Sejauh ini, Cintapuccino adalah satu-satunya novel dari genre chic-lit yang saya suka. Saya membacanya di awal-awal masa kuliah dan ketika itu sempat bertanya-tanya, jangan-jangan saya terlalu meremehkan chic-lit. Walaupun kisah yang diangkatnya ringan, tapi berbeda dengan banyak chic-lit lain, dia sangat relatable. Mengisahkan cerita cinta SMA yang nggak kesampaian dan masa-masa SMA-kuliah badung yang rasanya semua orang mengalami.
Saya kadang teringat novel ini saat hidup sudah hiruk pikuk dengan jadwal antar jemput anak, bayar gas dan cicilan mobil serta diteror deadline pekerjaan di kantor. Teringat bahwa kita semua pernah mengalami masa di mana persoalan hidup masih sederhana, saat di mana jutaan kupu-kupu itu nyata. Cinta yang berbunga-bunga, degdigder rasa di hati menunggu ditembak gebetan dan sebagainya.
Teringat bahwa saya pun dulu pernah punya cowok.idaman dan terobsesi seperti Rahmi. Punya geng cewek. Mengalami masa sulit remaja yang rasanya kalau diingat saat ini, receh banget, namun dulu nyata adanya, hahaha. Hidup itu pernah manis asem asin nano nano, dan mengingatnya membuat saya tersenyum sendiri.
Comments
Post a Comment