Skip to main content

Gilmore Girls


Gilmore Girls adalah serial drama TV favorit saya. Saya mengikutinya sejak masih SMA hingga menjelang lulus kuliah. Kebetulan saya berada di timeline kehidupan yang sama dengan Rory Gilmore, ketika mulai nonton serial ini saya masih SMA seperti Rory, lalu Rory kuliah di saat yang hampir sama dengan saya, dan saya merasa kami banyak mengalami fase hidup yang sama. Mungkin itulah sebabnya saya sangat menyukai serial ini. Di samping, yah, Rory punya ibu yang keren dan hubungan ibu-anak yang dekat dan hangat, sesuatu yang saya tidak atau kurang memilikinya.

Sewaktu Gilmore Girls berakhir (tapi tidak tamat) di season 6 saya merasa kehilangan, karena itu sewaktu Netflix membuat miniseri 4 episode Year In the Life 10 tahun kemudian, saya antusias ingin tahu ending kisah ini. Miniseri iNi sendiri banjir pujian dan celaan dari fans setia Gilmore Girls di seluruh dunia. Namun bagi saya sendiri, miniseri ini lumayan memuaskan, dan membuat saya belajar banyak hal dari tokoh tokoh fiksi ini.

Ketika saya cuti lahiran, sebelum bayi saya lahir dan saya sibuk menyusui, saya menonton ulang seluruh season dan miniserinya, dan ini hal hal mengejutkan yang saya dapati:
1. Saat saya menonton GG di masa SMA dan kuliah, Lorelai adalah tipe ibu idaman saya, cool, keren, bisa jadi sahabat anak. Tetapi saat saya menonton lagi sekarang, OMG, she is insufferable. Egois, kekanak-kanakkan, takut berkomitmen, membesar-besarkan hal kecil, dan overreact terhadap segala sesuatu.
2. Dulu, Rory terasa seperti everybody's sweetheart yang pekerja keras. Tapi setelah saya melihat lagi, Rory is an entitled brat, spoiled to no end, and she doesnt even try hard enough. Work a little harder, Rory!
3. Di sisi lain, saya mulai memahami Richard dan Emily. Mereka tidak jahat, bahkan sebaliknya mereka selalu berusaha membantu dan menjadi bagian hidup Lorelai.
4. Paris berhak atas segala kesuksesannya, walaupun dulu saya tidak menyukainya. Tidak ada yang bekerja lebih keras dari Paris.
5. Logan ternyata tidak brengsek. He's just Logan being Logan.
6. Di lain pihak, saya mulai melihat bahwa Dean yang dulu nampak sempurna, sekarang terlihat posesif dan kekanakan.
7. I do feel sorry for Chris. And Max. And Luke. Lorelai doesnt deserve their loves. Why, Lorelai? Why resent every man that loves you??

Comments

Popular posts from this blog

sepatu

Pengakuan. Saya (pernah) punya lebih dari 50 pasang alas kaki. Terdiri atas sepatu olahraga, sneakers, high heels, wedges, flat shoes, sandal-sandal cantik, flip flop, sendal gunung, hampir semua model sepatu dan sandal (waktu itu) saya punya. Ada yang dibeli dengan tabungan beberapa bulan, khususnya yang sepatu kantor dan olahraga, tapi sebagian besar berasal dari rak diskon (untungnya ukuran saya 35 up to 36 sehingga sewaktu sale di mana-mana penuh ukuran itu dengan harga super miring, bahkan sering saya dapat sepatu Yongki dengan hanya 20 ribu rupiah saja) atau hasil jalan-jalan di Melawai. Sewaktu saya pindahan dari Jakarta ke Samarinda, Mr Defender sangat syok dengan paket yang berisi baju, sepatu, tas, dan asesoris saya yang jumlahnya mencapai 20 kardus Aqua besar (jangankan dia, saya pun syok). Lalu ketika akhirnya lemari di kos baru saya nggak muat menampung itu semua dan akhirnya sebagian besar dari 20 kardus itu terpaksa tetap dikardusin, setiap saya naksir baju, sepatu,...

Tanpa Alasan Khusus

Sebagai penjelasan yang (mungkin) ditunggu oleh teman-teman yang kemarin sempat tahu bahwa kami, saya dan Mr Defender, sedang mempersiapkan pernikahan (dan menanti undangan yang tak kunjung datang) maka saya merasa perlu memberitahukan bahwa kami sepakat untuk menunda menikah dalam waktu yang belum ditentukan. Kalau di antara teman-teman ada yang bertanya mengapa, atau lebih tepatnya ada apa, maka kami akan menjawab, tidak ada apa-apa. Pernikahan, memang kami tunda, tapi bukan karena alasan finansial (walaupun ya, saya dan dia memang kebetulan sama-sama sedang dalam kondisi finansial kurang bagus), bukan karena ada masalah dengan keluarga (bukan berarti masalah itu tidak ada, tapi bukan itu penyebab tertundanya pernikahan kami), juga bukan karena kami mendadak tidak yakin pada satu sama lain. Kami menunda karena belum siap (klise bukan). Atau tepatnya belum ingin. Tentu saja kami masih saling mencintai dan ingin menikah, suatu hari nanti. Tapi sekarang, kami merasa cukup nyaman ...

Sekolah Baru

Selamat tahun ajaran baru! Tahun ini Mbak Rocker masuk Sekolah Dasar di sekolah swasta yang sudah kami pertimbangkan bersama masak-masak selama beberapa waktu lamanya. Tambahan yang tak terduga, si Racun Api mendadak mogok sekolah di sekolah lamanya sehingga kami memutuskan untuk memindahkannya ke Taman Kanak-Kanak yang satu yayasan dengan sekolah kakaknya sekarang. Tentu saja walaupun mendadak dan tanpa rencana, proses pindah sekolah ini berlangsung dengan huru-hara dan drama singkat yang puji syukur bisa teratasi tanpa perlu ikut drama di media sosial. Yang penting, tahun ajaran baru datang dan anak-anak sudah bersekolah di sekolah baru. Amin! Allahu akbar! Bersekolah di sekolah baru ini, sungguh membuka mata saya tentang banyak hal. Terutama, tentang bagaimana rasanya menjadi minoritas. Saya lupa apakah sudah pernah bercerita, tetapi sekolah anak-anak yang sekarang menggunakan bahasa Inggris dan Mandarin sebagai pengantarnya. Tentu saja kami sudah tahu sebelumnya, dan bahkan ...