Halo, semua! Dua minggu ini adalah minggu yang lumayan seru buat keluarga kami, dimulai dari ulang tahun saya yang ketiga puluh, kepulangan Mr Defender dari perjalanan dinas panjangnya, disusul dengan si Racun Api yang ndilalah ujug-ujug kena cobaan hidup, kecelakaan dalam salah satu atraksi akrobatnya di playground dan berakhir dengan jahitan telinga serta operasi tulang rawan yang membuat kami menginap tiga hari di rumah sakit. Syukurnya semua cepat berlalu dan si Racun Api saat ini sudah kembali berlaga akrobatik. Kemudian rumah kami kedatangan tamu agung, ibu saya dari Jogja yang khawatir dengan kondisi si Racun Api. Padahal bocahnya riang-riang saja, hehehe.
Di antara semua keseruan di rumah kami, ada satu agenda yang menjadi terlupakan, yaitu mobil sedan tua saya. Sejak menikah sampai hari ini, kami menggunakan sebuah Grandcivic tahun 1990 sebagai alat transportasi. Mobil ini merupakan mobil bersejarah bagi kami. Kami membelinya dari bapak saya beberapa minggu sebelum menikah. Mobil ini menjadi mobil pengantin kami, membawa anak-anak kami ketika pertama kali mereka pulang ke rumah dari rumah sakit, mengajak kami piknik keluarga ke mana-mana, bahkan sudah melintasi Jogja-Jakarta-Samarinda-Tarakan bersama kami.
Walaupun banyak teman dan kerabat (bahkan bapak saya) heran dengan kecintaan kami terhadap mobil ini (dan kenapa kami tidak membeli mobil baru), namun kami tetap setia menggunakannya. Bagaimana tidak, mobil ini punya mesin yang masih sangat tokcer (semua teman kami yang pernah mencobanya mengakuinya), dan terlepas dari satu cacat kecil di bumper mobil (bekas saya tabrakkan di pembatas jalan), bodinya juga masih mulus.
Namun seperti halnya semua hal di dunia ini, tibalah sudah saat berpisah dengan mobil ini. Jumlah anggota keluarga yang sudah bertambah membuat kami harus berganti mobil keluarga yang lebih besar agar muar mengangkut sepeda anak-anak ke taman dan membawa ban berenang ke pantai. Tentunya setelah mengambil keputusan membeli mobil baru, kami harus merelakan Civic tersayang karena memang tidak ada tempat untuk menampung dua mobil di garasi. Lagipula kami juga tidak membutuhkan dua mobil, sih.
Walaupun rasanya saya patah hati, namun saya merelakan Civic dijual agar dia dirawat oleh tangan yang baik, daripada tetap saya miliki namun tidak dipergunakan dengan layak lagi. Mudah-mudahan dia menemukan pemilik baru yang akan sering mengajaknya bertualang (lho kok jadi mellow). Terima kasih atas semua kenangan kita bersama, Civic! We will always love you!
Namun seperti halnya semua hal di dunia ini, tibalah sudah saat berpisah dengan mobil ini. Jumlah anggota keluarga yang sudah bertambah membuat kami harus berganti mobil keluarga yang lebih besar agar muar mengangkut sepeda anak-anak ke taman dan membawa ban berenang ke pantai. Tentunya setelah mengambil keputusan membeli mobil baru, kami harus merelakan Civic tersayang karena memang tidak ada tempat untuk menampung dua mobil di garasi. Lagipula kami juga tidak membutuhkan dua mobil, sih.
Walaupun rasanya saya patah hati, namun saya merelakan Civic dijual agar dia dirawat oleh tangan yang baik, daripada tetap saya miliki namun tidak dipergunakan dengan layak lagi. Mudah-mudahan dia menemukan pemilik baru yang akan sering mengajaknya bertualang (lho kok jadi mellow). Terima kasih atas semua kenangan kita bersama, Civic! We will always love you!
Comments
Post a Comment