Skip to main content

Selamat 31

Hari ini Mr Defender berulang tahun. Sejak semalam, begitu Mr Defender tidut saya sudah nyicil bikin ayam bumbu bali, semur telur, goreng tempe orek... Lalu saya buatkan nasi kuning dan pergi tidur... Paginya sebelum Mr Defender dan anak-anak bangun saya membuat tumpeng dan hiasannya...sederhana yang penting siap dimakan untuk sarapan.

Begitu birthday boy bangun kami makan tumpeng untuk sarapan... Saya membuat kue vanilla chantili bersama Mbak Rocker setelah itu dan baru selesai siang menjelang sore untuk tiup lilin bersama... rasanya priceless sekali walau dengan segala kesederhanaan dan ke-apaadanya-an kami berempat saja. 

Mr Defender bilang jauh-jauh hari nggak mau kado. Saya sendiri memang juga nggak ada ide ngasih apa, apalagi bulan lalu saya membelikannya jam tangan sport anti air. Jadi memang kayaknya nggak butuh kado dianya, dan kami berdua sudah melewati masa harus selalu ngasih kado walau ujung-ujungnya nggak berguna. Hehehe. Jadi kami berdua sekarang lebih menghargai kebersamaan, waktu, dan hal-hal sederhana namun esensial kayak makan bersama masakan buatan rumah daripada hal-hal fisik semacam barang atau kado.

Lagipula, bukankah memasak seharian untuk dimakan bersama di hari ulang tahun itu lebih terasa effortnya dibanding beli kado? Mungkin untuk nanti-nantinya kami bakal begini saja di hari ulang tahun. Masak makanan spesial, buat kue sendiri, mungkin candle light dinner biar romantis, atau menghias rumah bersama anak-anak. Lalu tiup lilin dan makan bersama dilanjut kemulan nonton serial TV favorit. Ah, indah...

Comments

Popular posts from this blog

sepatu

Pengakuan. Saya (pernah) punya lebih dari 50 pasang alas kaki. Terdiri atas sepatu olahraga, sneakers, high heels, wedges, flat shoes, sandal-sandal cantik, flip flop, sendal gunung, hampir semua model sepatu dan sandal (waktu itu) saya punya. Ada yang dibeli dengan tabungan beberapa bulan, khususnya yang sepatu kantor dan olahraga, tapi sebagian besar berasal dari rak diskon (untungnya ukuran saya 35 up to 36 sehingga sewaktu sale di mana-mana penuh ukuran itu dengan harga super miring, bahkan sering saya dapat sepatu Yongki dengan hanya 20 ribu rupiah saja) atau hasil jalan-jalan di Melawai. Sewaktu saya pindahan dari Jakarta ke Samarinda, Mr Defender sangat syok dengan paket yang berisi baju, sepatu, tas, dan asesoris saya yang jumlahnya mencapai 20 kardus Aqua besar (jangankan dia, saya pun syok). Lalu ketika akhirnya lemari di kos baru saya nggak muat menampung itu semua dan akhirnya sebagian besar dari 20 kardus itu terpaksa tetap dikardusin, setiap saya naksir baju, sepatu,...

Tanpa Alasan Khusus

Sebagai penjelasan yang (mungkin) ditunggu oleh teman-teman yang kemarin sempat tahu bahwa kami, saya dan Mr Defender, sedang mempersiapkan pernikahan (dan menanti undangan yang tak kunjung datang) maka saya merasa perlu memberitahukan bahwa kami sepakat untuk menunda menikah dalam waktu yang belum ditentukan. Kalau di antara teman-teman ada yang bertanya mengapa, atau lebih tepatnya ada apa, maka kami akan menjawab, tidak ada apa-apa. Pernikahan, memang kami tunda, tapi bukan karena alasan finansial (walaupun ya, saya dan dia memang kebetulan sama-sama sedang dalam kondisi finansial kurang bagus), bukan karena ada masalah dengan keluarga (bukan berarti masalah itu tidak ada, tapi bukan itu penyebab tertundanya pernikahan kami), juga bukan karena kami mendadak tidak yakin pada satu sama lain. Kami menunda karena belum siap (klise bukan). Atau tepatnya belum ingin. Tentu saja kami masih saling mencintai dan ingin menikah, suatu hari nanti. Tapi sekarang, kami merasa cukup nyaman ...

Sekolah Baru

Selamat tahun ajaran baru! Tahun ini Mbak Rocker masuk Sekolah Dasar di sekolah swasta yang sudah kami pertimbangkan bersama masak-masak selama beberapa waktu lamanya. Tambahan yang tak terduga, si Racun Api mendadak mogok sekolah di sekolah lamanya sehingga kami memutuskan untuk memindahkannya ke Taman Kanak-Kanak yang satu yayasan dengan sekolah kakaknya sekarang. Tentu saja walaupun mendadak dan tanpa rencana, proses pindah sekolah ini berlangsung dengan huru-hara dan drama singkat yang puji syukur bisa teratasi tanpa perlu ikut drama di media sosial. Yang penting, tahun ajaran baru datang dan anak-anak sudah bersekolah di sekolah baru. Amin! Allahu akbar! Bersekolah di sekolah baru ini, sungguh membuka mata saya tentang banyak hal. Terutama, tentang bagaimana rasanya menjadi minoritas. Saya lupa apakah sudah pernah bercerita, tetapi sekolah anak-anak yang sekarang menggunakan bahasa Inggris dan Mandarin sebagai pengantarnya. Tentu saja kami sudah tahu sebelumnya, dan bahkan ...