Tahun ini, kami kembali merayakan lebaran jauh dari kampung halaman. Namun sama seperti sebelumnya, tidak sedikit pun saya merasa ada yang salah, atau ada yang kurang. Kami membuat banyak kue lebaran seperti biasanya. Tahun ini Mbak Rocker sudah bisa ikut mencetak kue kering. Sehari sebelum lebaran saya berbelanja dan memasak. Opor ayam, rendang, sambal kentang hati, mi goreng dan sayur labu kesukaan suami. Malam kami membuat lontong untuk sarapan hari raya.
Pagi lebaran, kami membuka rumah untuk siapa saja yang berkenan datang. Teman kantor yang tidak mudik lebaran, kenalan kami yang memang tinggal di Tarakan, orangtua teman anak-anak, tetangga, dan anak-anak kecil yang mencari salam tempel. Kami makan sampai perut begah, minum aneka es buah dan minuman manis sampai sakit gigi.
Beberapa hari berikutnya kami habiskan dengan berkeliling menghadiri undangan open house di rumah kenalan. Dan sisa hari libur yang panjang kami isi dengan jalan-jalan ke pantai, menikmati kota, berenang, bersepeda dan menikmati waktu bersama anak-anak.
Kami bahagia. Walaupun tidak mudik. Walaupun sederhana. Karena yang paling berarti adalah berkumpul bersama orang-orang tercinta. Bukankah begitu?
Pagi lebaran, kami membuka rumah untuk siapa saja yang berkenan datang. Teman kantor yang tidak mudik lebaran, kenalan kami yang memang tinggal di Tarakan, orangtua teman anak-anak, tetangga, dan anak-anak kecil yang mencari salam tempel. Kami makan sampai perut begah, minum aneka es buah dan minuman manis sampai sakit gigi.
Beberapa hari berikutnya kami habiskan dengan berkeliling menghadiri undangan open house di rumah kenalan. Dan sisa hari libur yang panjang kami isi dengan jalan-jalan ke pantai, menikmati kota, berenang, bersepeda dan menikmati waktu bersama anak-anak.
Kami bahagia. Walaupun tidak mudik. Walaupun sederhana. Karena yang paling berarti adalah berkumpul bersama orang-orang tercinta. Bukankah begitu?
Comments
Post a Comment