Skip to main content

Di Mana Kita Saat Ini?

Saatnya untuk refleksi akhir tahun. Atau tidak?


Satu tahun lagi akan berlalu, dan penghujung tahun ini akan menjadi penutup satu dekade sekaligus membuka satu dekade baru lagi. Dan tahun baru pun tiba. Juga dekade baru, tahun anggaran baru, semester sekolah baru, dan semua yang baru.

Setiap akhir tahun, setelah pekerjaan kantor selesai dan orang-orang cuti, menjelang pulang kampung untuk merayakan natal, saya selalu beres-beres. Beres-beres rumah, meja belajar anak-anak, menyortir kertas-kertas tagihan dan dokumen tahun lalu serta membuang yang tidak perlu. Membuka ulang lemari anak-anak dan memilah pakaian yang sudah rusak atau kekecilan. Menyimpan baju kekecilan yang masih bagus dan membuang yang sudah tak tertolong. Mendaftar apa yang perlu dibeli dan diselesaikan sebelum kami pulang kampung untuk merayakan natal bersama keluarga Mr Defender.

Di kantor saya juga beberes file-file lama, menghancurkan dokumen fisik yang tidak terpakai dan menghapus fike komputer yang tidak diperlukan. Mendefrag komputer dan merapikan meja supaya tidak terlalu berantakan ketika nanti masuk kantor kembali. Tak lupa mengurus kebutuhan sekolah anak-anak sebelum terima rapor semesteran: membayar SPP Desember dan memastikan tidak ada tunggakan, membeli buku Mbak Rocker untuk semester depan, menyampul buku tulis, membersihkan meja belajar. Menyortir prakarya Si Racun Api dan menyimpan satu dua untuk token lalu diam-diam memusnahkan sisanya.

Biasanya sambil beberes secara fisik, saya juga akan 'beberes pikiran'. Normal kan, karena bagi saya beres-beres itu sangat zen, bahkan salah satu cara saya menjernihkan pikiran saat lagi butek. Kali ini juga tak terkecuali, seperti biasanya saya jadi kepikiran macam-macam hal saat beberes besar-besaran. Mulai dari review target-target kehidupan tahun ini dan rencana ke depannya, sampai hal-hal random seperti oh baru ingat harus menjahit bahan kebaya yang sudah berapa lama di lemari.

Target yang setiap tahun tidak tercapai tentu saja menurunkan berat badan, hahaha. Mungkin dari awal targetnya sudah tidak realistis ya, jadi sudahlah. Yang penting sehat dan hasil MCU bagus. Target keuangan alhamdulillah tercapai, dan semua rencana-rencana yang mau dilakukan di tahun 2019 sebagian besar sudah tercapai.

Lalu? Entah kenapa saya malah merasa sedikit kosong di akhir tahun ini. Banyak perubahan terjadi di tahun ini: sepupu saya meninggal, adik saya menikah dan akan menjadi seorang ibu sebentar lagi, Mr Defender kehilangan beberapa anggota keluarga besar (mungkin itu sebabnya sedikit berat untuk pulang kampung natal ini) dan banyak perubahan lain yang tidak bisa diceritakan... semuanya terasa sekali saat akan memulai tahun yang baru ini. Sebagian diri saya ingin suasana liburan, natal dan pulang kampung ini lekas berlalu dan tahun baru dimulai kembali seperti kanvas kosong. Namun dalam hati saya tahu bahwa momen ini harus saya nikmati dan hadapi sebaik mungkin sebab setiap detik yang berlalu tidak akan pernah kembali. 

Kemudian, saat memandang setahun ke belakang (dan tahun-tahun ke belakang), saya bertanya kembali, di mana kita sekarang? Dan mau ke mana? Sesungguhnya tahun ini saya merasa cukup tersesat karena tiba-tiba semua tujuan yang saya pasang untuk before 40 saya terasa meragukan. Banyak hal yang berubah dan seringkali saya merasa bimbang menakar prioritas. Yang mana yang mau dikejar dan yang mana yang harus dikorbankan (atau dikesampingkan) untuk saat ini. Saya tidak lagi tahu pasti apa tujuan hidup saya setahun ke depan, lima sepuluh tahun ke depan. Apa yang mau dicapai? Atau sudah puas dengan apa yang ada dan dimiliki saat ini?

Wah, akhir tahun malah galau ya? Mau bagaimana lagi saya memang segala sesuatunya terlalu dipikir, hahaha. Padahal target tercapai aja masih aja galau. Namanya juga manusia kan. Seringnya mempertanyakan masa lalu dan masa depan sampai tersesat di momen saat ini. Tapi kan tidak ada salahnya menakar diri. Di mana kita berada? Dan apakah ini tempat kita ingin berada?


Comments

  1. Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
    Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
    Yang Ada :
    TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
    Sekedar Nonton Bola ,
    Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
    Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
    Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
    Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
    Website Online 24Jam/Setiap Hariny

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

sepatu

Pengakuan. Saya (pernah) punya lebih dari 50 pasang alas kaki. Terdiri atas sepatu olahraga, sneakers, high heels, wedges, flat shoes, sandal-sandal cantik, flip flop, sendal gunung, hampir semua model sepatu dan sandal (waktu itu) saya punya. Ada yang dibeli dengan tabungan beberapa bulan, khususnya yang sepatu kantor dan olahraga, tapi sebagian besar berasal dari rak diskon (untungnya ukuran saya 35 up to 36 sehingga sewaktu sale di mana-mana penuh ukuran itu dengan harga super miring, bahkan sering saya dapat sepatu Yongki dengan hanya 20 ribu rupiah saja) atau hasil jalan-jalan di Melawai. Sewaktu saya pindahan dari Jakarta ke Samarinda, Mr Defender sangat syok dengan paket yang berisi baju, sepatu, tas, dan asesoris saya yang jumlahnya mencapai 20 kardus Aqua besar (jangankan dia, saya pun syok). Lalu ketika akhirnya lemari di kos baru saya nggak muat menampung itu semua dan akhirnya sebagian besar dari 20 kardus itu terpaksa tetap dikardusin, setiap saya naksir baju, sepatu,

Mau Jadi Apa?

Kembali ke topik yang pastinya membuat mereka yang sudah membaca blog ini sejak lama muntah atau minimal menguap saking bosannya: karir dan passion . Hahaha, muntah, muntah deh. Brace yourself. Sebab ini merupakan salah satu topik pencarian diri yang memang belum berakhir untuk saya (dan mungkin tidak akan berakhir). Begini, ya, seperti yang semua orang tahu, saat ini saya tidak berkarir di bidang yang sesuai dengan minat saya. Bahkan, saya sendiri tidak tahu minat saya apa. Apakah saya sudah mencoba pepatah bijak jika tidak bisa mengerjakan yang kamu cintai, cintailah apa yang saat ini kamu kerjakan? Hm, sudah, sejuta kali, dan sebesar apa pun saya berusaha tidak mengeluhkan pekerjaan saya, saya memang tidak bisa bilang saya cinta, apalagi menyatakan ini adalah passion saya. Jangan salah, saya bersyukur atas pekerjaan saya, dan saya menikmati semua yang pekerjaan ini berikan: gaji yang cukup untuk hidup layak, waktu yang longgar untuk menikmati anak-anak saya bertumbuh, fasilita

Kurikulum

Suatu sore, saat saya sedang pusing mengatur jadwal les dan jadwal belajar anak-anak, seorang sahabat lama menyapa lewat pesan singkat. Saya belum sempat membacanya hingga sejam kemudian, karena mengatur jadwal dan kurikulum ekstra anak-anak ini sungguh menguras waktu, energi, dan pikiran. Mengapa? Karena sejak anak masuk sekolah tiba-tiba saya jadi berubah mirip Amy Chua yang ingin anaknya bisa segala hal. Apalagi Mbak Rocker nampak berminat dengan semua kegiatan: main piano, renang, bahasa Inggris dan Mandarin, melukis, taekwondo... Belum lagi hal lain yang tidak dipilihnya namun wajib dilakukan karena dia harus bisa: mengaji, berbahasa Arab dan Jawa, memasak dan berkebun hahaha... semuanya harus dijadwalkan. Kalikan dengan tiga anak, maka habislah waktu ibu mengatur jadwal (serta mengantar jemput). 'Kurikulum' anak-anak memang lumayan padat. Kembali ke pesan singkat teman saya tadi. Dia mengirim pesan panjang yang berisi keluh kesah kehidupan rumah tangganya. Saya cuku