Tadinya saya berharap banyak dari buku ini, terutama karena ini adalah karya penulis yang menghasilkan mahakarya seperti Harry Potter. Tapi sejujurnya, buku ini bagi saya jauh dari menghibur, misalnya kita bandingkan dengan tulisan serupa dari Sidney Sheldon misalnya. Mungkin karena tidak ada tokohnya yang cukup animatif seperti Hercule Poirot atau Miss Marple. Mungkin karena entah kenapa saya tidak bisa bersimpati kepada salah satu pun tokohnya sehingga saya tidak peduli bagaimana nasib mereka dalam cerita. Bahkan sejujurnya saya menamatkannya hanya karena sayang saja sudah membeli ebooknya. Kurang greget, kurang seru, padahal bahasa bukunya tense banget sampai membacanya pun sedikit melelahkan.
Ada banyak hal yang memenuhi pikiran setiap orang saat ini, yang sebagian besarnya mungkin ketakutan. Akan virus, akan perekonomian yang terjun bebas, akan harga saham, akan ketidakpastian akankah besok masih punya pekerjaan. Ada banyak kekuatiran, juga harapan. Ada jutaan perasaan yang sebagian besarnya tak bisa diungkapkan. Tanpa melupakan bahwa kita tak hanya cukup merasa prihatin namun harus mengulurkan tangan kepada mereka yang membutuhkan, marilah kita mensyukuri apa yang masih kita miliki. Setiap detik kehidupan yang masih diberikan kepada kita, atap untuk berteduh, rumah tempat kita bernaung, makanan, udara yang segar, dan keluarga tercinta yang sehat.
Comments
Post a Comment