Mereka berbicara dalam bahasa bunga-bunga, seakan-akan dalam setiap kata yang diucapkannya, ada semburat merah muda melayang ke udara. Mereka berbicara dalam dialek para peri, seakan mereka tak benar-benar berbicara, hanya melayang dan menari. Mereka menautkan tangan, namun di mataku bagai tanda tangan darah, di atas selembar janji kepada kehidupan. Mereka membuatkanku sekat kaca dengan pemandangan indah, mereka terus berbicara, namun di telingaku kini terdengar suara mereka bernyanyi. Tidakkah kau dengar? Pekik bunyinya menembus semua surga yang tak kutahu ada.