Skip to main content

Because You're Amazing Just The Way You Are

Kepada Mr Defender.
Aku cinta kamu, tahu.
Aku cinta kamu. Menurutmu aku cerewet bertanya dan mengingatkan kamu makan dan istirahat seakan-akan kamu ini anak kecil. Percayalah, aku tahu dan membaca semua teori yang bilang kalau terlalu perhatian pada pria akan membuat pria itu lari. Tapi aku tetap melakukannya karena aku tahu kamu bakalan migren seharian kalau telat makan.
Aku cinta kamu. Aku tahu aku membuatmu kesal dengan bilang 'ih iri deh Yella dibikinin lampion cinta sama pacarnya' atau 'Andi so sweet banget deh kalau lagi naksir cewek'. Percayalah aku tidak sedang membandingkan. Aku justru ingin kamu tahu bahwa kamu sangat berarti buat aku, sampai-sampai aku tetap mencintaimu meskipun nggak pernah dikasih kejutan atau kata-kata romantis, hehehe.
Aku cinta kamu. Aku selalu bercerita tentang siapalah cowok yang memberiku email-email manis dan sms-sms yang penuh perhatian. Percayalah aku tidak bermaksud membuatmu marah. Aku cuma ingin menunjukkan bahwa dengan semua yang aku lalui pun, aku bertahan untuk mencintai kamu, dan hanya kamu.

Aku cinta kamu. Aku selalu bercerita padamu tentang semua pria yang pernah ada dalam hidupku, juga teman-teman pria yang aku sayangi seperti saudara. Aku tidak bermaksud membuatmu merasa terancam. Aku hanya ingin kamu tahu tentang mereka dari aku sendiri, tidak mendengarnya dari orang lain. Aku ingin kamu tahu seluruhnya tanpa sedikit pun rahasia, agar kamu tahu bagiku semuanya hanya masa lalu.

Aku cinta kamu, juga ketika aku sedang marah, ngambek, dan bilang kalau aku benci kamu. Aku cinta kamu, lengkap dengan segala kekuranganmu.

Aku cinta kamu. Tanpa tapi. Tanpa meskipun. Tanpa seandainya.

Comments

Popular posts from this blog

sepatu

Pengakuan. Saya (pernah) punya lebih dari 50 pasang alas kaki. Terdiri atas sepatu olahraga, sneakers, high heels, wedges, flat shoes, sandal-sandal cantik, flip flop, sendal gunung, hampir semua model sepatu dan sandal (waktu itu) saya punya. Ada yang dibeli dengan tabungan beberapa bulan, khususnya yang sepatu kantor dan olahraga, tapi sebagian besar berasal dari rak diskon (untungnya ukuran saya 35 up to 36 sehingga sewaktu sale di mana-mana penuh ukuran itu dengan harga super miring, bahkan sering saya dapat sepatu Yongki dengan hanya 20 ribu rupiah saja) atau hasil jalan-jalan di Melawai. Sewaktu saya pindahan dari Jakarta ke Samarinda, Mr Defender sangat syok dengan paket yang berisi baju, sepatu, tas, dan asesoris saya yang jumlahnya mencapai 20 kardus Aqua besar (jangankan dia, saya pun syok). Lalu ketika akhirnya lemari di kos baru saya nggak muat menampung itu semua dan akhirnya sebagian besar dari 20 kardus itu terpaksa tetap dikardusin, setiap saya naksir baju, sepatu,...

Sekolah Baru

Selamat tahun ajaran baru! Tahun ini Mbak Rocker masuk Sekolah Dasar di sekolah swasta yang sudah kami pertimbangkan bersama masak-masak selama beberapa waktu lamanya. Tambahan yang tak terduga, si Racun Api mendadak mogok sekolah di sekolah lamanya sehingga kami memutuskan untuk memindahkannya ke Taman Kanak-Kanak yang satu yayasan dengan sekolah kakaknya sekarang. Tentu saja walaupun mendadak dan tanpa rencana, proses pindah sekolah ini berlangsung dengan huru-hara dan drama singkat yang puji syukur bisa teratasi tanpa perlu ikut drama di media sosial. Yang penting, tahun ajaran baru datang dan anak-anak sudah bersekolah di sekolah baru. Amin! Allahu akbar! Bersekolah di sekolah baru ini, sungguh membuka mata saya tentang banyak hal. Terutama, tentang bagaimana rasanya menjadi minoritas. Saya lupa apakah sudah pernah bercerita, tetapi sekolah anak-anak yang sekarang menggunakan bahasa Inggris dan Mandarin sebagai pengantarnya. Tentu saja kami sudah tahu sebelumnya, dan bahkan ...

Cyin, Pertanyaan Lo Gengges Deh!

Kemarin, entah untuk ke berapa ratus kalinya saya mendapat pernyataan (sekali lagi pernyataan bukan pertanyaan) yang sama: "Kamu kok nggak nikah-nikah sih." Saya sih sudah kehilangan selera menjawab. Soalnya, apa pun jawaban saya pasti salah deh. Mereka yang ngajak ngomong itu emang nggak niat pengen diskusi, apalagi perhatian. Niat mereka cuma mencerca dan menyudutkan, itu saja. Jadi mau saya jawab apa pun, selalu di-counter lagi sama dia. Saya sampai hafal kalau saya jawab A, mereka bakal balas B. Misalnya saya jawab, pengen kuliah lagi, pasti mereka balas, apa sih artinya pendidikan tinggi kalau nggak punya keluarga, apa yang mau diharapkan nanti di masa tua, pasti hidupnya hampa. Lalu kalau saya jawab lagi, prioritas hidup orang kan beda-beda, siapa tahu bagi mereka yang karir dan pendidikan tinggi tapi nggak membangun keluarga itu emang nggak pengen berkeluarga, kan? Siapa tahu mereka bahagia hidup sendiri. Tapi kalau saya jawab begini, pasti jadi panjang, dan s...