Skip to main content

25


Umur saya sekarang 25. Tua? Ah yang penting hati tetap abege (bukan labil) hehehe. Ulang tahun kali ini lumayan berkesan untuk saya karena untuk pertama kalinya Mr Defender ngasih saya BUNGA (penting banget hahaha). Padahal selama bertahun-tahun saya selalu nyinyirin dia bahwa saya nggak pernah dikasih bunga tapi dianya lempeng aja, nggak tergerak sedikit pun untuk ngasih, hehehe. 

Tahun ini, saya dikasih bunga, rangkaian mawar merah hati, merah darah, pink, dan bunga morning glory, dibangunkan jam 12 malam teng, dan mendapat kado yang saya inginkan: sepatu olahraga baru berwarna ungu unyu-unyu :) Ini juga pertama kalinya saya mendapat kado ulang tahun dari Mr Defender selama empat tahun ini, hahaha. Senaaang :D

Paginya sewaktu saya mengecek ponsel, ada beberapa sms dari orang-orang terdekat saya yang membuat saya terharu. Sangat. Mengapa saya terharu? Karena saya nggak punya facebook yang artinya orang-orang ini ingat ulang tahun saya bukan dari notifikasi facebook, tapi karena mereka ingat, entah dari reminder ponsel atau mereka memang merekamnya di memori. Walaupun sejujurnya ulang tahun bukan hal besar untuk saya, dan tanpa mengecilkan arti persahabatan dengan mereka yang tidak ingat, tapi membahagiakan bahwa ada yang mengingat hari itu tanpa mengandalkan media sosial. Huhu.

Lalu keesokan harinya, setelah mendapat ucapan selamat lewat telepon dari keluarga saya di Jogja, saya merayakan ulang tahun dengan teman-teman kos, hal yang sudah lama saya rencanakan untuk mengisi ulang tahun saya. Karaoke, makan-makan, jalan bareng muterin mal dan segala hal paling standar di hari ulang tahun, dan dapat kado-kado lagi. Oh, alangkah manisnya teman-teman!

Besoknya lagi, mengadakan pesta kecil di rumah Mr Defender dengan nasi kuning buatan rumah, mengundang beberapa teman kantor dan teman-teman dekat saya, sekitar 10 orang saja, dan acaranya ternyata sangat seru. Tanpa kecanggungan, tanpa ada seorang pun yang tampak mojok kesepian (hal yang saya sesali di pesta tahun baru kemarin: saya seharusnya tidak mengundang terlalu banyak orang), semuanya membaur dan semuanya senang. Hal yang paling saya inginkan di acara ulang tahun saya.

Dan ya, saya dapat banyak hadiah dari teman-teman. It's sweet, really. I don't even expect it.

Thank you!

Comments

Popular posts from this blog

sepatu

Pengakuan. Saya (pernah) punya lebih dari 50 pasang alas kaki. Terdiri atas sepatu olahraga, sneakers, high heels, wedges, flat shoes, sandal-sandal cantik, flip flop, sendal gunung, hampir semua model sepatu dan sandal (waktu itu) saya punya. Ada yang dibeli dengan tabungan beberapa bulan, khususnya yang sepatu kantor dan olahraga, tapi sebagian besar berasal dari rak diskon (untungnya ukuran saya 35 up to 36 sehingga sewaktu sale di mana-mana penuh ukuran itu dengan harga super miring, bahkan sering saya dapat sepatu Yongki dengan hanya 20 ribu rupiah saja) atau hasil jalan-jalan di Melawai. Sewaktu saya pindahan dari Jakarta ke Samarinda, Mr Defender sangat syok dengan paket yang berisi baju, sepatu, tas, dan asesoris saya yang jumlahnya mencapai 20 kardus Aqua besar (jangankan dia, saya pun syok). Lalu ketika akhirnya lemari di kos baru saya nggak muat menampung itu semua dan akhirnya sebagian besar dari 20 kardus itu terpaksa tetap dikardusin, setiap saya naksir baju, sepatu,

Mau Jadi Apa?

Kembali ke topik yang pastinya membuat mereka yang sudah membaca blog ini sejak lama muntah atau minimal menguap saking bosannya: karir dan passion . Hahaha, muntah, muntah deh. Brace yourself. Sebab ini merupakan salah satu topik pencarian diri yang memang belum berakhir untuk saya (dan mungkin tidak akan berakhir). Begini, ya, seperti yang semua orang tahu, saat ini saya tidak berkarir di bidang yang sesuai dengan minat saya. Bahkan, saya sendiri tidak tahu minat saya apa. Apakah saya sudah mencoba pepatah bijak jika tidak bisa mengerjakan yang kamu cintai, cintailah apa yang saat ini kamu kerjakan? Hm, sudah, sejuta kali, dan sebesar apa pun saya berusaha tidak mengeluhkan pekerjaan saya, saya memang tidak bisa bilang saya cinta, apalagi menyatakan ini adalah passion saya. Jangan salah, saya bersyukur atas pekerjaan saya, dan saya menikmati semua yang pekerjaan ini berikan: gaji yang cukup untuk hidup layak, waktu yang longgar untuk menikmati anak-anak saya bertumbuh, fasilita

Kurikulum

Suatu sore, saat saya sedang pusing mengatur jadwal les dan jadwal belajar anak-anak, seorang sahabat lama menyapa lewat pesan singkat. Saya belum sempat membacanya hingga sejam kemudian, karena mengatur jadwal dan kurikulum ekstra anak-anak ini sungguh menguras waktu, energi, dan pikiran. Mengapa? Karena sejak anak masuk sekolah tiba-tiba saya jadi berubah mirip Amy Chua yang ingin anaknya bisa segala hal. Apalagi Mbak Rocker nampak berminat dengan semua kegiatan: main piano, renang, bahasa Inggris dan Mandarin, melukis, taekwondo... Belum lagi hal lain yang tidak dipilihnya namun wajib dilakukan karena dia harus bisa: mengaji, berbahasa Arab dan Jawa, memasak dan berkebun hahaha... semuanya harus dijadwalkan. Kalikan dengan tiga anak, maka habislah waktu ibu mengatur jadwal (serta mengantar jemput). 'Kurikulum' anak-anak memang lumayan padat. Kembali ke pesan singkat teman saya tadi. Dia mengirim pesan panjang yang berisi keluh kesah kehidupan rumah tangganya. Saya cuku