Skip to main content

Milestone

Bulan ini kami sedang sangat bahagia.

Setelah menabung dalam setahun terakhir, dan mencari selama kurang lebih tiga bulan, akhirnya kami menemukan sebuah rumah di Kediri yang kami beli untuk ibu. Saya dan Mr Defender sebenarnya cukup surprise juga karena rencana kami adalah membeli rumah di akhir tahun 2014, ternyata tercapai dengan jauh lebih cepat. Alhamdulillah yang namanya jodoh dan rezeki ya, ada saja jalannya yang nggak disangka-sangka.

Konon katanya, saat kita sangat menginginkan sesuatu dan mengirim afirmasi diri bahwa kita ingin mencapai suatu hal, semesta akan berkonspirasi untuk mewujudkannya dengan cara yang tidak kita ketahui. Saya merasa benar banget lho, hal ini, kami sudah membuktikannya. Jadi lain kali kalau ingin sesuatu, selalu optimis dan mengirim vibrasi positif aja ke semesta, nanti juga akan ada tangan-tangan tak nampak yang membantu kita, amiiinn...

Hal yang tadinya nampaknya nggak mungkin, ternyata jadi mudah kalau kita mau.

Kami sudah menyelesaikan semua proses jual beli, membeli perabotan, dan memberitahu ibu bulan lalu. Pastinya ibu senang, karena sudah berkali-kali beliau bilang ingin tinggal lagi di Kediri. Pas sekali juga rumah yang kami beli letaknya dekat dengan rumah masa kecil ibu sehingga nggak asing lagi lingkungannya. Semoga ibu lebih tenang hatinya di Kediri dan semoga penyakit ibu jadi jauh lebih baik setelah tinggal di kampung halamannya.

Pastinya tak semulus ini kami mencapai milestone ini, banyak sekali kemarin rintangan dalam berbagai bentuk yang sempat membuat saya down, namun akhirnya berhasil kami atasi bersama. Terima kasih, semesta... 

Comments

Popular posts from this blog

Lekas Sembuh, Bumiku

Ada banyak hal yang memenuhi pikiran setiap orang saat ini, yang sebagian besarnya mungkin ketakutan. Akan virus, akan perekonomian yang terjun bebas, akan harga saham, akan  ketidakpastian akankah besok masih punya pekerjaan. Ada banyak kekuatiran, juga harapan. Ada jutaan perasaan yang sebagian besarnya tak bisa diungkapkan. Tanpa melupakan bahwa kita tak hanya cukup merasa prihatin namun harus mengulurkan tangan kepada mereka yang membutuhkan, marilah kita mensyukuri apa yang masih kita miliki. Setiap detik kehidupan yang masih diberikan kepada kita, atap untuk berteduh, rumah tempat kita bernaung, makanan, udara yang segar, dan keluarga tercinta yang sehat.

Tahun untuk Berjuang

Saya tidak bermaksud membuat blog ini menjadi kumpulan essay galau, apalagi di awal tahun dan awal dekade yang semestinya disambut dengan penuh semangat. Tapi mungkin tahun ini memang saya mengalami krisis usia 30-an. Mungkin juga usia 30 adalah usia mendewasa yang sebenarnya sehingga banyak hal yang mendadak tersangkut di pikiran. Dan mungkin juga tahun ini memang dibuka dengan berbagai duka yang belum selesai dari tahun lalu. Seorang kerabat dekat yang sangat saya sayangi divonis dengan penyakit yang cukup serius tahun lalu, dan tahun ini kami semua berjuang untuk kesembuhannya. Sangat sulit untuk tetap berpikiran positif di saat ketidakpastian yang mencekam ada di depan mata. Selain satu hal ini, ada beberapa hal lain dalam hidup kami yang sedang tidak beres, seakan semesta kami mulai runtuh sedikit-sedikit, dan jiwa saya lumat perlahan-lahan di dalam pusaran masalah yang tak henti. Saya berkali-kali mencoba mengingatkan diri bahwa saya harus tetap berusaha untuk tid...

Mau Jadi Apa?

Kembali ke topik yang pastinya membuat mereka yang sudah membaca blog ini sejak lama muntah atau minimal menguap saking bosannya: karir dan passion . Hahaha, muntah, muntah deh. Brace yourself. Sebab ini merupakan salah satu topik pencarian diri yang memang belum berakhir untuk saya (dan mungkin tidak akan berakhir). Begini, ya, seperti yang semua orang tahu, saat ini saya tidak berkarir di bidang yang sesuai dengan minat saya. Bahkan, saya sendiri tidak tahu minat saya apa. Apakah saya sudah mencoba pepatah bijak jika tidak bisa mengerjakan yang kamu cintai, cintailah apa yang saat ini kamu kerjakan? Hm, sudah, sejuta kali, dan sebesar apa pun saya berusaha tidak mengeluhkan pekerjaan saya, saya memang tidak bisa bilang saya cinta, apalagi menyatakan ini adalah passion saya. Jangan salah, saya bersyukur atas pekerjaan saya, dan saya menikmati semua yang pekerjaan ini berikan: gaji yang cukup untuk hidup layak, waktu yang longgar untuk menikmati anak-anak saya bertumbuh, fasilita...