Skip to main content

Lahiran, Plus Batita


Puji syukur, anak kedua kami sudah lahir. Sama seperti kelahiran Mbak Rocker dulu,  kali ini kami juga tidak mendatangkan bala bantuan keluarga. Dan sudah ada Mbak Rocker si batita kecil, pastinya persiapannya berbeda ya dengan proses lahiran Mbak Rocker dulu.

Karena ini kelahiran cesar yang direncanakan, kami lebih siap dibandingkan waktu operasi Mbak Rocker dulu. Kami sudah dipilihkan hari dan jam. Seminggu sebelum hari lahiran saya dan Mr Defender menyiapkan rumah, laundry baju, mempersiapkan barang-barang kebutuhan si bayi, packing tas rumah sakit untuk tiga orang, membersihkan rumah biar nggak kayak kapal pecah pas ditinggal opname. Kami juga nyetok makanan beku d kulkas, saya sih bikin ayam bacem siap goreng, bikin nugget ayam cincang, bumbu balado, puding sampai lumpia siap goreng, bahkan saya siapkan makanan siap masak kayak sarden dan kornet juga buat Mr Defender. Kami juga nyetok buah dan sayuran yang nggak mudah layu kayak labu, wortel, jagung. Tujuannya biar nanti pulang dari rumah sakit ada stok makanan seandainya kami nggak bisa ke mana mana.
.
Terus, sama seperti sebelum lahiran Mbak Rocker, kami belanja bulanan untuk dua bulan. Biar nggak huru hara karena kehabisan beras atau tisu di saat kami juga lagi huru hara mengurus anak bayi dan kakaknya yang juga masih bayi.

Kami juga menginfokan ke daycare Mbak Rocker tentang rencana lahiran ini dan kemungkinan kalau Mbak Rocker dijemput agak terlambat misalkan ada hal yang berjalan di luar rencana. Semuanya siap.

Hari sebelum lahiran, malamnya saya check in di rumah sakit. Siangnya kami masih sempat jalan-jalan, dan sore sebelum berangkat ke rumah sakit malahan mampir belanja cemilan buat Mr Defender dan Mbak Rocker. Santai banget ya? Kami check in, tidur bareng bukan di ranjang tapi di sofabed besar yang cukup untul bertiga, nonton tv, tertawa-tawa...

Paginya saya mandikan Mbak Rocker dan Mr Defender meminta seorang teman menjemputnya untuk diantar ke daycare. Lalu saya ke ruang operasi. Adik lahir. Fast forward sore kami menjemput si kakak untuk bertemu adiknya pertama kali.

Cuma dua hari kami di rumah sakit, setelah itu pulang ke rumah. Semua bahagia, semua aman tenang dan selamat. Selama di rumah sakit Mbak Rocker makan apa pun makanan jatah rumah sakit untuk saya, dan dia lahap. Kami membawa bekal puding, pisang, dan biskuit untuknya. Dia juga doyan. Syukurlah semua persiapan perang kami berguna...

Kami sekarang hampir selalu di rumah, menikmati makanan yang dipanaskan dari kulkas, nggak ke mana-mana selain keliling kompleks menjemur adik, berkat semua amunisi yang sudah kami siapkan. Lahiran dengan batita kecil anpa bala bantuan ternyata nggak seseram itu, kok, hehehe....

Comments

Popular posts from this blog

sepatu

Pengakuan. Saya (pernah) punya lebih dari 50 pasang alas kaki. Terdiri atas sepatu olahraga, sneakers, high heels, wedges, flat shoes, sandal-sandal cantik, flip flop, sendal gunung, hampir semua model sepatu dan sandal (waktu itu) saya punya. Ada yang dibeli dengan tabungan beberapa bulan, khususnya yang sepatu kantor dan olahraga, tapi sebagian besar berasal dari rak diskon (untungnya ukuran saya 35 up to 36 sehingga sewaktu sale di mana-mana penuh ukuran itu dengan harga super miring, bahkan sering saya dapat sepatu Yongki dengan hanya 20 ribu rupiah saja) atau hasil jalan-jalan di Melawai. Sewaktu saya pindahan dari Jakarta ke Samarinda, Mr Defender sangat syok dengan paket yang berisi baju, sepatu, tas, dan asesoris saya yang jumlahnya mencapai 20 kardus Aqua besar (jangankan dia, saya pun syok). Lalu ketika akhirnya lemari di kos baru saya nggak muat menampung itu semua dan akhirnya sebagian besar dari 20 kardus itu terpaksa tetap dikardusin, setiap saya naksir baju, sepatu,...

Sekolah Baru

Selamat tahun ajaran baru! Tahun ini Mbak Rocker masuk Sekolah Dasar di sekolah swasta yang sudah kami pertimbangkan bersama masak-masak selama beberapa waktu lamanya. Tambahan yang tak terduga, si Racun Api mendadak mogok sekolah di sekolah lamanya sehingga kami memutuskan untuk memindahkannya ke Taman Kanak-Kanak yang satu yayasan dengan sekolah kakaknya sekarang. Tentu saja walaupun mendadak dan tanpa rencana, proses pindah sekolah ini berlangsung dengan huru-hara dan drama singkat yang puji syukur bisa teratasi tanpa perlu ikut drama di media sosial. Yang penting, tahun ajaran baru datang dan anak-anak sudah bersekolah di sekolah baru. Amin! Allahu akbar! Bersekolah di sekolah baru ini, sungguh membuka mata saya tentang banyak hal. Terutama, tentang bagaimana rasanya menjadi minoritas. Saya lupa apakah sudah pernah bercerita, tetapi sekolah anak-anak yang sekarang menggunakan bahasa Inggris dan Mandarin sebagai pengantarnya. Tentu saja kami sudah tahu sebelumnya, dan bahkan ...

Cyin, Pertanyaan Lo Gengges Deh!

Kemarin, entah untuk ke berapa ratus kalinya saya mendapat pernyataan (sekali lagi pernyataan bukan pertanyaan) yang sama: "Kamu kok nggak nikah-nikah sih." Saya sih sudah kehilangan selera menjawab. Soalnya, apa pun jawaban saya pasti salah deh. Mereka yang ngajak ngomong itu emang nggak niat pengen diskusi, apalagi perhatian. Niat mereka cuma mencerca dan menyudutkan, itu saja. Jadi mau saya jawab apa pun, selalu di-counter lagi sama dia. Saya sampai hafal kalau saya jawab A, mereka bakal balas B. Misalnya saya jawab, pengen kuliah lagi, pasti mereka balas, apa sih artinya pendidikan tinggi kalau nggak punya keluarga, apa yang mau diharapkan nanti di masa tua, pasti hidupnya hampa. Lalu kalau saya jawab lagi, prioritas hidup orang kan beda-beda, siapa tahu bagi mereka yang karir dan pendidikan tinggi tapi nggak membangun keluarga itu emang nggak pengen berkeluarga, kan? Siapa tahu mereka bahagia hidup sendiri. Tapi kalau saya jawab begini, pasti jadi panjang, dan s...