senja di pelabuhan tanjung laut, april 2011 |
Seperti setiap senja di setiap pantai, tentu ada juga burung-burung, pasir yang basah, siluet batu karang, dan barangkali juga perahu lewat di jauhan. Maaf, aku tidak sempat menelitinya satu persatu. Mestinya ada juga lokan, batu yang berwarna-warni, dan bias cahaya cemerlang yang berkeretap pada buih yang bagaikan impian selalu saja membuat aku mengangankan segala hal yang paling mungkin kulakukan bersamamu meski aku tahu semua itu akan tetap tinggal sebagai kemungkinan yang entah kapan menjadi kenyataan.
(Seno Gumira Ajidarma)
Saya adalah orang yang melankolis. Mungkin seluruh dunia sudah tahu. Walaupun dalam menyikapi berbagai hal saya selalu pragmatis, namun sebenarnya saya melihat seluruh kehidupan dari sisi emosional, bahkan spiritual. Mungkin saya punya bakat depresif. Mungkin saya ingin jadi penulis atau penyair, namun tidak punya bakat :D
Ada sesuatu antara saya dan senja, walaupun saya tak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata seperti Seno Gumira Ajidarma. Saya selalu menyukai senja, dan membayangkannya sebagai momen di mana matahari memberikan kecupan terakhir untuk bumi, dan meninggalkannya dalam kelam yang panjang, sebelum bertemu lagi esok hari.
*) dari judul cerpen Seno Gumira Ajidarma
Ada gak ya orang melankolis yang bersifat koleris juga? :D
ReplyDeleteada kok, justru menurut buku 4 kepribadian itu, gabungan melankolis-koleris adalah bentuk pribadi paling kuat dan bisa berkembang menjadi manipulatif, hehehehe :)
ReplyDeleteaku koleris melankolis, btw :P