Belum lama ini saya mendapatkan sebuah beasiswa yang cukup bergengsi serta dua offer letters dari universitas impian saya di Inggris dan Australia. Cukup impresif, ya? Sayangnya saya belum berjodoh dengan kesempatan ini dan terpaksa melepaskannya untuk orang lain yang menginginkannya lebih dari saya.
Perasaan saya? Kecewa, pasti. Banyak orang yang terkejut dan mempertanyakan keputusan saya melepaskan kesempatan ini, belum lagi risiko dimasukkan blacklist dari program beasiswa. Tetapi saya mengambil keputusan ini dengan sadar dan sukarela.
Ketika saya dan suami apply beasiswa ini, kami belum menikah. Di tahapan akhir, kami mengetahui bahwa saya hamil dengan kondisi hiperemesis yang parah sehingga bisa dipastikan saya tidak akan bisa terbang pada waktu seharusnya saya mengikuti program persiapan. Dan saya dijadwalkan melahirkan tepat di saat saya seharusnya berangkat. Jadi, kami memang tidak punya pilihan.
Tetapi, saya tidak menyesalkan apa pun. Beasiswa masih bisa dicari, andaikan tidak dari institusi ini, masih banyak grant yang menawarkan beasiswa. Universitas itu masih menawarkan program yang sama setiap tahun, doktoral maupun post graduate. Tetapi makhluk kecil yang dititipkan semesta kepada saya, entah apakah kelak saya masih akan diberikan kesempatan yang sama. Tentunya saya masih berharap bisa mendapatkan beasiswa postgraduate nantinya. Tetapi saat ini itu bukan prioritas saya. Semoga pilihan ini yang terbaik dan masih banyak pintu kesempatan yang terbuka nanti. Amin.
Comments
Post a Comment