Skip to main content

Campus Once Again


Kembali ke kampus artinya...

  • Nggak harus tiap hari bangun pagi karena kan tergantung jadwal matkul hari itu. Kuliah siang berarti bisa tidur cantik pagi-pagi dan kalau kuliah kosong malahan bisa tidur seharian, hahahaha.
  • Nulis tangan lagi buat nyatet materi kuliah. Dan duh... lama nggak nulis tangan tuh bikin kaku ya bok...
  • Jalan dari kosan ke kampus, dari gedung G ke gedung F sambil bawa buku ke mana-mana, bikin serasa diri Rory Gilmore.
  • Dan duduk di perpustakaan baca bahan kuliah, kurang Rory Gilmore apalagi coba.
  • Trus berhubung sudah teringat terus sama Rory, sekalian aja marathon nonton DVD Gilmore Girls dari season I pas nggak ada kuliah.
  • New loves everywhere! Ada aja yang naksir-naksiran. Seru ya, hihihi.
  • Chitchat sama sahabat trus saling curhatin kisah cinta masing-masing di sela jeda kuliah atau malam-malam di kamar sambil mencoba ngerjain tugas kuliah yang numpuk dan gak ada tanda-tanda selesai.
  • Nongkrong di posko stapala dan gitaran dan ketawa sampai sakit perut.
  • Duduk-duduk bego di Plasa Mahasiswa trus berujung ketemu teman dan malas pulang.
  • Malam-malam makan roti bakar dan indomi di Mamat sambil bawa catatan kuliah pura-pura belajar trus berujung ketemu temen dan ketawa ngakak.
  • Begadang bikin tugas karena keasyikan main sampai lupa kalau ada tugas yang deadline nya besok!
  • Begadang karena besok ujian dan lagi-lagi belajarnya sistem SKS.
  • Ngumpul sama teman sekelas buat bahas tugas kelompok untuk presentasi minggu depan.
  • Di atas segalanya, happy, bersyukur udah bisa balik lagi ke kampus.


Comments

Popular posts from this blog

sepatu

Pengakuan. Saya (pernah) punya lebih dari 50 pasang alas kaki. Terdiri atas sepatu olahraga, sneakers, high heels, wedges, flat shoes, sandal-sandal cantik, flip flop, sendal gunung, hampir semua model sepatu dan sandal (waktu itu) saya punya. Ada yang dibeli dengan tabungan beberapa bulan, khususnya yang sepatu kantor dan olahraga, tapi sebagian besar berasal dari rak diskon (untungnya ukuran saya 35 up to 36 sehingga sewaktu sale di mana-mana penuh ukuran itu dengan harga super miring, bahkan sering saya dapat sepatu Yongki dengan hanya 20 ribu rupiah saja) atau hasil jalan-jalan di Melawai. Sewaktu saya pindahan dari Jakarta ke Samarinda, Mr Defender sangat syok dengan paket yang berisi baju, sepatu, tas, dan asesoris saya yang jumlahnya mencapai 20 kardus Aqua besar (jangankan dia, saya pun syok). Lalu ketika akhirnya lemari di kos baru saya nggak muat menampung itu semua dan akhirnya sebagian besar dari 20 kardus itu terpaksa tetap dikardusin, setiap saya naksir baju, sepatu,

Mau Jadi Apa?

Kembali ke topik yang pastinya membuat mereka yang sudah membaca blog ini sejak lama muntah atau minimal menguap saking bosannya: karir dan passion . Hahaha, muntah, muntah deh. Brace yourself. Sebab ini merupakan salah satu topik pencarian diri yang memang belum berakhir untuk saya (dan mungkin tidak akan berakhir). Begini, ya, seperti yang semua orang tahu, saat ini saya tidak berkarir di bidang yang sesuai dengan minat saya. Bahkan, saya sendiri tidak tahu minat saya apa. Apakah saya sudah mencoba pepatah bijak jika tidak bisa mengerjakan yang kamu cintai, cintailah apa yang saat ini kamu kerjakan? Hm, sudah, sejuta kali, dan sebesar apa pun saya berusaha tidak mengeluhkan pekerjaan saya, saya memang tidak bisa bilang saya cinta, apalagi menyatakan ini adalah passion saya. Jangan salah, saya bersyukur atas pekerjaan saya, dan saya menikmati semua yang pekerjaan ini berikan: gaji yang cukup untuk hidup layak, waktu yang longgar untuk menikmati anak-anak saya bertumbuh, fasilita

Kurikulum

Suatu sore, saat saya sedang pusing mengatur jadwal les dan jadwal belajar anak-anak, seorang sahabat lama menyapa lewat pesan singkat. Saya belum sempat membacanya hingga sejam kemudian, karena mengatur jadwal dan kurikulum ekstra anak-anak ini sungguh menguras waktu, energi, dan pikiran. Mengapa? Karena sejak anak masuk sekolah tiba-tiba saya jadi berubah mirip Amy Chua yang ingin anaknya bisa segala hal. Apalagi Mbak Rocker nampak berminat dengan semua kegiatan: main piano, renang, bahasa Inggris dan Mandarin, melukis, taekwondo... Belum lagi hal lain yang tidak dipilihnya namun wajib dilakukan karena dia harus bisa: mengaji, berbahasa Arab dan Jawa, memasak dan berkebun hahaha... semuanya harus dijadwalkan. Kalikan dengan tiga anak, maka habislah waktu ibu mengatur jadwal (serta mengantar jemput). 'Kurikulum' anak-anak memang lumayan padat. Kembali ke pesan singkat teman saya tadi. Dia mengirim pesan panjang yang berisi keluh kesah kehidupan rumah tangganya. Saya cuku