Skip to main content

Disney Princess I Love

Saya percaya semua perempuan di dunia ini is a disney girl at heart. Yang percaya akan living happily ever after. Kalaupun tidak, mungkin dia cuma belum menemukan putri Disney yang resonate and relate to her. Saya sendiri suka banget film-film putri-putrian Disney, dan sebelum pada menghakimi kalau putri-putrian itu seksis, etc etc, udah pada nonton semua film putri Disney belum? Princess Disney banyak lho dan karakternya juga beda-beda banget dari yang lemah lembut macam Cinderella sampai yang fierce kayak Merida. Yakin deh dari sekian banyak putri itu pasti ada satu yang nyantol di hat, dan ada pelajaran yang bisa dipetik dari masing-masing putri Disney yang lebih dari sekedar menemukan pangeran idaman dan hidup bahagia selamanya.

Kalau saya pribadi, putri Disney favorit saya ada beberapa:

Belle
The pretty weirdo! The bookworm. The very special one. Not to mention she is in love with Beast for what he is! So of course I love Belle. Bagi saya Belle adalah si feminis dari negeri dongeng yang mengajarkan kita (dan anak-anak perempuan kita) bahwa tidak apa-apa menjadi berbeda dan dianggap aneh oleh orang di sekitar kita.

Mulan
Si pemberani yang mendobrak tradisi. The pretty warrior. Pembela tanah air dan nama baik keluarga. And somehow she managed to find her true love too. What not to love about her? Bagi saya, Mulan adalah sosok yang tepat untuk memberi gambaran pada anak-anak kita bahwa tidak ada batasan bagi perempuan untuk menjadi apa pun yang diinginkannya.


Pocahontas
Satu hal yang bisa kita pelajari dari Pocahontas adalah pengorbanan. Si gadis suku terpencil yang mencintai alam dan percaya pada kekuatan semesta. Dia punya ketulusan dan mau berwelas asih kepada orang asing walaupun sebagian besar dari mereka merusak alam dan memusnahkan sukunya. Dia percaya bahwa semua manusia dan makhluk hidup setara. Dan dia rela mengorbankan cintanya demi perdamaian. Pocahontas is just what the world needs, especially today.


Tiana
Tiana adalah putri terfavorit saya dari semuanya. Dia pekerja keras, dia mempunyai impian besar, dan dia sahabat yang sangat baik. Tiana juga jadi favorit saya terutama karena 'pangeran'-nya tidak sempurna. Dan berbeda dari Aurora atau Snow White yang diselamatkan ciuman pangeran atau Cinderella yang ditolong Ibu Peri, Tiana finds her own way, dan bahkan ciumannyalah yang menyelamatkan pangeran. Tidak ada sosok yang lebih tepat untuk mengajari anak-anak perempuan kita tentangyou make your own destiny, right?















Comments

Popular posts from this blog

Lekas Sembuh, Bumiku

Ada banyak hal yang memenuhi pikiran setiap orang saat ini, yang sebagian besarnya mungkin ketakutan. Akan virus, akan perekonomian yang terjun bebas, akan harga saham, akan  ketidakpastian akankah besok masih punya pekerjaan. Ada banyak kekuatiran, juga harapan. Ada jutaan perasaan yang sebagian besarnya tak bisa diungkapkan. Tanpa melupakan bahwa kita tak hanya cukup merasa prihatin namun harus mengulurkan tangan kepada mereka yang membutuhkan, marilah kita mensyukuri apa yang masih kita miliki. Setiap detik kehidupan yang masih diberikan kepada kita, atap untuk berteduh, rumah tempat kita bernaung, makanan, udara yang segar, dan keluarga tercinta yang sehat.

Tahun untuk Berjuang

Saya tidak bermaksud membuat blog ini menjadi kumpulan essay galau, apalagi di awal tahun dan awal dekade yang semestinya disambut dengan penuh semangat. Tapi mungkin tahun ini memang saya mengalami krisis usia 30-an. Mungkin juga usia 30 adalah usia mendewasa yang sebenarnya sehingga banyak hal yang mendadak tersangkut di pikiran. Dan mungkin juga tahun ini memang dibuka dengan berbagai duka yang belum selesai dari tahun lalu. Seorang kerabat dekat yang sangat saya sayangi divonis dengan penyakit yang cukup serius tahun lalu, dan tahun ini kami semua berjuang untuk kesembuhannya. Sangat sulit untuk tetap berpikiran positif di saat ketidakpastian yang mencekam ada di depan mata. Selain satu hal ini, ada beberapa hal lain dalam hidup kami yang sedang tidak beres, seakan semesta kami mulai runtuh sedikit-sedikit, dan jiwa saya lumat perlahan-lahan di dalam pusaran masalah yang tak henti. Saya berkali-kali mencoba mengingatkan diri bahwa saya harus tetap berusaha untuk tid...

Mau Jadi Apa?

Kembali ke topik yang pastinya membuat mereka yang sudah membaca blog ini sejak lama muntah atau minimal menguap saking bosannya: karir dan passion . Hahaha, muntah, muntah deh. Brace yourself. Sebab ini merupakan salah satu topik pencarian diri yang memang belum berakhir untuk saya (dan mungkin tidak akan berakhir). Begini, ya, seperti yang semua orang tahu, saat ini saya tidak berkarir di bidang yang sesuai dengan minat saya. Bahkan, saya sendiri tidak tahu minat saya apa. Apakah saya sudah mencoba pepatah bijak jika tidak bisa mengerjakan yang kamu cintai, cintailah apa yang saat ini kamu kerjakan? Hm, sudah, sejuta kali, dan sebesar apa pun saya berusaha tidak mengeluhkan pekerjaan saya, saya memang tidak bisa bilang saya cinta, apalagi menyatakan ini adalah passion saya. Jangan salah, saya bersyukur atas pekerjaan saya, dan saya menikmati semua yang pekerjaan ini berikan: gaji yang cukup untuk hidup layak, waktu yang longgar untuk menikmati anak-anak saya bertumbuh, fasilita...