Skip to main content

jangan mau jadi palsu

Kamu positif palsu kalau kamu:
  1. membeli tas haute couture KW super lalu bertingkah seolah itu tas orisinal (plus mencela orang lain yang membeli dress korea KW 3 di ITC)
  2. berkampanye tentang membeli cd asli dari musisi (plus nyela mereka yang mengunduh dari internet) tapi memakai windows bajakan
  3. ikut sibuk acara selamatkan bumi dan paling getol update twitter tentang earth hour tapi hobinya jajan minuman botol plastik, meninggalkan kamar dengan lampu menyala, dan naik mobil isi satu orang kemana-mana
  4. mencoba impersonate (apa ya bahasa Indonesianya yang pas) seseorang yang kamu kagumi sampai kamu lupa siapa diri kamu
  5. punya agenda gaul rutin dengan satu geng yang membuatmu merasa lebih keren, padahal sebenarnya kamu benci setengah mati dengan acara bergosip mereka
  6. memaksakan diri nonton film yang bikin pusing cuma biar dibilang cool
  7. suka setengah mati sama Westlife tapi nggak mengakuinya karena takut dibilang cupu sama teman-teman
  8. sewaktu memilih buku di toko, selalu berpikir apa yang dipikirkan orang lain kalau kamu membaca buku itu di kereta atau busway
  9. menghujat seorang cewek berjilbab yang pakaiannya (kebetulan) terlalu ketat, sementara kamu sendiri berjilbab panjang tapi masih buka jilbab kalau pacarmu lagi apel ke rumah
  10. ikut nimbrung obrolan yang sebenarnya super membosankan hanya karena topik itu sedang hype dan kamu nggak mau dibilang kuper
  11. memanggil seseorang say, honey, darling, sister, tapi di belakang menggosip tentang alisnya yang ditato atau kukunya yang dicat merah darah
................. dan apa pun itu, yang menjadikanmu orang yang berbeda dengan dirimu yang sesungguhnya. Silakan tambahkan daftarnya.

Comments

  1. membeli CD asli, nonton konser, apalagi pura-pura ngefans padahal cuma demi gengsi, plus pura2 gape main musiknya padahal kagak -----> ini masuk gak? (nyomot dari tulisanmu sebelumnya :p)

    *siul siul*

    ReplyDelete
  2. ahahahaha... iya sih itu palsu, tp belum separah yg poin pertama, hahahaha

    ReplyDelete
  3. eh rona, btw pura2 gape main musik tu gmn ya? bukannya pas main bakal lsg ketauan kl gak bisa? *masih bingungdotcom* hahahaha

    ReplyDelete
  4. ngomongnya gape main musik, gitu maksudku :p. trus ketahuan ga gapenya pas disuruh main *maksa* :))

    ReplyDelete
  5. owwww.... I seeI see... ngaku2 gape maksudnya heheheheh (lemotdotcom) >>> masih heran kok ada yg begitu wkwkwk

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

sepatu

Pengakuan. Saya (pernah) punya lebih dari 50 pasang alas kaki. Terdiri atas sepatu olahraga, sneakers, high heels, wedges, flat shoes, sandal-sandal cantik, flip flop, sendal gunung, hampir semua model sepatu dan sandal (waktu itu) saya punya. Ada yang dibeli dengan tabungan beberapa bulan, khususnya yang sepatu kantor dan olahraga, tapi sebagian besar berasal dari rak diskon (untungnya ukuran saya 35 up to 36 sehingga sewaktu sale di mana-mana penuh ukuran itu dengan harga super miring, bahkan sering saya dapat sepatu Yongki dengan hanya 20 ribu rupiah saja) atau hasil jalan-jalan di Melawai. Sewaktu saya pindahan dari Jakarta ke Samarinda, Mr Defender sangat syok dengan paket yang berisi baju, sepatu, tas, dan asesoris saya yang jumlahnya mencapai 20 kardus Aqua besar (jangankan dia, saya pun syok). Lalu ketika akhirnya lemari di kos baru saya nggak muat menampung itu semua dan akhirnya sebagian besar dari 20 kardus itu terpaksa tetap dikardusin, setiap saya naksir baju, sepatu,

Mau Jadi Apa?

Kembali ke topik yang pastinya membuat mereka yang sudah membaca blog ini sejak lama muntah atau minimal menguap saking bosannya: karir dan passion . Hahaha, muntah, muntah deh. Brace yourself. Sebab ini merupakan salah satu topik pencarian diri yang memang belum berakhir untuk saya (dan mungkin tidak akan berakhir). Begini, ya, seperti yang semua orang tahu, saat ini saya tidak berkarir di bidang yang sesuai dengan minat saya. Bahkan, saya sendiri tidak tahu minat saya apa. Apakah saya sudah mencoba pepatah bijak jika tidak bisa mengerjakan yang kamu cintai, cintailah apa yang saat ini kamu kerjakan? Hm, sudah, sejuta kali, dan sebesar apa pun saya berusaha tidak mengeluhkan pekerjaan saya, saya memang tidak bisa bilang saya cinta, apalagi menyatakan ini adalah passion saya. Jangan salah, saya bersyukur atas pekerjaan saya, dan saya menikmati semua yang pekerjaan ini berikan: gaji yang cukup untuk hidup layak, waktu yang longgar untuk menikmati anak-anak saya bertumbuh, fasilita

Kurikulum

Suatu sore, saat saya sedang pusing mengatur jadwal les dan jadwal belajar anak-anak, seorang sahabat lama menyapa lewat pesan singkat. Saya belum sempat membacanya hingga sejam kemudian, karena mengatur jadwal dan kurikulum ekstra anak-anak ini sungguh menguras waktu, energi, dan pikiran. Mengapa? Karena sejak anak masuk sekolah tiba-tiba saya jadi berubah mirip Amy Chua yang ingin anaknya bisa segala hal. Apalagi Mbak Rocker nampak berminat dengan semua kegiatan: main piano, renang, bahasa Inggris dan Mandarin, melukis, taekwondo... Belum lagi hal lain yang tidak dipilihnya namun wajib dilakukan karena dia harus bisa: mengaji, berbahasa Arab dan Jawa, memasak dan berkebun hahaha... semuanya harus dijadwalkan. Kalikan dengan tiga anak, maka habislah waktu ibu mengatur jadwal (serta mengantar jemput). 'Kurikulum' anak-anak memang lumayan padat. Kembali ke pesan singkat teman saya tadi. Dia mengirim pesan panjang yang berisi keluh kesah kehidupan rumah tangganya. Saya cuku