kepada semuanya. untuk spedometer semangat saya yang terus menurun dalam setengah tahun ini.
maaf untuk teman-teman sekelompok saya di perkuliahan, atas segala kinerja dan sumbangsih yang tak pernah maksimal. sungguh, tak pernah, bukannya hampir tak pernah. maafkan kalau saya jadi sama rendahnya dengan mereka yang bikin PT KAI rugi dengan tak bayar karcis kereta api alias free rider. maaf, maaf, maaf.
maaf untuk bapak dan ibu dosen, khususnya dosen-dosen semester ini, yang begitu antusias dan penuh dedikasi. maaf untuk tidak menghargai perjuangan bapak mengendarai kuda besi dari kelapa gading ke bintaro, untuk pengorbanan bapak yang lain lagi bermain sirkus dengan waktu sebab jadwalnya yang padat, dan bapak ibu yang lain yang tak kalah menginspirasi, maaf jika semua itu hanya terbalas dengan tatapan kosong dan pikiran yang entah kemana melajunya. eh, tapi mungkin juga saya ge-er, memangnya mereka datang cuma buat saya?
maaf untuk stapala. yang dulu jadi salah satu alasan yang memanggil-manggil saya kembali, menabuh hati dengan rindu yang bertalu. sekarang, setelah dekat, entah mengapa saya tak lagi rindu. eh, bukan tak rindu sih, mungkin saya malah semakin rindu. tapi, rindu ini rindu yang menjauhkan, bukan yang membuat saya ingin selalu dekat dan tak ingin pergi dari posko. entahlah, semuanya tak lagi terasa menggairahkan. saya tak tahu di mana yang salah, tapi saya tak suka merasa menjadi orang asing yang tak bisa orientasi medan di rumah sendiri. mungkin semuanya kembali ke semangat, dan saya hampir di titik kosong. jangankan untuk naik gunung atau turun ke gua, untuk amanah-amanah lain yang diberikan kepada saya pun, banyak yang belum terselesaikan. maafkan, stapalaku. maafkan saya yang cuma bisa meminta maaf. saya tak enak pada adik-adik yang minta transfer ilmu rescue tali tegang. saya tak enak pada adik yang berulang kali menanyakan standar kemampuan teknis yang masih belum jadi. saya tak enak ketika ada undangan rapat atau permintaan bantuan untuk outbound, namun di saat itu saya harus mengerjakan tugas kuliah. dan ini bukan salah tugas kuliah, sebab harusnya mereka sudah selesai saat adik-adik mengundang saya ke posko. ah, maaf. maaf. maaf. bukannya saya tak suka posko bersih dan rapi sampai bisa dijilat. tak ada yang bisa dijelaskan mengapa posko tak terasa lagi seperti rumah, dan bukan salah siapa-siapa. perasaan tak bisa dipaksakan bukan? saya tak ingin mencari analogi. sungguh saya tak ingin tahu sebabnya. saya tak ingin membenci apapun.
maaf untuk dia yang sedang belajar english grammar dari saya, yang bahan ajarnya selalu tertunda dan sekarang berhenti sama sekali. tapi aku berjanji, semuanya akan kuganti di lain hari.
maaf untuk semuanya yang ada di sekitar saya, karena untuk tersenyum pun aku tak ada semangat. maaf untuk segala ketidakramahan dan ketidakwelcome-an saya. maaf.
dan saya tak tahu lagi pada siapa harus meminta maaf, bukan karena tak ada lagi, tapi karena banyaknya. dan maaf tak pernah menggantikan apapun, saya tahu. tapi semoga kalian semua dan mereka semua memaafkan saya. amin
Comments
Post a Comment