Skip to main content

mengoceh sore hari tentang cinta yang tak habis-habis dan tak akan juga habis-habis

Membaca beberapa posting terakhir dan mulai berpikir mengapa blog ini tiba-tiba menjadi kompilasi antara blog persiapan pernikahan dan blog ABG labil yang penuh kata cinta, hahahaha. Biarin deh. Saya memang sedang merasakan jatuh cinta lagi untuk kesekian juta kalinya kepada orang yang sama (cieh. gatel-gatel nggak sih bacanya?). Saya jadi ingat, jaman dahulu kala salah satu teman dekat saya Miss Turquoise pernah bilang, bahwa menemukan orang yang tepat itu rasanya seperti bisa menjatuhkan diri dari tempat yang tinggiiiiii sekali dan tidak merasa khawatir karena kita tahu ada orang yang akan menangkap kita.

Dan saya benar-benar merasakan hal yang seperti itu tentang Mr Defender.

Makanya saya yakin untuk menikah. Saya dan Mr Defender sudah bersama selama sekitar empat tahun. Itu adalah rentang waktu yang lama bagi dua orang untuk mengenal pribadi masing-masing. Namun setelah melihat ke belakang, sebenarnya kesiapan menikah itu nggak ada hubungannya dengan berapa lama kita sudah bersama atau mengenal seseorang. Semuanya itu soal kemantapan hati. Halah. Saya merasa bahwa selama empat tahun ini terjadi banyak sekali perubahan dalam hubungan saya dan Mr Defender. Mulai dari pacaran sepasang anak kuliahan yang nggak mikirin apa-apa dalam hubungannya selain malam minggu mau ke mana, fase dimabuk asmara sampai-sampai pengen 24 jam bersama, sampai fase menjadi wanita pra dewasa yang mulai bertanya mau dibaaaaawa kemanaaaa hubungan kitaaaaa, ahahahaha. Saya rasa setiap hubungan pasti akan berubah, namun semoga rasa yang dimiliki untuk masing-masing akan tetap sama.


Saya masih tergila-gila kepada Mr Defender seperti saat kami belum menjadi pasangan; bagi saya dia tetap cowok ganteng dengan senyum termanis di seluruh Indonesia (serius deh ini kesan pertama saya tentangnya, mungkin itu cinta pada pandangan pertama kali ya). Namun saya yang saat ini sudah melihat lebih banyak darinya, yang baik dan yang buruk, dan tetap cinta. Saya sudah menunjukkan diri saya pada masa-masa paling rapuh, paling menjengkelkan, dan paling bisa membuat orang lain membenci saya, namun dia tidak meninggalkan saya. Dia tetap ada untuk saya, sebagai pasangan, sebagai sesama manusia, sebagai teman, sebagai partner hidup.

I love you, like never before.

Comments

  1. Aku blogwalking ke rumah temen-temen isinya pada pink semua. Apa pengaruh taun naga air ya? *sotoy* hehehe...

    btw, aku ikutan seneng boleh ya :D

    ReplyDelete
  2. ronaaaa.... makasih banget ya :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Lekas Sembuh, Bumiku

Ada banyak hal yang memenuhi pikiran setiap orang saat ini, yang sebagian besarnya mungkin ketakutan. Akan virus, akan perekonomian yang terjun bebas, akan harga saham, akan  ketidakpastian akankah besok masih punya pekerjaan. Ada banyak kekuatiran, juga harapan. Ada jutaan perasaan yang sebagian besarnya tak bisa diungkapkan. Tanpa melupakan bahwa kita tak hanya cukup merasa prihatin namun harus mengulurkan tangan kepada mereka yang membutuhkan, marilah kita mensyukuri apa yang masih kita miliki. Setiap detik kehidupan yang masih diberikan kepada kita, atap untuk berteduh, rumah tempat kita bernaung, makanan, udara yang segar, dan keluarga tercinta yang sehat.

Tahun untuk Berjuang

Saya tidak bermaksud membuat blog ini menjadi kumpulan essay galau, apalagi di awal tahun dan awal dekade yang semestinya disambut dengan penuh semangat. Tapi mungkin tahun ini memang saya mengalami krisis usia 30-an. Mungkin juga usia 30 adalah usia mendewasa yang sebenarnya sehingga banyak hal yang mendadak tersangkut di pikiran. Dan mungkin juga tahun ini memang dibuka dengan berbagai duka yang belum selesai dari tahun lalu. Seorang kerabat dekat yang sangat saya sayangi divonis dengan penyakit yang cukup serius tahun lalu, dan tahun ini kami semua berjuang untuk kesembuhannya. Sangat sulit untuk tetap berpikiran positif di saat ketidakpastian yang mencekam ada di depan mata. Selain satu hal ini, ada beberapa hal lain dalam hidup kami yang sedang tidak beres, seakan semesta kami mulai runtuh sedikit-sedikit, dan jiwa saya lumat perlahan-lahan di dalam pusaran masalah yang tak henti. Saya berkali-kali mencoba mengingatkan diri bahwa saya harus tetap berusaha untuk tid...

Mau Jadi Apa?

Kembali ke topik yang pastinya membuat mereka yang sudah membaca blog ini sejak lama muntah atau minimal menguap saking bosannya: karir dan passion . Hahaha, muntah, muntah deh. Brace yourself. Sebab ini merupakan salah satu topik pencarian diri yang memang belum berakhir untuk saya (dan mungkin tidak akan berakhir). Begini, ya, seperti yang semua orang tahu, saat ini saya tidak berkarir di bidang yang sesuai dengan minat saya. Bahkan, saya sendiri tidak tahu minat saya apa. Apakah saya sudah mencoba pepatah bijak jika tidak bisa mengerjakan yang kamu cintai, cintailah apa yang saat ini kamu kerjakan? Hm, sudah, sejuta kali, dan sebesar apa pun saya berusaha tidak mengeluhkan pekerjaan saya, saya memang tidak bisa bilang saya cinta, apalagi menyatakan ini adalah passion saya. Jangan salah, saya bersyukur atas pekerjaan saya, dan saya menikmati semua yang pekerjaan ini berikan: gaji yang cukup untuk hidup layak, waktu yang longgar untuk menikmati anak-anak saya bertumbuh, fasilita...