Sepanjang hidup, kita masih akan terus bercerita,
tentang mimpi-mimpi kita, yang sebagian di antaranya,
kita tahu pasti tak akan jadi nyata.
Tentang harapan-harapan, tentang dunia yang lebih indah,
yang kita berharap lahir di sana.
Tentang dunia, yang tak habis-habis kita tertawakan.
Kadang kita bertengkar tentang apakah MU atau Liverpool yang akan jadi juara.
Kadang kita memilih kota yang berbeda saat liburan tiba.
Kita tak selalu menyukai film yang sama,
dan aku membenci Slash yang kamu puja.
Namun entah bagaimana aku tak pernah bosan
dengan semua pertengkaran kita tentang Tuhan, lagu, buku, dan sepatu.
Seperti kamu yang tak pernah memprotes aku yang melupakan tanggal ulangtahunmu,
aku pun akan menerima, kalau seumur hidup kita,
kamu tetap memilih tidur dibanding jogging pagi.
Dan aku akan tetap mendengarkan semua rekaman gitarmu,
bahkan yang aku paling tidak mengerti.
Dan, yakinlah,
bahwa sebagaimana aku pengkritik terbesarmu,
aku juga fansmu yang nomor satu.
Kita bagaikan dua himpunan yang sangat berbeda,
dengan satu irisan kecil di antaranya.
Dan kita telah sepakat,
walaupun kita tak akan bisa menikmati hidup dengan cara yang tepat sama,
namun kita tak akan sanggup menjalani hidup, bila tak bersama.
Aku mencintaimu, sebesar aku tahu dan yakin pasti,
kamu pun mencintaiku.
Comments
Post a Comment