Seperti yang sudah-sudah, yang entah sudah berapa kali ditulis manual maupun di dalam layar, satu keinginan besar adalah menikmati hidup sebagaimana adanya, immerse myself in the joy of life. Merasa nyaman dengan diri sendiri dari segala sisi bukan cuma instagrammable angle nya saja. Merasa cantik di usia, warna kulit, status sosial dan berat badan yang sekarang. Menerima diri apa adanya (yang sama sekali bukan berarti tidak merawat diri, justru sebaliknya merawat yang sudah diberikan alam sebaik mungkin) dan menjadi lebih cantik karena penerimaan itu. Memancarkan aura yang tak terbantahkan: bahwa ku selow, amat selow...
Saya tidak bermaksud membuat blog ini menjadi kumpulan essay galau, apalagi di awal tahun dan awal dekade yang semestinya disambut dengan penuh semangat. Tapi mungkin tahun ini memang saya mengalami krisis usia 30-an. Mungkin juga usia 30 adalah usia mendewasa yang sebenarnya sehingga banyak hal yang mendadak tersangkut di pikiran. Dan mungkin juga tahun ini memang dibuka dengan berbagai duka yang belum selesai dari tahun lalu. Seorang kerabat dekat yang sangat saya sayangi divonis dengan penyakit yang cukup serius tahun lalu, dan tahun ini kami semua berjuang untuk kesembuhannya. Sangat sulit untuk tetap berpikiran positif di saat ketidakpastian yang mencekam ada di depan mata. Selain satu hal ini, ada beberapa hal lain dalam hidup kami yang sedang tidak beres, seakan semesta kami mulai runtuh sedikit-sedikit, dan jiwa saya lumat perlahan-lahan di dalam pusaran masalah yang tak henti. Saya berkali-kali mencoba mengingatkan diri bahwa saya harus tetap berusaha untuk tid...
Comments
Post a Comment