya bertekad meluangkan waktu untuk berolahraga, makan makanan yang sehat, merawat kulit dan tubuh, untuk diri sendiri dan keluarga. I want to stay strong when I grow old.
  3. Pause. Rileks dan lebih menikmati hidup. Nggak usah ngoyo. It seems like I live in a rush.  Setiap hari bangun pagi dengan terburu-buru, ngapa-ngapain dengan terburu-buru, selalu merasa nggak cukup waktu dan pulang dengan kelelahan setiap hari. Setiap hari. Apanya yang nikmat dari hidup seperti itu? Saya berniat untuk bangun lebih pagi setiap hari, meluangkan waktu untuk minum teh hangat tanpa terburu-buru, menyiapkan sarapan yang nikmat untuk sekeluarga, dan menikmati pagi bersama anak-anak saya. The world can wait. Beristirahat saat sudah penat. And smile. And be grateful. Hey, i don't have all problems in the world, ya kan?

Comments

Popular posts from this blog

sepatu

Pengakuan. Saya (pernah) punya lebih dari 50 pasang alas kaki. Terdiri atas sepatu olahraga, sneakers, high heels, wedges, flat shoes, sandal-sandal cantik, flip flop, sendal gunung, hampir semua model sepatu dan sandal (waktu itu) saya punya. Ada yang dibeli dengan tabungan beberapa bulan, khususnya yang sepatu kantor dan olahraga, tapi sebagian besar berasal dari rak diskon (untungnya ukuran saya 35 up to 36 sehingga sewaktu sale di mana-mana penuh ukuran itu dengan harga super miring, bahkan sering saya dapat sepatu Yongki dengan hanya 20 ribu rupiah saja) atau hasil jalan-jalan di Melawai. Sewaktu saya pindahan dari Jakarta ke Samarinda, Mr Defender sangat syok dengan paket yang berisi baju, sepatu, tas, dan asesoris saya yang jumlahnya mencapai 20 kardus Aqua besar (jangankan dia, saya pun syok). Lalu ketika akhirnya lemari di kos baru saya nggak muat menampung itu semua dan akhirnya sebagian besar dari 20 kardus itu terpaksa tetap dikardusin, setiap saya naksir baju, sepatu,...

Tanpa Alasan Khusus

Sebagai penjelasan yang (mungkin) ditunggu oleh teman-teman yang kemarin sempat tahu bahwa kami, saya dan Mr Defender, sedang mempersiapkan pernikahan (dan menanti undangan yang tak kunjung datang) maka saya merasa perlu memberitahukan bahwa kami sepakat untuk menunda menikah dalam waktu yang belum ditentukan. Kalau di antara teman-teman ada yang bertanya mengapa, atau lebih tepatnya ada apa, maka kami akan menjawab, tidak ada apa-apa. Pernikahan, memang kami tunda, tapi bukan karena alasan finansial (walaupun ya, saya dan dia memang kebetulan sama-sama sedang dalam kondisi finansial kurang bagus), bukan karena ada masalah dengan keluarga (bukan berarti masalah itu tidak ada, tapi bukan itu penyebab tertundanya pernikahan kami), juga bukan karena kami mendadak tidak yakin pada satu sama lain. Kami menunda karena belum siap (klise bukan). Atau tepatnya belum ingin. Tentu saja kami masih saling mencintai dan ingin menikah, suatu hari nanti. Tapi sekarang, kami merasa cukup nyaman ...

Sekolah Baru

Selamat tahun ajaran baru! Tahun ini Mbak Rocker masuk Sekolah Dasar di sekolah swasta yang sudah kami pertimbangkan bersama masak-masak selama beberapa waktu lamanya. Tambahan yang tak terduga, si Racun Api mendadak mogok sekolah di sekolah lamanya sehingga kami memutuskan untuk memindahkannya ke Taman Kanak-Kanak yang satu yayasan dengan sekolah kakaknya sekarang. Tentu saja walaupun mendadak dan tanpa rencana, proses pindah sekolah ini berlangsung dengan huru-hara dan drama singkat yang puji syukur bisa teratasi tanpa perlu ikut drama di media sosial. Yang penting, tahun ajaran baru datang dan anak-anak sudah bersekolah di sekolah baru. Amin! Allahu akbar! Bersekolah di sekolah baru ini, sungguh membuka mata saya tentang banyak hal. Terutama, tentang bagaimana rasanya menjadi minoritas. Saya lupa apakah sudah pernah bercerita, tetapi sekolah anak-anak yang sekarang menggunakan bahasa Inggris dan Mandarin sebagai pengantarnya. Tentu saja kami sudah tahu sebelumnya, dan bahkan ...