Setelah tertawa ngakak se-ngakak-ngakaknya, saya bisa seratus persen memaklumi daftar perbandingan di atas.
Sejujurnya, karena si Racun Api lahir dengan jarak tidak terlalu jauh dari Mbak Rocker, saya memang sedikit kewalahan mengasuh dan merawat dua anak (walau dengan bantuan Cus). Mungkin untuk kasus si adik, jatuhnya sebagian besar acara memandikan, mengganti dan mencuci clodi yang dulu seluruhnya saya lakukan sendiri, sekarang saya bagi dua dengan cus. Mbak Rocker juga sedang memasuki usia demanding sehingga saya berusaha lebih banyak menghabiskan waktu, energi dan pikiran saya untuknya. Saya tidak ingin dia merasa tersisihkan.
Akibatnya, yah, mungkin benar saya kurang total dalam merawat si Racun Api. Banyak hal yang dulu saya lakukan ketika Mbak Rocker bayi yang sekarang saya lewatkan, begitu juga sebaliknya banyak hal yang dulu tidak saya lakukan alias dipantang, sekarang ini ajdi bebas untuk dilakukan. Hahaha, nasib anak kedua.
Tetapi apakah semua itu semata-mata karena habis energi atau karena tidak ada waktu untuk memberikan hal yang sama kepada anak kedua? Saya rasa mungkin saja, tetapi alasan utamanya sebenarnya mungkin karena saya sudah lebih santai sebagai ibu, sudah berpengalaman, sehingga saya tidak merasa perlu mengikuti daftar dos and donts atau panduan mengasuh anak seratus persen plek ketiplek.
Karena sudah berpengalaman dengan anak pertama, memegang anak kedua rasanya lebih rileks, lebih ke I know he'll be just fine gitu. Saya tahu apa yang berhasil dan apa yang tidak dengan anak pertama, saya tahu mana yang esensial dan mana yang cuma asesoris pelengkap. Saya lebih percaya diri menjadi ibu.
And I think that's a good thing.
Akibatnya, yah, mungkin benar saya kurang total dalam merawat si Racun Api. Banyak hal yang dulu saya lakukan ketika Mbak Rocker bayi yang sekarang saya lewatkan, begitu juga sebaliknya banyak hal yang dulu tidak saya lakukan alias dipantang, sekarang ini ajdi bebas untuk dilakukan. Hahaha, nasib anak kedua.
Tetapi apakah semua itu semata-mata karena habis energi atau karena tidak ada waktu untuk memberikan hal yang sama kepada anak kedua? Saya rasa mungkin saja, tetapi alasan utamanya sebenarnya mungkin karena saya sudah lebih santai sebagai ibu, sudah berpengalaman, sehingga saya tidak merasa perlu mengikuti daftar dos and donts atau panduan mengasuh anak seratus persen plek ketiplek.
Karena sudah berpengalaman dengan anak pertama, memegang anak kedua rasanya lebih rileks, lebih ke I know he'll be just fine gitu. Saya tahu apa yang berhasil dan apa yang tidak dengan anak pertama, saya tahu mana yang esensial dan mana yang cuma asesoris pelengkap. Saya lebih percaya diri menjadi ibu.
And I think that's a good thing.
Comments
Post a Comment