Sungguh ajaib rasanya menjadi ibu. Saat bayi kita dilahirkan, kita juga lahir sebagai ibu. Bukan berarti sebelum jadi ibu perempuan itu tidak sempurna, sama sekali tidak begitu. Hanya saja, si ibu dalam diri perempuan itu belum lahir. Saat bayi lahir, sosok sang ibu pun lahir ke dunia. Dan perjalanan pembelajaran seumur hidup pun dimulai.
Banyak hal yang diajarkan semesta sejak saya menjadi seorang ibu. Baik itu kemampuan 'teknis' seperti cara memerah dan menyimpan ASI, membuat makanan bayi, mengganti popok, memandikan anak, dan printilan lainnya, sampai hal-hal lain: betapa damainya memandangi anak yang tertidur pulas, betapa nikmatnya rasanya mencium aroma minyak telon dari ubun-ubun anak kita, betapa berharganya punya waktu memanjakan diri barang lima belas menit untuk mandi lulur saat anak kita sudah tidur lebih cepat.
Banyak juga sisi lain yang saya pelajari: 'persaingan' menjadi orang tua terbaik dengan berbagai versinya, perasaan dihakimi oleh ibu-ibu lain, ketakutan kita tidak menjadi orang tua yang benar, dan kecemasan apakah anak kita tumbuh sesuai tabel yang diberikan dokter dan praktisi kesehatan.
Ada saatnya saya merasa semangat belajar tentang berbagai cara merawat balita, berbagai metode pembuatan vubur bayi yang awet dan bergizi, stimulasi motorik halus dan kasar...dan sebagainya dan sebagainya. Terlebih di saat era informasi begitu banjir seperti srkarang, nggak perlu beli buku, cukup dengan sekali klik saja ribuan informasi ada di tangan kita. Namun seringnya saya malah merasa panik dengan semua info di kepala saya, karena merasa masih banyak hal yang belum saya lakukan, banyak yang tidak mampu saya wujudkan. Lalu saya jadi hidup dalam pembandingan.
Padahal, sama sekali nggak bahagia menjadi ibu dalam perbandingan. Karena pada dasarnya semua berbeda. Setiap anak memiliki kondisi berbeda. Semua ibu mrmiliki perjuangan berbeda.
Pada akhirnya, semuanya kembali kepada naluri kita sebagai ibu. Alam telah membekali kita perempuan dengan insting keibuan untuk mengandung, melahirkan, merawat dan mengasuh anak kita. Yang terbaik adalah mendengarkan apa yang naluri kita katakan, naluri ibu yang ada di dalam diri kita, yang pastinya semuanya menginginkan tak kurang dari yang terbaik untuk anak-anak masing-masing.
Menjadi ibu adalah salah satu pengalaman terbaik yang bisa diberikan semesta kepada seorang perempuan, sekaligus proses belajar seumur hidup, mari menjadi ibu terbaik tanpa perlu saling menghakimi. :)
Comments
Post a Comment