Beberapa tahun lalu, ketika kami menghabiskan malam di sebuah lembah kaki gunung, saya pernah berbicara begitu banyak tentang Mr Defender kepada salah satu teman terbaik saya Mr Cajoon. Salah satu perkataan saya yang masih saya ingat sampai hari ini, adalah seperti ini:
terlepas dari aku suka sama dia, dia itu salah satu orang paling baik, paling kuat, paling bermoral yang aku tau, dan dengan siapa pun aku berjodoh nantinya, aku nggak akan menyesal pernah ngomong kayak gini tentang dia
Di masa-masa itu, alangkah sering saya mengucapkan 'entah kami berjodoh atau tidak...', 'entah siapa pun jodohku nanti...' atau 'entah apakah hubungan ini berjalan berapa lama...' setiap kali saya membicarakan Mr Defender dengan teman-teman saya. Lucu, kalau dipikir-pikir, sebelum bersama Mr Defender saya adalah orang yang tidak pernah memikirkan suatu hubungan akan dibawa ke mana, saya hanya menjalani, menikmati setiap detik dan mensyukuri setiap kenikmatan yang dibawa oleh hubungan itu. Kalau sudah waktunya berhenti, kalau jodoh sudah kadaluarsa, ya sudah. Tidak pernah saya memproyeksikan sebuah hubungan dengan masa depan. Itu hanya akan menghilangkan kesenangannya dan memberi banyak beban pada hubungan itu.
Bersama Mr Defender, untuk pertama kalinya dalam sejarah saya berhubungan dengan seseorang, saya begitu bahagia dan sekaligus putus asa bahwa hubungan itu tidak akan bertahan. Untuk pertama kalinya dalam hidup, saya begitu menginginkan sesuatu namun sekaligus tidak berdaya karena tahu bahwa mungkin mustahil saya akan memperoleh sesuatu itu. Lucu, bahwa cinta bisa menjadikan seseorang begitu kuat dan sekaligus rapuh pada saat yang sama.
seumur hidup aku nggak pernah secengeng ini, kan?
Malam itu, kabut gunung membuat jarak pandang begitu pendek. Gulita total. Namun, yang saya lihat hanyalah hamparan padang edelweiss. Putih dan mendamaikan.
Comments
Post a Comment