Skip to main content

Tentang Cinta yang Menjadi Rasa Takutmu *

gambar dari sini
Kamu, adalah orang yang paling takut mencintai dan dicintai, yang aku kenal. Kamu mengurung diri di dalam ruangan gelap, mengunci pintunya dengan anak kunci tanpa duplikat, dan menyimpannya rapat dalam saku, berharap cinta tak akan pernah menemukanmu. 

Kamu bergaul, mengenal semua orang di sekitarmu dengan menutup hati rapat-rapat, berkencan, bercumbu, lalu pergi seperti pria brengsek, bertemu lagi dengan orang baru dan menjalani siklus itu. Mungkin, jika kamu memberi mereka kesempatan, salah satu dari mereka, mungkin punya duplikat kunci ruang gelapmu, atau menawarkan diri untuk mendobraknya dengan paksa dan mengeluarkan kamu dari sana. Tapi, kamu tidak mau.

Mungkin, seandainya mereka tahu, mereka akan mengulurkan tangan walau tak kamu sambut, mereka akan bertahan sedikit lebih lama tanpa mengumpat, dan akhirnya, ada di antara mereka yang akan menjadi orang yang menangkapmu kapanpun kamu terjatuh. Memberikan tangan, cinta, hati, dan seluruh hidupnya, menukarnya dengan segala beban dan kebencianmu.

Mungkin, andaikan saja kamu memberi kesempatan.

*) dari salah satu lirik lagu Melancolic Bitch

Comments

Popular posts from this blog

Lekas Sembuh, Bumiku

Ada banyak hal yang memenuhi pikiran setiap orang saat ini, yang sebagian besarnya mungkin ketakutan. Akan virus, akan perekonomian yang terjun bebas, akan harga saham, akan  ketidakpastian akankah besok masih punya pekerjaan. Ada banyak kekuatiran, juga harapan. Ada jutaan perasaan yang sebagian besarnya tak bisa diungkapkan. Tanpa melupakan bahwa kita tak hanya cukup merasa prihatin namun harus mengulurkan tangan kepada mereka yang membutuhkan, marilah kita mensyukuri apa yang masih kita miliki. Setiap detik kehidupan yang masih diberikan kepada kita, atap untuk berteduh, rumah tempat kita bernaung, makanan, udara yang segar, dan keluarga tercinta yang sehat.

Tahun untuk Berjuang

Saya tidak bermaksud membuat blog ini menjadi kumpulan essay galau, apalagi di awal tahun dan awal dekade yang semestinya disambut dengan penuh semangat. Tapi mungkin tahun ini memang saya mengalami krisis usia 30-an. Mungkin juga usia 30 adalah usia mendewasa yang sebenarnya sehingga banyak hal yang mendadak tersangkut di pikiran. Dan mungkin juga tahun ini memang dibuka dengan berbagai duka yang belum selesai dari tahun lalu. Seorang kerabat dekat yang sangat saya sayangi divonis dengan penyakit yang cukup serius tahun lalu, dan tahun ini kami semua berjuang untuk kesembuhannya. Sangat sulit untuk tetap berpikiran positif di saat ketidakpastian yang mencekam ada di depan mata. Selain satu hal ini, ada beberapa hal lain dalam hidup kami yang sedang tidak beres, seakan semesta kami mulai runtuh sedikit-sedikit, dan jiwa saya lumat perlahan-lahan di dalam pusaran masalah yang tak henti. Saya berkali-kali mencoba mengingatkan diri bahwa saya harus tetap berusaha untuk tid...

Mau Jadi Apa?

Kembali ke topik yang pastinya membuat mereka yang sudah membaca blog ini sejak lama muntah atau minimal menguap saking bosannya: karir dan passion . Hahaha, muntah, muntah deh. Brace yourself. Sebab ini merupakan salah satu topik pencarian diri yang memang belum berakhir untuk saya (dan mungkin tidak akan berakhir). Begini, ya, seperti yang semua orang tahu, saat ini saya tidak berkarir di bidang yang sesuai dengan minat saya. Bahkan, saya sendiri tidak tahu minat saya apa. Apakah saya sudah mencoba pepatah bijak jika tidak bisa mengerjakan yang kamu cintai, cintailah apa yang saat ini kamu kerjakan? Hm, sudah, sejuta kali, dan sebesar apa pun saya berusaha tidak mengeluhkan pekerjaan saya, saya memang tidak bisa bilang saya cinta, apalagi menyatakan ini adalah passion saya. Jangan salah, saya bersyukur atas pekerjaan saya, dan saya menikmati semua yang pekerjaan ini berikan: gaji yang cukup untuk hidup layak, waktu yang longgar untuk menikmati anak-anak saya bertumbuh, fasilita...