Ahahaha. Ada yang lucu. Saya menemukan ini di draft beberapa bulan yang lalu:
Pemalas sekali ya, saya? Saya malahan lebih semangat tiap ke Krisbow dan menunjuk-nunjuk meja makan, lampu, keset, tempat sampah. Hahahaha.
Ah, abaikan.
Ngomong-ngomong, masa-masa mempersiapkan pernikahan itu berat. Bukan soal persiapan pestanya aja, tapi lebih ke perdebatan-perdebatan antara saya dan Mr Defender, saya dengan keluarga, saya dengan keluarga Mr Defender. Yang terakhir itu yang paling berat. Karena, kalau ke orangtua saya sih, saya bisa dengan cueknya bilang: aku mau. aku gak mau. Dengan keluarga besar Mr Defender? Blah. Saya harap saya bisa. Dan saya tahu saya sebenarnya bisa. Saya mau saja dan berani saja menanggung segala akibatnya untuk diri saya, tapi saya memikirkan Mr Defender dan ibunya. Ah, keluarga besar itu memang ribet. Pernikahan itu ribet.
Beberapa minggu ini, sering terjadi hal ini: keluarga saya bilang ke saya maunya A, dan saya juga maunya A, Mr Defender dan ibunya setuju dengan A, tapi keluarga besarnya maunya B, dan mereka nggak berani mengkronfrontasikan langsung dengan saya atau orangtua saya, bilangnya ke Mr Defender, lalu Mr Defender mendiskusikannya dengan saya, dan akhirnya kami tetap mau A, tapi keluarga besarnya menekan untuk tetap B, dan sekali lagi tetap nggak mau mendiskusikannya langsung dengan saya atau orangtua saya. Jalan buntu.It was suck. They were suck. This situation sucks. And pardon my french.
Saya sadar saya tidak bisa melakukan ini tanpa melukai salah satu atau lebih pihak. Ow, dunia, ow, tatakrama timur, kau membuat segalanya jadi ribet. But we'll stay positive. And stay in love. Hoping it's that worth. Amen.
Dan sekarang... tiba-tiba saya harus menjadi orang ribet yang menyiapkan acara kawinan. Oh, jangan salah sangka, tentu saja saya bersyukur dan berbahagia (for those saying I'm unhappy, are you kidding me????) tapi saya memang malas sih menyiapkan printilan pernikahan saya. Percaya atau tidak, saya datang ke penjahit kebaya untuk membuat kebaya akad dan ketika ditanya gambar model untuk kebaya saya, dengan bodoh saya menjawab tidak punya, dan akhirnya memilih dari katalog yang ada, hahahaha. Saya juga tidak berdiet untuk membuat kebaya saya nanti kelihatan bagus. Saya memasrahkan urusan undangan, dekor, dan katering pada ibu saya. Dan saya pasrah pada bentuk cincin yang dipilih Mr Defender.I'm not a wedding person. Bukan hanya karena saya belum berencana menikah dalam waktu dekat sih, tapi pada dasarnya saya memang tidak terlalu menyukai pesta pernikahan. Kebaya, rias pengantin, suvenir dan sebagainya, saya bukan jenis orang yang (setidaknya saat ini) berencana begitu detil dalam mengurus acara pernikahan saya nanti. Kalaupun datang ke pesta pernikahan pun, saya jarang menikmati dekorasi maupun kebaya pengantinnya. Yang paling saya suka, tentu saja food stall-nya :D hehehehe, terutama karena memang ada beberapa jenis makanan yang cuma bisa saya nikmati di acara kawinan (kasian banget ya saya) semacam kambing guling dan es krim yang entah kenapa es krim dari katering acara kawinan itu kok enak banget sih rasanya, di mana bisa beli yang seperti itu?
Pemalas sekali ya, saya? Saya malahan lebih semangat tiap ke Krisbow dan menunjuk-nunjuk meja makan, lampu, keset, tempat sampah. Hahahaha.
Ah, abaikan.
Ngomong-ngomong, masa-masa mempersiapkan pernikahan itu berat. Bukan soal persiapan pestanya aja, tapi lebih ke perdebatan-perdebatan antara saya dan Mr Defender, saya dengan keluarga, saya dengan keluarga Mr Defender. Yang terakhir itu yang paling berat. Karena, kalau ke orangtua saya sih, saya bisa dengan cueknya bilang: aku mau. aku gak mau. Dengan keluarga besar Mr Defender? Blah. Saya harap saya bisa. Dan saya tahu saya sebenarnya bisa. Saya mau saja dan berani saja menanggung segala akibatnya untuk diri saya, tapi saya memikirkan Mr Defender dan ibunya. Ah, keluarga besar itu memang ribet. Pernikahan itu ribet.
Beberapa minggu ini, sering terjadi hal ini: keluarga saya bilang ke saya maunya A, dan saya juga maunya A, Mr Defender dan ibunya setuju dengan A, tapi keluarga besarnya maunya B, dan mereka nggak berani mengkronfrontasikan langsung dengan saya atau orangtua saya, bilangnya ke Mr Defender, lalu Mr Defender mendiskusikannya dengan saya, dan akhirnya kami tetap mau A, tapi keluarga besarnya menekan untuk tetap B, dan sekali lagi tetap nggak mau mendiskusikannya langsung dengan saya atau orangtua saya. Jalan buntu.
Saya sadar saya tidak bisa melakukan ini tanpa melukai salah satu atau lebih pihak. Ow, dunia, ow, tatakrama timur, kau membuat segalanya jadi ribet. But we'll stay positive. And stay in love. Hoping it's that worth. Amen.
Comments
Post a Comment