Skip to main content

Surat Cinta di Sore yang Cerah


Hai Mr Defender.
Iya.
Aku tidak punya sesuatu yang spesifik yang padanya aku tergila-gila.
Aku suka John Mayer, tapi tidak menggilainya. Aku suka seafood, tapi aku bisa berhenti makan udang untuk selamanya kalau memang harus.
Aku suka lagu-lagu Adhitia Sofyan, tapi tidak semua. Suka sepatu-sepatu lucu dari Wondershoe, tapi yang seratus ribu tiga pun tak mengapa.
Aku suka mendaki gunung, juga suka belanja, keduanya olahraga kaki dan angkat beban bukan? :D
Aku tidak suka naik pesawat, lebih suka susu dibandingkan kopi, suka parfum wangi citrus tapi memakai wangi musk. Aku selalu menggumamkan lagu saat jalan kaki atau mengendarai sesuatu, tapi saat jogging aku memasang musik dari ipod.
Aku suka main keyboard, aku belajar main biola dan baru tau beberapa bulan yang lalu kalau biola tidak punya fret. 
Aku suka bermain dengan kain felt, namun tak pernah bisa menciptakan sesuatu yang lucu dan orisinal.
Aku suka seluruh dunia ini, namun tidak ada seujung kuku pun dari cintamu pada futsal, atau Liverpool, atau gitar, atau apa saja yang kamu suka.
Karena itulah, mungkin kamu merasa kamu bukan sepatu favoritku (ah, aku tidak punya sepatu favorit. aku menyambar yang mana saja yang kelihatan menarik di rak). Bukan barang kesayangan yang kujaga dengan hati-hati (kalau kamu ingat lagi, aku menjatuhkan 5800 express music-ku lebih dari lima kali sehari). Dan sebagainya.
Tapi kamu salah.
Kamu mainan kesayanganku. Setiap waktu.

Comments

Popular posts from this blog

sepatu

Pengakuan. Saya (pernah) punya lebih dari 50 pasang alas kaki. Terdiri atas sepatu olahraga, sneakers, high heels, wedges, flat shoes, sandal-sandal cantik, flip flop, sendal gunung, hampir semua model sepatu dan sandal (waktu itu) saya punya. Ada yang dibeli dengan tabungan beberapa bulan, khususnya yang sepatu kantor dan olahraga, tapi sebagian besar berasal dari rak diskon (untungnya ukuran saya 35 up to 36 sehingga sewaktu sale di mana-mana penuh ukuran itu dengan harga super miring, bahkan sering saya dapat sepatu Yongki dengan hanya 20 ribu rupiah saja) atau hasil jalan-jalan di Melawai. Sewaktu saya pindahan dari Jakarta ke Samarinda, Mr Defender sangat syok dengan paket yang berisi baju, sepatu, tas, dan asesoris saya yang jumlahnya mencapai 20 kardus Aqua besar (jangankan dia, saya pun syok). Lalu ketika akhirnya lemari di kos baru saya nggak muat menampung itu semua dan akhirnya sebagian besar dari 20 kardus itu terpaksa tetap dikardusin, setiap saya naksir baju, sepatu,...

Mau Jadi Apa?

Kembali ke topik yang pastinya membuat mereka yang sudah membaca blog ini sejak lama muntah atau minimal menguap saking bosannya: karir dan passion . Hahaha, muntah, muntah deh. Brace yourself. Sebab ini merupakan salah satu topik pencarian diri yang memang belum berakhir untuk saya (dan mungkin tidak akan berakhir). Begini, ya, seperti yang semua orang tahu, saat ini saya tidak berkarir di bidang yang sesuai dengan minat saya. Bahkan, saya sendiri tidak tahu minat saya apa. Apakah saya sudah mencoba pepatah bijak jika tidak bisa mengerjakan yang kamu cintai, cintailah apa yang saat ini kamu kerjakan? Hm, sudah, sejuta kali, dan sebesar apa pun saya berusaha tidak mengeluhkan pekerjaan saya, saya memang tidak bisa bilang saya cinta, apalagi menyatakan ini adalah passion saya. Jangan salah, saya bersyukur atas pekerjaan saya, dan saya menikmati semua yang pekerjaan ini berikan: gaji yang cukup untuk hidup layak, waktu yang longgar untuk menikmati anak-anak saya bertumbuh, fasilita...

Sekolah Baru

Selamat tahun ajaran baru! Tahun ini Mbak Rocker masuk Sekolah Dasar di sekolah swasta yang sudah kami pertimbangkan bersama masak-masak selama beberapa waktu lamanya. Tambahan yang tak terduga, si Racun Api mendadak mogok sekolah di sekolah lamanya sehingga kami memutuskan untuk memindahkannya ke Taman Kanak-Kanak yang satu yayasan dengan sekolah kakaknya sekarang. Tentu saja walaupun mendadak dan tanpa rencana, proses pindah sekolah ini berlangsung dengan huru-hara dan drama singkat yang puji syukur bisa teratasi tanpa perlu ikut drama di media sosial. Yang penting, tahun ajaran baru datang dan anak-anak sudah bersekolah di sekolah baru. Amin! Allahu akbar! Bersekolah di sekolah baru ini, sungguh membuka mata saya tentang banyak hal. Terutama, tentang bagaimana rasanya menjadi minoritas. Saya lupa apakah sudah pernah bercerita, tetapi sekolah anak-anak yang sekarang menggunakan bahasa Inggris dan Mandarin sebagai pengantarnya. Tentu saja kami sudah tahu sebelumnya, dan bahkan ...