Skip to main content

Rocker Berjadwal Padat

Akhirnya tiba juga saat yang sudah dua bulanan ini saya takutkan: Mbak Rocker jatuh sakit. 

Mengapa saya sudah khawatir (dan menduga) dia akan sakit? Sebenarnya sebagian besarnya, ini salah saya sebagai ibunya. Sejak kira-kira tiga bulanan yang lalu, tiba-tiba Mbak Rocker tertarik untuk mengikuti banyak kegiatan setelah sekolah. Marching band dua kali seminggu, eskul agama di sekolah seminggu sekali, Pramuka, dan mengaji. Belum lagi dia juga minta ikutan latihan taekwondo di kantor kelurahan dekat rumah. Tetapi yang terakhir tidak saya kabulkan karena jadwalnya sudah terlalu padat.


Awal bulan ini marching band-nya akan tampil dalam acara HUT TNI sehingga sejak sebulan sebelumnya dia latihan setiap sore sepulang sekolah selama tiga jam, selama hampir tiga minggu. Belum lagi kegiatan-kegiatannya yang lain, yang mana susah sekali melarang Mbak Rocker berangkat. 

Walau dengan khawatir, saya melepaskan juga Mbak Rocker dengan segala kegiatannya karena dia tampak senang dan menikmatinya. Lalu, BAMM, setelah semua acara selesai, Mbak Rocker pun tumbang menyusul teman-teman marching band nya yang juga banyak jatuh sakit. Kelelahan.

Selama menunggui Mbak Rocker sakit (dan mengambil cuti) saya jadi banyak merenung tentang pola asuh saya selama ini, terutama dalam hal memberikan Mbak Rocker batasan dalam beraktivitas. Anak-anak saya memang tergolong sangat aktif, hampir setiap hari bermain di luar rumah sejak matahari teduh sampai menjelang senja. Karena itulah saya oke-oke saja ketika Mbak Rocker mengajukan 'proposal' untuk kegiatan ini itu, sepanjang memang dia yang mau. Saya sendiri tidak pernah mendaftarkan dia aktivitas apa pun, kecuali les piano setahun lalu yang itu pun ditolak dengan sukses oleh Mbak Rocker.

Saya jadi berpikir, apakah seharusnya saya melarangnya ikut ini itu? Apakah saya seharusnya menyortir mana yang boleh dan tidak boleh dia ikuti? Kemarin-kemarin saya berprinsip, selama kegiatannya positif dan dia menikmatinya, kenapa tidak. Tetapi, mungkin segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, meskipun item-itemnya sendiri sebenarnya bagus secara terpisah. Too much of good things will still be toxic.

Mungkin, mungkin bulan depan  saya harus mengosongkan satu dua hari dalam minggunya yang padat. Walaupun itu akan membuat Mbak Rocker kecewa, protes, dan mungkin marah.

Well, I guess I don't have to wait until highschool to make my daughter hate me. Sigh.

Comments

Popular posts from this blog

sepatu

Pengakuan. Saya (pernah) punya lebih dari 50 pasang alas kaki. Terdiri atas sepatu olahraga, sneakers, high heels, wedges, flat shoes, sandal-sandal cantik, flip flop, sendal gunung, hampir semua model sepatu dan sandal (waktu itu) saya punya. Ada yang dibeli dengan tabungan beberapa bulan, khususnya yang sepatu kantor dan olahraga, tapi sebagian besar berasal dari rak diskon (untungnya ukuran saya 35 up to 36 sehingga sewaktu sale di mana-mana penuh ukuran itu dengan harga super miring, bahkan sering saya dapat sepatu Yongki dengan hanya 20 ribu rupiah saja) atau hasil jalan-jalan di Melawai. Sewaktu saya pindahan dari Jakarta ke Samarinda, Mr Defender sangat syok dengan paket yang berisi baju, sepatu, tas, dan asesoris saya yang jumlahnya mencapai 20 kardus Aqua besar (jangankan dia, saya pun syok). Lalu ketika akhirnya lemari di kos baru saya nggak muat menampung itu semua dan akhirnya sebagian besar dari 20 kardus itu terpaksa tetap dikardusin, setiap saya naksir baju, sepatu,...

Tanpa Alasan Khusus

Sebagai penjelasan yang (mungkin) ditunggu oleh teman-teman yang kemarin sempat tahu bahwa kami, saya dan Mr Defender, sedang mempersiapkan pernikahan (dan menanti undangan yang tak kunjung datang) maka saya merasa perlu memberitahukan bahwa kami sepakat untuk menunda menikah dalam waktu yang belum ditentukan. Kalau di antara teman-teman ada yang bertanya mengapa, atau lebih tepatnya ada apa, maka kami akan menjawab, tidak ada apa-apa. Pernikahan, memang kami tunda, tapi bukan karena alasan finansial (walaupun ya, saya dan dia memang kebetulan sama-sama sedang dalam kondisi finansial kurang bagus), bukan karena ada masalah dengan keluarga (bukan berarti masalah itu tidak ada, tapi bukan itu penyebab tertundanya pernikahan kami), juga bukan karena kami mendadak tidak yakin pada satu sama lain. Kami menunda karena belum siap (klise bukan). Atau tepatnya belum ingin. Tentu saja kami masih saling mencintai dan ingin menikah, suatu hari nanti. Tapi sekarang, kami merasa cukup nyaman ...

Sekolah Baru

Selamat tahun ajaran baru! Tahun ini Mbak Rocker masuk Sekolah Dasar di sekolah swasta yang sudah kami pertimbangkan bersama masak-masak selama beberapa waktu lamanya. Tambahan yang tak terduga, si Racun Api mendadak mogok sekolah di sekolah lamanya sehingga kami memutuskan untuk memindahkannya ke Taman Kanak-Kanak yang satu yayasan dengan sekolah kakaknya sekarang. Tentu saja walaupun mendadak dan tanpa rencana, proses pindah sekolah ini berlangsung dengan huru-hara dan drama singkat yang puji syukur bisa teratasi tanpa perlu ikut drama di media sosial. Yang penting, tahun ajaran baru datang dan anak-anak sudah bersekolah di sekolah baru. Amin! Allahu akbar! Bersekolah di sekolah baru ini, sungguh membuka mata saya tentang banyak hal. Terutama, tentang bagaimana rasanya menjadi minoritas. Saya lupa apakah sudah pernah bercerita, tetapi sekolah anak-anak yang sekarang menggunakan bahasa Inggris dan Mandarin sebagai pengantarnya. Tentu saja kami sudah tahu sebelumnya, dan bahkan ...