Sebagai penjelasan yang (mungkin) ditunggu oleh teman-teman yang kemarin sempat tahu bahwa kami, saya dan Mr Defender, sedang mempersiapkan pernikahan (dan menanti undangan yang tak kunjung datang) maka saya merasa perlu memberitahukan bahwa kami sepakat untuk menunda menikah dalam waktu yang belum ditentukan.
Kalau di antara teman-teman ada yang bertanya mengapa, atau lebih tepatnya ada apa, maka kami akan menjawab, tidak ada apa-apa. Pernikahan, memang kami tunda, tapi bukan karena alasan finansial (walaupun ya, saya dan dia memang kebetulan sama-sama sedang dalam kondisi finansial kurang bagus), bukan karena ada masalah dengan keluarga (bukan berarti masalah itu tidak ada, tapi bukan itu penyebab tertundanya pernikahan kami), juga bukan karena kami mendadak tidak yakin pada satu sama lain.
Kami menunda karena belum siap (klise bukan). Atau tepatnya belum ingin. Tentu saja kami masih saling mencintai dan ingin menikah, suatu hari nanti. Tapi sekarang, kami merasa cukup nyaman dengan status saat ini. Cukup puas dengan hak dan kewajiban terhadap satu sama lain yang saat ini. Bukan berarti kami tidak percaya dengan lembaga pernikahan (kepada mereka yang menanyakan ini) tapi kami belum siap dengan segala konsekuensi yang mungkin timbul. Kami tidak keberatan disebut pengecut atau cemen. Kami tidak ingin menikah karena pertimbangan terburu-buru atau karena semua teman yang seumuran sudah menikah. Kami percaya, segala sesuatu telah diatur tempat dan waktunya, dan saat ini, mungkin bukan waktu yang tepat.
Bukan berarti kami akan menunda dalam waktu yang lama sekali. Bisa saja, lusa atau minggu depan, atau bulan depan, atau beberapa tahun ke depan, kami memutuskan bahwa akhirnya kami siap. Sampai saat itu tiba, biarlah kami begini saja.
Kalau di antara teman-teman ada yang bertanya mengapa, atau lebih tepatnya ada apa, maka kami akan menjawab, tidak ada apa-apa. Pernikahan, memang kami tunda, tapi bukan karena alasan finansial (walaupun ya, saya dan dia memang kebetulan sama-sama sedang dalam kondisi finansial kurang bagus), bukan karena ada masalah dengan keluarga (bukan berarti masalah itu tidak ada, tapi bukan itu penyebab tertundanya pernikahan kami), juga bukan karena kami mendadak tidak yakin pada satu sama lain.
Kami menunda karena belum siap (klise bukan). Atau tepatnya belum ingin. Tentu saja kami masih saling mencintai dan ingin menikah, suatu hari nanti. Tapi sekarang, kami merasa cukup nyaman dengan status saat ini. Cukup puas dengan hak dan kewajiban terhadap satu sama lain yang saat ini. Bukan berarti kami tidak percaya dengan lembaga pernikahan (kepada mereka yang menanyakan ini) tapi kami belum siap dengan segala konsekuensi yang mungkin timbul. Kami tidak keberatan disebut pengecut atau cemen. Kami tidak ingin menikah karena pertimbangan terburu-buru atau karena semua teman yang seumuran sudah menikah. Kami percaya, segala sesuatu telah diatur tempat dan waktunya, dan saat ini, mungkin bukan waktu yang tepat.
Bukan berarti kami akan menunda dalam waktu yang lama sekali. Bisa saja, lusa atau minggu depan, atau bulan depan, atau beberapa tahun ke depan, kami memutuskan bahwa akhirnya kami siap. Sampai saat itu tiba, biarlah kami begini saja.
cuma pilihan kan. biasa aja untuk jadi apa nggak, maju atau mundur, siap atau ngga ;). Cuma kriww dan masnya yg tau, yang penting happy! yay! :D
ReplyDeleteichaa... terimakasih... komenmu, adalah komen2 yg aku harap aku dengar dari semua orang :)
ReplyDelete