Rindu menyesap kopi bersama teman-teman setenda dalam pendakian, bergulung di selimut sambil diam-diam menatap kagum dan cinta pada seseorang. Rindu tertawa, ngumpul rame-rame bolos kuliah nongkrong di akang, makan indomi rebus dan merenungi kebodohan diri, lalu tertawa lagi. Rindu menghabiskan hari di kamar teman kos mencurhatkan gebetan yang itu itu saja problemnya, dan mengakhiri semua masalah dengan solusi tunggal: karaokean sampai pagi.
Rindu obrolan penuh makna ala ala Before Sunrise di malam menjelang dinihari di depan posko sambil latihan srt yang disusul makan roti bakar mamat yang buka 24 jam. Rindu keliling Jakarta naik busway memandangi lampu lampu di malam hari.
Rindu masa awal kerja menghabiskan gaji di awal bulan buat hura hura. Ah padahal itu belum lama terjadi. Tapi rasanya begitu jauh karena takkan terulang lagi. Dan saya selalu suka bernostalgia seakan semuanya itu terjadi puluhan tahun lampau, padahal baru saja.
All the best experiences in life have always been suffused with a secret sadness; as they are happening, I’m remembering they will end and never be again. It’s a strange sensation. I’ll wonder as I strangely find myself missing the life I was living just two hours ago. Perhaps it’s unwise to get attached to moments, they fly away, but that is where I live, nothing exists but a momen and the moment, this moment is all we truly have.
Comments
Post a Comment