Bos, masa-masa pacaran pas kuliah itu enak banget ya? Tinggal dijalani aja nggak usah mikirin masa depan, beli rumah, nabung buat kawin, merencakanan punya anak berapa, apa pendapat orang lain dan apa lagi orang tua karena hidup itu ya cuma gini doang kok. Beli es krim sama makan bakso berdua juga udah seneng, dinyanyiin lagu Piknik 72 pakai gitar rasanya udah dunia milik berdua. Nonton javarockingland itu surga. Sekarang saat untuk pertama kalinya kata bipolar disorder ada dalam sejarah cinta gue, dan saat ongkos psikiater dan cicilan KPR untuk pertama kalinya berkorelasi dengan hidup gue, gue baru sadar betapa lo dan gue yang waktu itu sangat, sangat bahagia. Dan kalau orang bilang memang inilah dunia nyata, apakah yang lo dan gue jalani dulu itu nggak nyata? Apakah perasaan kita yang dulu itu cuma euforia, banjir endorfin yang akhirnya akan surut juga? Gue nggak tau ya apakah gue yang sekarang masih gue yang dulu bikin lo jatuh cinta, atau apakah gue masih bakal inget dengan lo yang dulu sempurna bagi gue, saat kita sudah mempertengkarkan hal-hal yang bahkan nggak sedikit pun pernah terlintas di otak gue bakal terjadi dalam hidup gue bersama lo.
Tapi yang gue tahu, gue tetap mencintai lo sama besar seperti dulu. Mungkin lebih. Dan gue berdoa semoga saat gue merasa tersesat dan nggak kenal lagi dengan hidup yang gue jalani, gue akan selalu ingat pada seorang cowok ganteng bermata belo menyanyikan Kasih Jangan Kau Pergi dengan gitar yang membuat gue jatuh cinta, yang sekarang bersama gue menjalani kisah yang aneh ini.
And then everything will be just fine.
Comments
Post a Comment